20 [part 1]

1K 49 7
                                    

Evren POV

"Al, kita duduk paling depan aja ya?" pintaku.

Alby menatap kedua bangku kosong itu dengan penuh keraguan dalam benaknya, karena posisi bangku tersebut persis di depan komok Guru. Memang sih letaknya tidak strategis untuk menerapkan sistem contek-mencontek pada saat ulangan harian berlangsung. Jadi usahakan mulai dari sekarang aku harus lebih giat belajar dan melatih diri agar kuat mental bila sewaktu-waktu sedang berhadapan dengan Guru baper.

"Lo yakin mau duduk disitu, Ren?"

Aku mengangguk pelan, meskipun ada sedikit rasa ragu. "Nggak ada yang perlu ditakuti. Segalak-galaknya Guru, mereka nggak bakal sampe nekat makan kita-kan?" Kutaruh tas dan duduk lebih dulu.

Detik-detik awal ia masih ragu. Matanya melihat kesana kemari untuk berusaha mencari celah, namun kenyatanya memang sudah tak satupun ada kursi kosong selain yang kini berada dihadapannya. Semua murid ternyata datang lebih awal dibandingkan kami.

Secara terpaksa ia pun memutuskan untuk ikut duduk di sebelahku, mungkin bokongnya memang sudah tak kuasa menahan pesona kursi baru. Meskipun demikian, Alby justru duduk dalam keadaan merajuk. Seakan-akan duduk di kursi paling depan itu bagaikan ancaman baginya.

Huh, daripada ikut bad mood gara-gara memperhatikan wajahnya yang sedang tidak enak dipandang, lebih baik kuarahkan pandangan ini keseluruh penjuru kelas.

"Eh, eh liat deh! Kertas gue udah penuh dongg." Dengan bangganya cewek berambut ikal bergaya cewek hits itu memamerkan selembar kertas pada teman sebangkunya.

"Iiihh, masa gue seneng banget tau bisa dapet TTD cogan!" Jerit cewek yang bersebrangan dengan cewek berambut ikal.

Gilaaa, TTD-nya aja udah cakep apalagi orangnya." Cewek ini jingkrak-jingrak sambil tiada henti memuji orang yang dimaksud.

Ya ampun, jadi dari pertama aku dan Alby memasuki ruang kelas, suara riuh tersebut cuma gara-gara ada perkumpulan cewek centil yang lagi sibuk membahas selembar kertas yang diperintah Kakak OSIS untuk mengumpulkan TTD dari anggota OSIS dan MPK? Huh, ada-ada saja kemauan Kakak-Kakak itu!

Aku tahu itu hanya akal-akalan mereka saja dengan jaminan 'Siapapun yang berhasil melengkapi semua TTD dikertas ini akan mendapat hadiah menarik.' Dengan begitu murid-murid kelas X akan tertarik atas permainan yang sudah mereka susun dan rencana mereka supaya cepat famous dikalangan para adik kelas baru akan berhasil.

"Al, lo bawa kertas TTD yang waktu itu dikasih Kak Sekar gak?"

Tak ada jawaban darinya.

"Al?"

Ini kedua kalinya tak ada jawaban. Kening Alby masih dalam keadaan tertempel di meja. Mungkin, ia masih belum terima plus kecewa gara-gara nasib duduk di depan.

"Al?!!"

Lama-lama sebal juga sih tidak ditanggapi. Akhirnya kumengguncang-guncang tubuhnya agar ia terbangun dari kemalasan. Padahal ini-kan hari pertama di kelas baru. Jadi semua orang yang ada di kelas ini harus ceria termasuk Alby.

"ALBY, LO KENAPA?!!"

Ketika kulihat wajahnya. Kedua mata sudah dalam kondisi tertutup rapat, seolah ia memang sedang tertidur pulas. Saat kusentuh keningnya, seketika langsung ada radiasi menjalar ke kulitku dan rasanya panas sekali melebihi suhu normal tubuh pada umumnya. Warna bibirnya juga berubah menjadi pucat.

Oh, tidak!!! Ini benar-benar buruk!!! Jangan-jangan Alby pingsan!!!

"Tolong!! Tolong!!!" teriakku sekencang-kencangnya di dalam ruang kelas X IPS 3 hingga membuat seisi kelas terpusat padaku.

Mereka semua kebingungan melihatku terus- menerus berteriak histeris.

"Pleass ... Kalian harus bantuin gue!! Temen gue pingsannn!!!" Aku semakin histeris dan kini ada butiran air yang baru saja muncul dari bola mataku.

Segerombolan orang langsung melingkari kami berdua. Hawa disini jadi terasa semakin pengap, karena ruang kelas ini hanya difasilitasi 3 kipas angin. Selain itu mereka malah menjadikan Alby sebagai bahan tontonan. Benar-benar keterlaluan!

Aku mulai geram. "Hey, kalian!! Cepet bantu gue bawa dia ke UKS!!"

"Eh bantuin, woy!!! Ngapa jadi pada ngeliatin doang?!!" Akhirnya salah satu siswa mengantisipasi kondisi dengan cara mengajak teman-temannya untuk ikut membopong Alby ke ruang UKS.

"Kasih jarak, kasih jarak napaa!! Anak ceweknya pada minggir dulu dong, ngalangin jalan nihh!!!" Perintah siswa lain yang berhasil mengusir cewek-cewek yang kerjaannya suka update status atau merekam video buat diviral-in di dunia maya.

Suka heran sama kebanyakan anak generasi muda zaman sekarang. Ada orang di-bully bukannya diselamatin, eh malah divideo-in. Entah ini, entah itu, pokoknya kalau ada apa-apa hampir semuanya divideo-in, terus nantinya bakal upload di sosial media. Faidahnya apa coba? Dan sekarang lagi ada teman sekelas pingsan bukannya dibantu malah cuma dipelototi, si Alby kalau cuma dipelototi sampai lebaran monyet memangnya dia bakal sembuh sendiri? Dan kalau sampai terjadi sesuatu sama Alby bagaimana? Bisa-bisa is dead duluan tuh orang. Mereka tuh kayak individualis. Ibarat bisa hidup tanpa orang lain. Huh, dasar! Come on, Change your mindset Indonesian youth!

TBC ...

My Warm BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang