"Hehe.. hehe Kau mirip suamiku" Jimin meracau dan mengelus jas bagian depan Yoongi yang berdiri didepan meja, tempat Jimin terduduk dalam keadaan mabuk.
Stella sudah kabur saat melihat Yoongi turun dari lantai dua bersama dengan pengawalnya yang disediakan oleh tuan Choi. Jangan Tanya dia kemana, dia pergi liburan. Dia sedang ke bandara sekarang.
"Pipinya..." Jimin menusuk pipi Yoongi dan terkekeh kecil dengan mata yang sayu. "Kulit suamiku juga sepucat milikmu" Jimin terkekeh lagi dan menurunkan jarinya keleher Yoongi.
"Ayo pulang" guman Yoongi pelan dan menarik tangan Jimin agar turun dari meja.
"ANDWAE!" Jimin menghempaskan tangan Yoongi dan menggeleng pelan. "Aku tidak mau pulang! Aku mau disini saja" Jimin tersenyum lebar.
Yoongi hanya bisa menghela napas saat Jimin bergeser mundur menjauhinya.
"Jiminie" panggil Yoongi lagi dan mendekat ke meja.
"Ah... suaramu juga mirip suamiku" Jimin terkekeh dan menatap Yoongi sayu.
Yoongi menarik Jimin hingga mendekat padanya, kaki Jimin menggantung mengarah lantai dan Jimin mencoba memberontak lagi.
"Yah! Yah! Jangan sentuh-sentuh!" Jimin menarik tangannya dan meletakkannya didepan dadanya.
"Jim, ini aku" Yoongi menunduk dan menghela nafas untuk yang kesekian kalinya.
Saat mendengar ucapan Yoongi, Jimin terdiam. Matanya memandangi wajah Yoongi yang berdiri didepannya, tangannya bergerak mengelus pipi pucat Yoongi dan kemudian Jimin menangis tanpa suara.
"Yoongi Hyung ..." rengek Jimin tiba-tiba.
"Iya, ini aku. Ayo pulang" bujuk Yoongi.
"Yoongi Hyung , Jiminie tidak mau pisah" Jimin menggeleng keras. Air matanya sudah mengalir dipipinya tanpa henti. Beberapa pengunjung dan pengawal Yoongi hanya bisa diam memandang kejadian didepannya tanpa mengerti masalahnya sama sekali.
"Iya, ayo pulang" ajak Yoongi dan menarik Jimin makin mendekat padanya.
"Gendong" Jimin meletakkan tangannya dibahu Yoongi dan terkekeh lagi, padahala baru sedetik yang lalu dia menangis.
Yoongi mengangguk, melepas jas miliknya dan menyampirkanya dibahu Jimin, berusaha menutupi bagian dada Jimin yang terlihat karena kerah bajunya yang sudah semakin turun.
Jimin meletakan dahinya di dada Yoongi, saat merasa ada jas yang tersampir dibahunya, Jimin mendongak, kembali menangis lagi.
"D-dulu.. dulu Hyung juga melakukannya... Hyung selalu melakukan ini kalau sudah membuatku menangis" adu Jimin dan membuat Yoongi makin menyesali perbuatannya.
"Hyung juga dulu menembakku agar berhenti bergerak" Jimin memegang kemeja dibahu Yoongi dengan erat.
"Iya. Ayo pulang" Yoongi tidak tahu lagi harus bagaimana dia menghadapi Jimin yang sedang mabuk. Dia akan membuat perhitungan pada Stella setelah ini.
"Hyung , Jiminie tidak mau pisah hiks... Jiminie akan merubah sikap Jiminie, tapi jangan tinggalakan Jiminie" Jimin mulai menangis lagi. Yoongi hanya bisa menutup matanya, menahan emosinya agar tidak menembak kepalanya sendiri sekarang.
Yoongi menarik paha Jimin dan menggendong Jimin seperti anak koala yang menempel di pohon. Yoongi melewati barisan tamu yang melihat penasaran pada mereka dan tentu saja hanya diabaikan oleh Yoongi, sementara Jimin masih saja meracau digendongan Yoongi.
Sampai di depan ruangan milik Yoongi, Wonho yang melihat Yoongi sedang menggendong Jimin, dengan terburu membuka pintu ruangan dan membantu Yoongi meletakkan Jimin yang sudah tertidur di sofa ruang kerjanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOI NO YOKAN-2
FanfictionYOONMIN! ( biar nyambung, silahkan baca yang KNY-1 dulu kakak yorobun) "Tentu saja begitu, uangku adalah uangku, uang Yoongi hyung adalah uangku. kita sepakat" "Sudah lama aku tidak menggunakan tongkat baseball-ku. Aku senang sekali hari ini" "Dia S...