Chap 3

38.1K 3K 470
                                    

Sudah seminggu lebih Changmin diganggu dengan sinar laser yang selalu mengintainya dimanapun. Tidak peduli di kantor, di mobil, bahkan di apartemennya yang berada dilantai 7 pun, sinar laser itu sering mengganggu dan Changmin sudah berada diatas batas sabarnya sekarang.

Dia sedang berada di mobil, baru saja pulang dari reuni dengan teman masa SMA-nya. Saat tepat di lampu merah, lagi, sinar laser itu mengarah tepat di dahinya, Changmin sudah bersiap keluar mobil sampai suara klarkson berbunyi nyaring dari mobil-mobil di belakangnya karena lampu lalu lintas yang sudah berubah hijau. Terpaksa Changmin mengurungkan niatnya.

Changmin menepikan mobilnya tidak jauh dari rambu lalu lintas tadi, matanya berkeliling mencari sumber sinar laser yang mengarah padanya, tapi nihil, jalanan mulai lengang karena jam sudah hampir tengah malam.

Changmin keluar dari mobil, berdiri di trotoar samping mobilnya dan matanya mengarah kearah gedung perkantoran disekitarnya, tidak ada yang mencurigakan sampai ban mobil bagian belakang miliknya pecah.

"Brengsek!" Changmin memaki saat melihat ban mobilnya yang ditembak hingga pecah.

Matanya kembali berkeliling kesekitarnya, beberapa orang yang kebetulan berjalan disana terkejut mendegar suara letusan ban mobil Changmin yang cukup kuat.

"Ada apa tuan?" Seorang pria yang sepertinya pekerja di restoran cepat saji bertanya memastikan keadaan Changmin.

"Ban ku pecah, tidak apa, jangan khawatir" ucap changmin tak enak hati.

"Astaga, ku pikir ada apa"

"Maafkan saya" ucap Changmin sambil membungkuk.

Pria itu kemudian berlalu, meninggalkan Changmin yang mulai merasa was-was. Matanya menatap curiga keseluruh tempat. Jujur saja, dia mulai tertekan dan merasa terancam selama seminggu ini, dia ingin bertindak tapi pelakunya seolah kasat mata dan Changmin membenci kenyataan itu.

.

.

.

KOI NO YOKAN

.

.

.

"Hyung tidak pergi ke club?" Jimin melirik Yoongi yang sedang memeluknya dari belakang.

"Tidak, aku ingin dirumah saja"

"Biasanya hyung selalu pergi jika sudah tengah malam begini" Jimin mengelus lembut tangan pucat Yoongi yang sedang memeluknya.

"Sedang malas" Yoongi beralasan.

"Apa di kantor banyak pekerjaan?"

"Tidak juga, memangnya kau tidak suka suami mu dirumah saja?" Yoongi menaikkan sedikit badannya untuk bisa melihat Jimin.

"Suka sekali, kalau bisa, hyung tidak usah saja pergi ke club lagi" Jimin terkekeh , mengelus pipi Yoongi yang sedang menatapnya.

"Harus kah aku pensiun dini?" Yoongi meletakkan kepalanya dibahu Jimin yang sedang tertidur miring.

"Bukan ide yang buruk. Nanti kalau kita punya anak, tenaga Yoongi hyung yang susah tidur malam itu sangat dibutuhkan. Baby akan minum susu setiap dua jam sekali, itu artinya, sama sekali tidak bisa tidur nyenyak" ucap Jimin.

"Minum susu dua jam sekali?" Yoongi mengernyit heran.

"Ne. nah, karena Yoongi hyung tidak biasa tidur malam, jadi, Yoongi hyung yang akan menjaga baby dari malam sampai pagi, mulai dari mengganti popok, membuatkan susu, me..."

"Yang benar saja..."potong Yoongi.

"Tentu saja benar" Jimin mengernyit, menggeser kepala Yoongi yang berada di bahunya, kemudian menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang.

KOI NO YOKAN-2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang