Author POV
Alby.PF: Hai, Sayang ;)
Siapa sih yang tidak tertusuk oleh panah asmara saat pertama kalinya dipanggil sayang oleh orang yang kita cintai? Begitulah yang Evren rasakan usai melihat notifikasi dari kesayangannya, Alby.
Kaget?
Tersipu?
Bahagia?
Itu sudah sepaket.
Ev.Ren: Hai juga, Sayang :D
Alby.PF: Biar aku tebak pasti kamu lagi ...
Ev.Ren: Lagi apa hayo?
Alby.PF: Pasti kamu lagi senyam-senyum sendiri di depan layar hp
Bukan untuk yang pertama kali Evren terbahak melihat kekonyolan Alby yang mampu membuatnya tertawa geli tiada henti karena tingkat ke-PD-annya yang terlalu di luar batas nalar orang-orang awam. Evren sendiri tidak tahu darimana bakat itu diwariskan padanya.
Ev.Ren: Ah kamu sok tau!
Ev.Ren: Sekarang aku tuh lagi mikirin ...
Alby.PF: Mikirin apa?
Ev.Ren: Mikirin cogan, hehe
Alby.PF: Pasti yang kamu maksud itu aku, iya-kan?
Ev.Ren: Enggak
Alby.PF: Kayaknya aku gak punya bakat buat jadi peramal deh '-'
Alby.PF: Oh '-'
Kini Evren merasa puas karena telah berhasil memancing kecemburuannya Alby. Ia tidak menyangka akan jadi semudah ini. Tapi, kasihan juga si Alby jadi nge-down gitu, haha.
Ev.Ren: Mungkin kamu harus berguru dulu sama Roy Kiyoshi :v
Ev.Ren: Maksud aku tuh gak salah lagi
Ev.Ren: Jangan ngambek ya :)
Tanpa Evren sadari, ia telah memasuki tahap awal untuk mengikuti jejak yang ditempuh Alby. Ya, dia sekarang jadi lebih percaya diri dan berani mengutarakan pendapat dihadapan Alby maupun teman-temannya. Selain itu ia sudah belajar menggombali kekasihnya. Bila dilihat-lihat ternyata mereka berdua sama saja. Kayaknya sih mereka memang sudah ditakdirkan bersama.
Alby.PF: Ketauan banget kalo kamu sering nonton filmnya :))
Alby.PF: So sweet bangettt ... Apa perlu aku kasih sticker lope-lope buat kamu? :)
Ev.Ren: Gak perlu, soalnya separuh hati kamu udah ada diaku, ea ...
Alby.PF: Wadawww ...
Alby.PF: Hey, cantik! Coba deh liat ke bawah deh ... :)
Yang benar saja, Alby Pradipta Fachry kini sudah berada tepat di depan rumahnya. Padahal Evren masih mengenakan pakaian tidur dan keadaan muka juga rambutnya masih serba acak-acakkan. Ia langsung menutupi wajahnya saking malunya karena melihat Alby yang sudah terlihat bersih, wangi dan tampan. Ia juga mengenakan jaket navy dengan black jeans serta sepatu keren miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Warm Boyfriend
Teen FictionPertemuan bukanlah keutamaan. Kedekatan bukanlah jaminan. Suka bukanlah tumpuan. Cinta bukanlah kepastian. Dan sayang bukanlah alasan. Karena orang yang benar-benar bisa menjadi penghangat, itulah yang kucari diantara kalian. ©oneda_ 01/02/18