"Morning, Assholeeee...." Sapaan terlalu ceria itu menyambut Yoongi yang baru saja sampai diruangannya.
Didepan Yoongi sedang duduk seorang 'gadis' yang sedang mengangkat kedua kakinya keatas meja kerja Yoongi. Wajahnya terlihat lebih pucat dari terakhir kali Yoongi melihatnya, rambutnya sudah di cat berwarna coklat gelap dengan lipstick merah menyala di bibirnya. Cantik dan menantang, itu kesan yang akan ditangkap jika orang baru pertama kali melihatnya.
"Ku pikir kau akan datang saat anakku berumur 2 tahun" Yoongi menutup pintu dibelakangnya dan berjalan menuju meja kerjanya.
"Dokumen kematianku sudah selesai, jadi aku kembali ke sini, soalnya aku bingung harus pergi ke negara mana" Stella menurunkan kakinya dan menyangga wajahnya diatas meja dengan kedua telapak tangannya. "Ada ide?"
"Apalagi kali ini?" Yoongi memutar bola matanya.
"Belikan aku senjata baru" Stella berubah serius.
"Jangan buat masalah lagi. Kemana saja kau selama ini?" Yoongi mendudukan diri didepan Stella yang masih enggan beranjak dari kursi kerjanya.
"Ada pengecut sialan yang mensabotase mobilku" Stella menghempaskan punggungnya kesandaran kursi.
"Kau kecelakaan di Kanada?" Yoongi mencoba menebak.
"Hampir mati!" Stella mencebik kesal mengingat selama enam bulan ini dia harus memulihkan kondisinya pasca kecelakaan yang nyaris saja membunuhnya.
"Kenapa tidak jadi?"
"Belum saatnya saja" Stella mengangkat bahunya cuek. "Belikan aku senjata" pintanya lagi.
"Siapa yang sedang kau incar?" Yoongi menatap penasaran.
"Salah satu anggota intelejensi Negara yang hidup dan bernafas disini, Shim Changmin. Aku akan menunjukkan padanya sebuah karya seni yang berjudul bagaimana cara membunuh yang sebenarnya, tepat di depan matanya" Stella tersenyum bahagia.
.
.
.
KOI NO YOKAN
.
.
.
"Hoseok hyung, ada apa?" Jimin mendudukan diri didepan meja Hoseok.
Tadi pagi Hoseok menelepon Jimin untuk bertemu di kantor agensi. Ada seseorang yang mencari Jimin.
"Jimin, maaf membuatmu kerepotan, dan terimakasih sudah datang" Hoseok tersenyum bahagia. Sudah lama dia tidak melihat Jimin. "Kenalkan, ini Shim Changmin" Hoseok memperkenalkan Jimin pada lelaki yang sedang berdiri disamping Hoseok.
"Park Jimin imida" Jimin menundukkan kepalanya sekilas, dia sudah kesulitan membungkuk, jadi maklumi saja.
"Maaf mengganggu waktu anda, anda pasti sedang sibuk sekali..." Changmin tersenyum dengan kaku.
Jimin melirik pada Hoseok, sedikit member kode pada Hoseok lewat matanya. "polisi?" Tanya Jimin tanpa suara.
Hoseok hanya mengangguk sekilas.
"Tidak, ada apa?" Jimin melirik antara Hoseok dan Changmin secara bergantian. Dia mulai panic. Seingatnya dia tidak melakukan pelanggaran hukum, kenapa ada polisi yang mencarinya.
"Jangan panic, maaf membuat anda tidak nyaman" Changmin yang mengetahui kepanikan yang berusaha Jimin sembunyikan, berusaha tersenyum sebaik mungkin.
"Langsung saja, Changmin-ssi. Aku takut Jimin memikirkan hal yang tidak-tidak dan berakibat buruk pada bayinya" Hoseok tersenyum kearah Jimin sambil menyodorkan minuman mineral.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOI NO YOKAN-2
FanficYOONMIN! ( biar nyambung, silahkan baca yang KNY-1 dulu kakak yorobun) "Tentu saja begitu, uangku adalah uangku, uang Yoongi hyung adalah uangku. kita sepakat" "Sudah lama aku tidak menggunakan tongkat baseball-ku. Aku senang sekali hari ini" "Dia S...