34 [part 1]

715 20 0
                                    

Author POV

6 menit sebelum bel masuk berdering, Alby baru saja tiba di sekolah dan ia sudah tidak sabar untuk menyapa hangat kekasihnya. Ketika masuk kelas, ia sudah mendapati Evren sedang dalam keadaan murung bahkan untuk mengangkat kepala saja ia harus menopangnya menggunakan kedua tangan yang saling bersentuhan dikedua sisi pipinya, nampaknya hari ini ia sedang tidak bersemangat untuk mengikuti proses KBM.

*KBM = Kegiatan Belajar Mengajar.

"Kamu kenapa, Ren?" Alby segera menaruh tas kemudian duduk di sebelah Evren.

Evren spontan terkejut dan menjawab seadanya, ia sama sekali tidak menyadari keberadaan Alby di sampingnya. Bahkan Alby masuk kelas saja ia tidak tahu padahal Alby melintas tepat dihadapannya. "N-ng ... gak, gapapa kok," ucapnya berbohong.

"WOY ADA BU TATI!!" seru ketua kelas membuat seisi ruangan menjadi semakin riuh, siswa-siswi kelas X IPS 3 kembali ke tempat duduknya masing-masing.

"Selamat pagi murid-murid!" sapa hangat dari Bu Tati. Selain menjabat sebagai penjaga UKS, beliau juga menjadi Guru Matematika dan mengajar di kelas X dan XI. Beliau orang yang sabar dan telaten dalam membimbing siswa-siswi SMA Indonic, beliau juga penyayang dan pengertian, pokoknya dijamin paham plus pintar apabila diajar oleh beliau.

"Pagi, bu!" balas kami serempak.

"Hari ini kita kedatangan murid baru lho ..."

"MURID BARU?!"

Bu Tati tersenyum ke arah ambang pintu sebagai isyarat.  Muncullah sesosok cowok tampan dengan style cool-nya. Ia tak lupa untuk memampangkan senyum manis yang ditujukan untuk seisi kelas X IPS 3. Beberapa kaum hawa menjerit histeris saking kagumnya. Tubuh cowok itu menjulang tinggi dan nampak berbidang, berbeda tipis dari bentuk tubuh yang dimilik Alby.

"Anak-anak ini temen baru kalian."

"Pagi semua!" sapanya.

"GANTENGGGG!!!"

"COGANNNNN!!!"

"HUSBANDO GUEE!!!"

"OPPA BUAT MASA DEPAN GUEE!!!!"

Banyak kaum hawa berkoar-koar memuji ketampanannya, namun tidak dengan hal yang dilakukan Evren.

Why dia pindah ke sekolah ini?!! Why gue bisa sekelas sama diaa??!! Whyy, whyyy, whyyyy??!!! batin Evren, ia masih tidak percaya atas apa yang ia lihat sekarang. Sesekali ia mengucak-ucak kedua matannya berharap bahwa ini hanyalah sebuah mimpi buruk yang sedang ia alami.

"Silahkan kamu memperkenalkan diri."

"Nama saya, Wiam Adelard. Biasa dipanggil Wiam. Saya murid pindahan dari SMA Delian. Hobi saya olahraga. Dari kecil saya suka banget main bulu tangkis. Harapan saya, semoga temen-temen bisa berteman baik dengan saya. Sekian terimakasih."

"Baik, terima kasih Wiam atas perkenalannya. Sekarang kamu boleh duduk di bangku yang kosong itu, tepat disebelah Dika."

"Baik, Bu."

"Hai, Ren!" sapa Wiam, ia senang setelah sekian lama akhirnya tiba waktunya ia bisa berjumpa lagi dengan putri sulung dari keluarga Andriansyah.

Ren hanya tersenyum kecut. Ia panik karena sedaritadi Alby memperhatikan gerak-gerik Wiam yang mencurigakan.

Alby menatap tajam ke arah Wiam, namun Wiam tidak menyadari hal itu. Alby terus memandanginnya dengan tatapan sinis hingga Wiam menaruh tasnya di sebelah Dika.

Alby menyikut lengan kiri Evren. "Kamu kenal dia?" tanya Alby sedikit berbisik.

Evren menatap Alby sekilas, terlihat jelas Alby sangat ingin mengintrogasi dirinya. Ia mengangguk pelan. "Ya, aku kenal."

My Warm BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang