Eps. 43

355 8 1
                                    

Khushi pun menyerah dan mengaku kalah. Karna dia sudah tidak sanggup lagi untuk memakan semua sate itu.

"Aku menyerah. Aku tidak sanggup lagi menghabiskannya " ujarnya sambil mengangkat tangan tanda dirinya mengakhiri tantangan itu.

Rudra tersenyum puas melihat kekalahan Khushi  " kalau begitu,  kau harus menceritakan semua rahasiamu padaku"

"Baiklah,  rahasia apa yang ingin kau tahu? " tanya Khushi Tersenyum penuh antusias.

Rudra  kemudian terdiam sejenak sambil menatap serius kearah Khushi
"Apakah dia masih ada dihatimu !"

"Arnav Sing Raizada"

seketika senyum diwajah Khushi pun menghilang ketika mendengar nama itu.

" dia memang pernah ada dihatiku,  dia juga pernah menjadi bagian di hidupku. Tapi semua itu sudah berlalu. Dia hanyalah sebuah masa lalu yang harus aku hilangkan untuk  selamanya  " ujar Khushi tersenyum getir.

Lalu kemudian tertawa saat melihat wajah Rudra yang berubah sedikit serius " haha..ternyata wajahmu lucu sekali jika sedang serius "

"Hah, sudahlah jangan bahas itu lagi . Eh tunggu... ngomong-ngomong kenapa perutku jadi mules begini . Aku rasa sepertinya aku ...harus pergi ke..toi..let...sekarang " tanpa basa-basi lagi Khushi pun berlari ketoilet dengan terbirit-birit.

Rudra hanya bisa terkekeh dan menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah konyol Khushi " dia memang belum berubah,  dasar.. ".

Sementara disisi lain Arnav tengah disibukkan dengan pekerjaannya dikantor. Matanya masih terfokus kelayar laptop yang ada didepannya Sebelum akhirnya  menghentikan aktivitasnya saat Hari Prakash ( HP) sang asisten pribadinya menghampiri.

"Kalau kau sudah selesai dengan pekerjaanmu, kau boleh pulang  " lirih Arnav kepada HP.

"Se....serius tuan . Bi- bisakah kau mengulanginya lagi " ujar HP tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

"Kudengar, malam ini kau akan berkencan dengan kekasihmu ?!"

"bukan kecan tapi istilah tepatnya dinner romance... " jawab HP dengan nada alaynya. 

"terserah, Apapun itu kau boleh pergi sekarang ! Dan ya, Sepertinya Ada masalah dengan agen perusahaan di Indonesia. Besok aku akan pergi kesana  kau boleh  mengambil cutimu besok "

Betapa bahagianya Hari Prakash saat mendengar itu. Sebab beberapa bulan terakhir ini ia tidak pernah mendapatkan cuti maupun libur dari atasannya itu  .
"Astaga tuan, aku tidak menyangka kau begitu sangat  perhatian " lirih HP dengan nada alaynya kembali sambil memeluk tubuh Arnav .

"Iyuuuh, kau begitu menjijikkan !  sudah cepat pergi sana , jika tidak jangan salahkan aku atau perusahaan jika kau masih belum menikah juga  " ujar Arnav tersenyum  geli dengan tingkah asistennya yang begitu lebay dan juga alay.

"Siap,  terimakasih banyak tuan.  Aku permisi dulu " sebelum pergi dari ruangan itu HP menghentikan langkahnya dan menoleh kembali menatap atasannya.

"Tuan, teruslah tersenyum seperti itu   " gumam HP sebelum akhirnya pergi dari sana.

Kata-kata terakhir Hari Prakash  terasa berdengung ditelinga Arnav  "memang seharusnya aku  tidak perlu banyak berharap seseuatu yang belum tentu akan kembali lagi ".

Taklama terdengar suara ponselnya berdering.

"Chotee pulanglah, sepertinya Laksmi akan segera melahirkan "

"Tapi nenek, bukankah tanggal perkiraannya seminggu lagi. Oke, baiklah aku akan pulang sekarang " Arnav mengakhiri panggilannya dan bersiap untuk pulang.

Tidak sampai 1 jam ia pun sudah tiba dirumahnya.

"Iya nenek aku sudah sampai dirumah, apakah laksmi sudah melahirkan  ?"

" hehe ..nenek minta maaf sepertinya Laksmi tidak jadi melahirkan".

"Hah, tidak jadi melahirkan? "

"Iya, nenek pikir dia akan melahirkan ternyata nenek salah "

"Bahkan nenek juga sudah menelpon chandni,  mungkin sebentar lagi dia akan sampai kemari.  Jadi tunggulah diluar  katakan padanya  nenek minta maaf.  Ini semua hanya kekeliruan nenek saja   "  nenekpun mengakhiri panggilannya.

" Arnav ji " panggil chandni berlari menghampiri Arnav.

"Bagaimana keadaan laksmi?"

"Nenek tadi hanya keliru,  laksmi tidak jadi melahirkan" jawab Arnav.

"Hahhh, syukurlah.  Apa nenek sudah tidur? " tanya chandni

"Kurasa belum" jawab Arnav.

"Aku rasa nenek terlalu cemas memikirkan kelahiran Laksmi " desah chandni

"Ngomong-ngomong Apa yang kau bawa ditanganmu? " ujar Arnav saat melihat bingkisan di tangan chandni.

"Oh ini hadiah ulang tahun untuk nenek ".

"Hadiah ulang tahun?  Bukankah kau sudah memberinya hadiah saat kita merayakannya kemarin " ujar Arnav

"Aku tahu, tapi aku merasa nenek kurang  menyukai gelang itu. Jadi aku membelikan kado lain untuk membuatnya senang" senyum chandni lalu memberikan bingkisannya kepada Arnav. 

"Chandni,  nenek bukannya tidak menyukai gelang-gelang itu.  tapi memang dia sudah terlalu punya banyak gelang dikamarnya .  Kau pasti lelah seharian ini mengurus persiapan pernikahan kita,  aku tidak  ingin kau membuang waktu mu untuk membeli semua ini"

"Kurasa ini sepadan dengan rasa lelahku. Aku ingin semuanya sempurna, menjadi menantu yang paling berharga baginya nanti  " jawab chandni

"Aku tahu dulu aku memang egois, dan aku harap kali ini nenek benar-benar  percaya jika sekarang aku sudah berubah " sambungnya.

Arnav tersenyum haru mendengarnya, iapun menggenggam tangan chandni " chandni, kau sudah berbuat cukup untuk keluarga ini.  Jangan sampai kau kelelahan, mengerti ! "

Chandni mengangguk dan memeluk Arnav " kau tahu, pelukanmu ini adalah kekuatan untukku. Jadi aku tidak akan mengecewakan nenek demi kau".

"O ya Arnav ji. Apakah besok kau punya waktu ? Aku sudah janji dengan seorang desainer yang akan merancang baju pernikahan kita"

"Besok aku harus pergi ke Indonesia. Jadi, maaf aku tidak bisa " ucap Arnav membuat raut wajah chandni terlihat sedih.

"Aku janji, aku akan pulang malam harinya. kau tidak usah sedih " sambungnya mengusap lembut kepala chandni.

"Hmm oke baiklah.  Tapi kau janji ya akan secepatnya pulang " Arnav hanya membalasnya dengan anggukkan.

"Ya sudah aku pulang dulu,selamat malam "

" malam" balas Arnav

Chandni menoleh kearah Arnav saat hendak menaiki mobilnya "Arnav ji, aku mencintaimu " teriaknya lalu kemudian menaiki mobilnya dan pergi.

Entah kenapa wajah arnav kembali murung setelah chandni pergi.

"Nenek mendengar semuanya Chotee " ucap nenek yang entah sejak kapan sudah berdiri didepan pintu.

"Nenek " Arnav melangkah menghampiri

" baguslah jika nenek mendengarnya . chandni membelikan hadiah ini untuk nenek " ujar Arnav sembari memberikan bikisan yang diberikan chandni

"Bukan itu. maksud nenek, nenek mendengarmu mengeluh  "
Kemudian nenek pun  menatap dan membelai wajah murung cucunya itu

" kau lelah ?"

"Kalau kau benar-benar mencintainya kau tidak akan lelah cucuku " ucapnya meyakinkan sang cucu.

Arnav tersenyum " Yang lelah itu pasti nenek kan?!" Gumam Arnav  menyentuh pundak sang nenek

"Karna aku tahu menunggu seseorang yang tidak akan pernah kembali itu jauh lebih melelahkan "  sambungnya membuat Nenek sedikit sedih

"sudah, lebih baik kita masuk. Udara malam Hari sangat tidak baik untuk kesehatan nenek" ajak Arnav sambil merangkul sang nenek.
..

My Love KHUSHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang