27

841 33 1
                                    

Author POV

"Mbak saya borong pop ice-nya untuk 36 porsi," kata Alby hingga membuat sang penjual pop ice tersebut melongo kebingungan. "Pilihan rasanya terserah Mbak aja yang penting enak. Gercep ya!" lanjut Alby sambil memberikan kedipan ala cogan.

Pop Ice Mpok Mumu adalah salah satu minuman penyegar yang cocok untuk menghilangkan dahaga. Kehalalannya sudah teruji diperut masing-masing, hehe. Minuman ini memang menjadi andalan anak-anak SMA Indonic dan sudah nge-hitz dikalangan remaja sekolah lain sejak beberapa tahun lalu. Hingga saat ini masih menjadi minuman favorit disegala usia dan kini pelanggannya sudah mencapai puluhan ribu orang.

Sebelum Alby mentraktir teman-temannya ia sudah mempersiapkan semua ini dengan matang dengan memboking tempat lebih awal jadi para pembeli lain yang biasanya duduk-duduk disini untuk hari ini hanya bisa memesan pop ice dan menghabiskannya di rumah.

"Siap mas ganteng!" pekik sang penjual itu dengan semangat.

Alby yang tadinya sudah berjalan beberapa langkah menuju meja makan kemudian ia membalikkan badan. "Udah dari dulu Mbak," ucapnya sangat PD hingga membuat Evren sedikit bergidik.

"Eh, Ren. Lo yakin si Alby punya duit buat traktir sekelas?" bisik Rania.

Evren berpikir sejenak lalu mengangkat kedua bahunya tanda tidak tahu. "Iya juga ya. Gue kurang yakin sih dia bisa bayar semuanya."

"Siap-siap talangin, ya. Jangan lupa ini semua hasil kerja keras Lin yang udah bikin heboh sekelas pas dia teriak-teriak kalo lo udah jadian sama Alby," Rania menahan kekehannya.

"Iya ini semua gara-gara Lin," Evren melemparkan lirikkan tajam padanya.

Elin yang sedari tadi sibuk nge-stalk mantannya jadi terganggu. "Hah, apaan?" kemudian Elin melanjutkan kembali tugas intel-nya tanpa memperdulikan Evren yang merasa sedikit jengkel padanya.

"Susah kalo ngomong sama orang bolot," umpat Evren.

Tiba-tiba Alby pindah kursi tepat di sebelah Evren. Ia habis cekikikan bersama teman-temannya yang memberi ucapan selamat atas keberhasilannya. Mereka juga ber-terimakasih karena sudah diberi pajak jadian.

"Sayanggg ..." goda Alby sambil merangkul bahu Evren.

Karena Evren tidak ingin merusak kebahagiaan Alby, jadi untuk sementara waktu ia harus menyembunyikan wajah cemberutnya.

"Gimana kamu seneng-kan?" tanya Alby sambil melihat satu per satu wajah teman-temannya yang sudah tak sabar menunggu minuman mereka sampai di meja masing-masing.

Baru kemarin jadian Alby sudah mengganti panggilan mereka menjadi 'aku, kamu'. Mungkin supaya terkesan lebih romantis. Meski sebenernya Evren belum terbiasa dengan hal itu dan masih malu-malu monyet untuk melakukannya. Ini pengalaman pertama Evren menjalin kasih pada seseorang. Ibaratnya masih canggung gimana gitu.

"Aku seneng kalo mereka seneng," Evren dengan manisnya menampilkan senyum. Sepertinya Evren sudah tidak menghiraukan rasa kesalnya pada Elin karena Alby telah berhasil membuatnya tersenyum dengan cara berbagi kebahagaiaan pada teman-temannya.

"Kamu kalo senyum tambah manis deh," Alby terpusat pada bibir Evren yang menggoda.

Evren mencubit pinggang Alby beberapa kali saking malunya karena sedari tadi mereka berdua jadi pusat perhatian teman-temannya.

"Romantis banget sih ... Bikin iri aja!" pekik salah satu teman mereka.

"Tuh-kan yang lain jadi mupeng," umpat Evren.

"Biarin aja supaya mereka buru-buru cari pasangan. Kan lumayan kalo diantara mereka ada yang jadian siapa tau kita yang bakal ditraktir balik," harap Alby.

"Ini dia pop ice-nya ..."

Evren terkejut melihat sang penjual hanya membawa satu nampan lebar. "Lah, mbak kok cuma 12 biji? Sisanya pada kemana?"

"Hah, biji?!" heboh Alby.

Evren langsung reflek mencubit hidungnya Alby agar ia berhenti sejenak untuk berpikiran kotor. Kemudian Evren kembali menatap kearah sang penjual.

"Sabar ya Non cantik, lagi mau saya anter," kata si penjual dengan santunnya melayani Evren yang terkadang tak sabaran kalau sedang lapar.

"Tuh sabar orang mah ... Kasian tuh mbak-nya. Sini mbak saya lap-in keringatnya dulu," kata Alby sambil mengelap beberapa butiran-butiran keringatnya dengan menggunakan tissue yang tadinya ia sediakan khusus untuk Evren dan kelihatannya sang penjual dengan senang hati menerima perlakuan lembut dari Alby.

Kini kepala Evren dalam kondisi tertunduk karena tidak ingin menyaksikan momen memalukan itu lebih lama lagi.

"Aduh makasih banyak ya mas-nya baik banget deh," puji sang penjual.

"Makasih Mbak," tanggap Alby santai.

Alby yang menyadari adanya kecemburuan sosial ia langsung menyikut lengan Evren. "Kenapa? Cemburu ya?"

"Hayoloh Alby ... Anak orang ditangisin," celetuk Rania. Elin yang sedaritadi berada di samping Rania dan masih saja sibuk sama mantan terindahnya kini ikut terpusat pada Evren dan Alby.

"Mending cewek lo buat gue aja."

"Sama gue aja mau nggak Ren?"

"Gak bisa gitu lah, Ren pasti maunya sama gue."

"Sadar diri dong muka lo semua tuh dibawah rata-rata!"

"Eh, gini-gini gue punya mantan 13!"

Seketika keadaan menjadi ricuh karena momen tadi juga menjadi pemicu keributan dikalangan cowok-cowok. Padahal baru sehari jadian tapi PHO-nya sudah banyak.

Alby nge-gas. "Enak aja! Dia cuma milik gue seorang!"

Cowok-cowok tadi akhirnya kembali tenang seperti semula. Bisa jadi karena mereka takut pada amukannya Alby. Payah sekali nyali mereka dibuat ciut oleh Alby padahal ia tak se-menyeramkan itu bila urusanya terkait Evren. Tentu, ia justru bertingkah manja seolah seperti anak kecil. Padahal faktanya si Alby memang tergolong anak mamih karena posisinya sebagai anak semata wayang.

Evren menengadah dan terbahak melihat kelakuan sang kekasihnya yang lebih pencemberu.

"Sayang maafin aku ya," ucapnya sambil meraih pipi Evren.

Ucapan permohonan maaf Alby membuat perut Evren semakin terkocok. "Lebay kamu ah! Orang aku B aja kok," ucapnya sedikit mendesah.

*B = Biasa

"Mas ganteng pesenannya udah saya antar semua ya ..."

"Oh, ya Mbak sekali lagi makasih."

"Non cantik jangan cemburu ya! Saya ndak bakal ngerebut si Mas-nya kok, hehe."

~●~

Tak terasa lebaran H-26 :v

Ganbatte untuk yg hari Senin UAS, jangan jadikan puasa sebagai alasan untuk bermalas-malasan :)

Jangan sia-siakan shalat tarawihnya ya kawan-kawan ...

Salam,

Oneda_

My Warm BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang