Eps. 41

356 10 0
                                    

Arnav termenung di ruangan bayi yang pernah ia siapakan dengan Khushi . Airmatanya tak henti-hentinya mengalir saat menatap peralatan bayi yang dibelinya bersama Khushi dulu. 

"Chotee.." lirih nenek menghampiri dan duduk disampingnya

Arnav segera menyeka airmatanya.

"Sudahlah sayang.  nenek minta maaf Sudah berkata seperti itu kepadamu tadi "

Ia pun menatap cucunya dengan  sedih " Chotee,  apa kau mencintainya ?" Arnav terdiam dengan pertanyaan sang nenek.

" Jika kau memang mencintainya , kejarlah dia jangan biarkan dia pergi " .

"Tapi bagaimana caranya.  Bahkan saat ini dia tidak mau melihatku . Dia membenci diriku nek " gumam Arnav

" Dasar anak bodoh. Dulu kau rela menyelinap masuk kedalam rumah hanya untuk bertemu dengannya. Lalu kenapa kau tidak bisa pergi ke Lucknow  untuk menemuinya " kesal sang Nenek membuat Arnav tertegun. lalu kemudian membelai wajahnya

"Aku ini nenekmu.  Kau tidak perlu menyembunyikan perasaanmu . Nenek tahu kau pasti menginginkan Khushi kembali. Untuk itu, pergilah.  Kejar  dia dan  bawa dia kembali kerumah ini.  Nenek akan selalu mendukungmu sayang " ucap sang nenek.

tanpa pikir panjang Arnav pun pergi untuk menemui Khushi.  Meskipun ia tahu semua itu pasti akan sulit, tapi apapun yang terjadi dia harus bertemu dengan Khushi dan meminta maaf padanya.

"Semoga kau berhasil Chotee " harapan sang nenek.
..

Di Lucknow,

Khushi tengah berpamitan dengan keluarganya untuk pergi bersama Rudra keindonesia. Dia ingin merubah hidupnya disana dan melupakan semua kenangan pahit itu.

"Jaga dirimu baik-baik disana. Ibu hanya ingin melihat Putri Ibu semua bahagia.  Berjanjilah pada ibu kau tidak boleh bersedih lagi. Dan jangan lupa sering-sering lah menghubungi kami disini  " peluk garima lalu kemudian menatap kearah Rudra

"Rudra hanya kaulah yang mengerti perasaan Khushi saat ini.  Bibi titip Khushi padamu " ucap Garima dengan teruraian airmata.

"Bibi jangan khawatir . Kalian semua jangan khawatir aku akan menjaga dan melindungi Khushi semampu yang aku bisa.  gadis seperti Khushi seharusnya pantas mendapatkan kebahagiaan bukannya penderitaan " senyum Rudra meyakinkan Garima, bibi dan juga payal.

"Terimakasih Rudra untuk semuanya. Kami tidak tahu bagaimana harus membalas kebaikanmu kepada keluarga kami selama ini " ucap  Bibi madumati mencangkupkan kedua tangannya.

"Bibi sudahlah. Lagipula aku sama sekali tidak keberatan untuk membantu Khushi.  Dia adalah temanku jadi aku akan melakukan apapun untuk membuatnya bahagia " ujar Rudra tersenyum menatap Khushi.

Khushi pun memeluk satu persatu keluarganya sebelum akhirnya pergi bersama Rudra.

Tak lama setelah kepergian Khushi. Arnav akhirnya tiba di kediaman Khushi.

"Ibu mertua dimana Khushi.  Biarkan aku menemuinya. Ada banyak hal yang ingin aku bicarakan padanya.  Aku mohon.. " lirih Arnav dengan nada memohon.

"Untuk apa, apakah untuk membuatnya menangis lagi. Tidak puaskah kau sudah memberinya banyak luka. Sekarang pergilah dia tidak mau menemuimu  " ketus Bibi madumati.

"Ibu aku mohon beri aku kesempatan sekali lagi untuk memperbaiki semua ini. Ijinkan aku menemuinya, bu  " Arnav terus memohon kepada Garima.

"Maaf Arnav tapi Khushi sudah pergi " gumam Garima membuat Arnav terkejut dan melepaskan tanganya dari Garima.

"Apaa...pergi?"

"Ya, dia sudah pergi.  Aku harap kau tidak akan pernah menemuinya lagi. dasar pria jahat  " ketus Bibi madumati lalu masuk kedalam rumah bersama yang lainnya meninggalkan Arnav.

"Tidak, ini tidak mungkin " tangisnya

"Khushiiii..."

Khushi tersadar dan menoleh kebelakang saat ia merasa seperti ada yang memanggil namanya.

"Ada apa?   " tanya Rudra. 

"hmm tidak ada apa-apa. Mungkin aku berhalusinasi tadi  " jawabnya tersenyum.

Rudra tahu Khushi pasti sedang berbohong kepadanya.

"Khushi. Apa kau menyesal pergi dengan ku ? " tanya Rudra kembali.

Sejenak Khushi teringat kebersamaannya dengan Arnav saat pertama kali mereka  bertemu. lalu kemudian tersenyum getir.

"Ini sudah Menjadi  keputusanku. Dan aku tidak akan pernah menyesalinya " tanpa terasa airmata pun jatuh dari pelupuk matanya.

Rudrapun menaruh kepala Khushi untuk bersandar didadanya.

"Aku tahu semua itu pasti halusinasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tahu semua itu pasti halusinasi. Dia tidak mungkin mencariku. Saat ini Dia pasti bahagia karna sekarang aku tidak lagi menjadi penghalang diantara dirinya dan chandni "
"Selamat tinggal kota Lucknow , selamat tinggal semuanya  " batin Khushi.

.

Beberapa jam kemudian tibalah mereka diindonesia. Negara yang begitu dikagumi banyak orang. Bahkan Khushi pun begitu takjub saat menginjakkan kakinya dinegara yang dijuluki surga itu untuk pertama kalinya.

" Kau takjub ?" Khushi hanya mengangguk dan terus memandangi pemandangan disana.

"aku sudah menyewa apartemen untukmu, tapi sekarang  kita harus pergi menemui rekan kerjamu terlebih dahulu "

Khushi mengangkat alisnya " Rekan kerja ? "

"Tentu saja.  memangnya kau kemari untuk liburan? "  Khushi memanyunkan bibirnya.

Rudra pun terkekeh saat melihat raut wajah Khushi "Aku bercanda "

"Kau bilang kau ingin melupakan masa lalumu dan memulai hidup baru. Jadi kurasa bekerja adalah satu-satunya cara untuk menghilangkan kesedihanmu saat ini.  ikutlah denganku kau akan segera tahu apa maksudku " Rudra meyakinkan Khushi. 

Setelah kepergian Khushi beberapa hari yang lalu Arnav Tak henti-hentinya mengunjungi rumah Khushi di Lucknow dan berharap Khushi ada disana . Namun sayangnya  harapan itu sia-sia saja karna wanita yang ditunggunya tidak  pernah kembali lagi dan mungkin dia tidak akan pernah lagi bertemu dengan Khushi untuk selamanya .
...

My Love KHUSHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang