Author POV
Bruk!
"Aww!! Sshhh ... Sakkiittt!!!" rintih Evren, saking nyerinya ia mengusap-usap bokongnya usai bertabrakkan dengan lantai.
Loh kok kayak gue kenal tuh sepatu, Evren mengamati sepatu yang dikenakan orang itu secara detail, sembari mengingat-ingat dimana ia pernah melihatnya.
Karena penasaran ia pun mendongakkan kepalanya untuk memastikan kalau sang pemilik sepatu itu sudah tidak asing lagi.
"Ah, lo lagi, lo lagi!" pekik Evren, ia merasa amat sebal pada sosok makhluk yang menabraknya barusan. Begitu pula sebaliknya orang tersebut kini sedang menatap tajam Evren dengan kondisi kedua tangan mengepal dipinggangnya.
"Kenapa sih tiap kali gue pas-pas-an sama lo, hidup gue kena sial terus?" tanya Evren sembari membersihkan roknya yang agak kotor.
"SAMA GUE JUGA!" Bobcha melempar balik perkataan Evren.
"Pake latah segala lagi!" sindir keras dari Evren. "Udah yuk, By! Ribut sama dia tuh cuma buang-buang waktu doang!" ucap Evren dan segera menarik lengan Alby untuk meninggalkan Kak Bobcha.
Evren dan Alby berjalan berdampingan menyusuri koridor lantai bawah. Suasanapun hening. Alby tahu bahwa Evren hari ini sedang bad mood. Apalagi barusan ia baru saja bertemu kakak kelas yang super menyebalkan itu.
"Oh ya, tadi udah bel istirahat. Kamu mau ke kantin nggak?" Alby berusaha membalikkan mood kekasihnya.
"Nggak!" tolaknya tanpa pikir panjang.
"Kenapa?"
"Nggak laper!"
"Tapi kamu mau-kan kalo temenin aku ke sana?" pinta Alby.
Evren menggelengkan kepalanya. "Aku mau ke Perpus."
"Yaudah, aku tinggal sebentar ya."
"Yaudah sana!"
Si Alby sempat kecewa sih gara-gara Evren menolak ajakkannya yang amat tulus dan padahal dia sudah sangat sabar untuk menghadapi sikap Evren yang terkadang membuatnya jengkel,akan tetapi maklumi saja lah, namanya juga cewek lagi sensi, jadi orang yang tak salah apa-apa bisa ikut terkena sasaran, seperti Alby yang dijadikan korban pelampiasan oleh pacar sendiri.
Evren menoleh sekilas kearah Alby ternyata ia benar-benar berjalan ke kantin seorang diri. Apa aku susul dia aja ya? Evren menaikkan sudut bagian kanan bibirnya karena bimbang. Gak usah deh, biarin aja, pikirnya.
Evren pun melanjutkan langkah kakinya menuju Ruang Perpustakaan yang letaknya dekat dengan Gazebo. Sampai disana ia membuka sepatu serta kaos kaki, lalu menaruhnya dirak sepatu yang telah disediakan, kemudian ia masuk dengan sopan sambil menyapa penjaga perpustakaan.
"Buku Sejarah ... sejarah ... sejarah ..., aduhhh ... Dimana sihh?? Kok nggak nemu-nemu?!!" Sudah 15 menit Evren mencari-cari Buku yang ia butuhkan untuk memudahkannya ketika mengerjakan tugas dari Guru Sejarah Peminatan.
"Ehh, kok ...?" kata Evren, matanya terarah ke salah satu buku lain yang berhasil menarik perhatiannya.
Identitas Buku
Judul : Gulliver's Travels - Perjalanan Gulliver ke Negeri Liliput dan Negeri Brobdingnag
Judul Asli : Gulliver's Travels: A Voyage to Lilliput and A Voyage to Brobdingnag
Penulis : Jonathan Swift
Kategori : Fantasi, Satir, Klasik
Tebal : 127 Halaman
"Asikk ... Gak nyangka gue bisa nemu beginian! Mantep juga nih sekolah, gak nyesel gue!" ucapnya kegirangan sambil membolak-balik cover depan dan belakang dari buku tersebut. Evren langsung next ke sinopsis karena sudah tidak sabar ingin membacanya.
Perjalanan ke Negeri Liliput
Kisah Gulliver pada perjalanan ini dimulai dengan pengantar yang disampaikan oleh Lemuel Gulliver. Dia memperkenalkan kehidupan dan alasan perjalanannya. Gulliver yang sangat suka jalan-jalan ini, memiliki profesi sebagai dokter yang bekerja di kapal Antelope.
Saat itu, Gulliver mendapat tawaran dari Kapten William Pritchard, kepala kapal Antelope, yang akan melakukan perjalanan ke Pantai Selatan. Tentu saja, Gulliver sangat senang dengan tawaran itu, ia menerimanya dan mereka mulai berlayar dari Bristol pada tanggal 4 Mei, 1699
....
"Oke, coba kita liat selanjutnya!" ucapnya seolah-olah sedang ada orang lain di sampingnya yang juga ikut membaca sinopsis itu, maklum kalau lagi bahagia dia bisa jadi gila seketika.
Perjalanan ke Brobdingnag
Dua bulan setelah kepulangannya ke Inggris, Gulliver memutuskan untuk melaut lagi. Pada tanggal 20 Juni 1702, ia berlayar menuju Surat (sebuah pelabuhan di india yang dikuasai Inggris sejak tahun 1612) dengan menggunakan kapal pedagang Adventure, dikepalai oleh Kapten John Nicholas.
Seperti perjalanan sebelumnya, yang membuat Gulliver terdampar di Negeri liliput, ia kembali terdampar karena kapalnya, Adventure terhempas badai.
Gulliver ditemukan oleh seorang petani setinggi 72 kaki (22 meter). Jika dibandingkan dengan orang-orang di negeri Liliput, orang-orang di Brobdingnag ukurannya 12:1 dari Liliput. Gulliver memperkirakan langkah raksasa itu sejauh 10 yards (9,1 meter).
...
"Sumpah ini seru bangettt!!!" Evren terkagum-kagum pada salah satu buku Fiksi Ilmiah itu. "Pokoknya gue harus pinjem buku ini!" ucap Evren bersemangat, nampaknya ia lupa tujuan awal untuk datang ke Perpustakaan.
"Ren!"
"Ehh, Alby. Gimana? Pasti udah kenyangkan?" tanyanya seraya terkekeh melihat perut Alby yang membuncit.
Alby nyengir seraya mengusap-usap perutnya. "Udah donggg ..." Syukurlah, ia ikut senang kalau mood Evren sudah kembali seperti sediakala.
"Kamu belom makan-kan?" tanya Alby, tangannya merogoh kedua saku celananya untuk mencari sesuatu. "Nih aku ada wafer dan roti selai coklat." Ia pun menyerahkan makanan tersebut.
Evren menerimanya dengan senang hati. "Wahh ... Makasih banyak!" tuturnya. "Tapii ..., bukannya gak boleh ya bawa makanan atau minuman ke dalem Perpus?"
"Biarin aja sih, nggak ketahuan ini," sahut Alby seenaknya.
"Bener juga!" pekik Evren.
Mereka berdua sama saja.
Masing-masing dari mereka duduk dibangku yang telah disediakan. Diam-diam Evren merobek bungkus wafer tersebut, lalu memakannya dengan sangat hati-hati dan mengunyahnya dengan lembut hingga tidak terdengar sedikitpun.
Alby terus memperhatikan kekasihnya yang sedang makan sembari fokus membaca buku. Saking nikmatnya sampai-sampai Evren tak menyadari ada bekas coklat yang menempel disudut bibirnya.
"Makan-nya pelan-pelan aja, jangan kayak bebek!" pekik Alby, kemudian ia membersihkan coklat itu menggunakan tissue, ia sengaja menyimpan benda itu disaku bajunya sebagai stok untuk modus ke Evren.
~●~
Laper atau baper? Ea :v

KAMU SEDANG MEMBACA
My Warm Boyfriend
أدب المراهقينPertemuan bukanlah keutamaan. Kedekatan bukanlah jaminan. Suka bukanlah tumpuan. Cinta bukanlah kepastian. Dan sayang bukanlah alasan. Karena orang yang benar-benar bisa menjadi penghangat, itulah yang kucari diantara kalian. ©oneda_ 01/02/18