MINO
.
.
.
EXTRACHAP
.
.
.
KOI NO YOKAN-2
.
.
.
"Disana nanti, Mino harus menelepon Papa setiap hari" Isak Jimin, masih tetap memeluk pinggang anaknya yang akan pergi kuliah keluar negeri.
"Papa, itu berlebihan" Mino menggaruk kepalanya, salah satu tangannya terus mengusap pelan bahu Jimin yang naik turun karena menangis.
"Pokoknya telepon Papa setiap hari!" Kesal Jimin.
"Iya, Pa" Mino mengalah.
"Kalau Mino sakit, langsung pulang atau Papa akan langsung pergi ke Kanada. Pokoknya beritahu Papa apapun yang terjadi"
"Papa, sudahlah. Ini sudah seminggu lebih Papa menangis. Aku bahkan belum pergi, tapi Papa selalu menangis" Mino mengernyit, menatap pada Appa-nya untuk minta bantuan agar Jimin tidak terus menerus memeluknya. Sementara Yoongi yang ditatap hanya menaikkan bahu dan sibuk menimang bayi kecil baru keluarga mereka. Jiyu.
"Me-memangnya hiks... kalau kuliah di Seoul saja tidak bisa, ya?" Jimin melirik Yoongi yang berdiri dibelakangnya sejak tadi.
"Jangan Tanya aku, Tanya Mino" Yoongi lepas tangan.
"Mino-ya, kuliah di Seoul juga tidak kalah bagus daripada di luar negeri, kau bisa..."
"Papa, kita sudah bahas ini ribuan kali." Mino menghela napas lagi. "Aku tetap kuliah di Kanada. Titik"
Mendengar nada tegas dari anaknya, bibir Jimin melengkung turun, matanya makin berair, membuat Mino merasa bersalah.
"Aku akan rajin pulang, Papa. Aku janji" Mino menarik Jimin paksa, memeluk Papa-nya erat-erat dan menggerakkannya kekiri dan ke kanan. "Jangan menangis lagi, oke?"
"Janji ya harus pulang. Libur sehari juga tidak apa, Papa izinkan pulang" isak Jimin.
"Papa, libur sehari mana mungkin bisa pulang" Mino memutar bola matanya. "Lihat, Jiyu sedih melihat Papa menangisi ku terus" Mino membalikan badan Jimin untuk menatap pada Yoongi, Yoonji dan Jiyu di belakangnya.
"Aku rasa Jiyu butuh minum susu" Yoongi mencairkan suasana. "Aku akan mengangkat Yoonji ke kamar" Yoongi menyerahkan bayi kecil keluarga Min ketangan Jimin, sementara dia menggendong Yoonji yang tertidur di sofa menuju kamarnya dan Jimin.
"Hyung.." Panggil Jimin pelan.
"Hmm?" jawab Yoongi tanpa melirik kebelakang, dimana Jimin sudah mengekorinya menuju kamar.
"Mino..."
"Kita sudah membahas ini, sayang." Yoongi meletakkan Yoonji keatas tempat tidur. "Bukan aku yang ingin dia kuliah keluar negeri. Itu keinginan Mino sendiri"
"Tapi Mino belum bisa mengatur dirinya sendiri, hyung" tatap Jimin sedih.
"Dengan tinggal sendiri, dia akan belajar"
"Kalau begitu, install kamera CCTV di apartemen Mino. Terutama di kamarnya"
"Itu melanggar privasi. Dia anak kita, tapi dia juga butuh ruang untuk sendiri. Mino udah besar, Jim. Anak-anak tidak bisa selamanya hidup dengan kita. Mereka akan punya kehidupan sendiri, entah mereka akan menikah atau memilih hidup bebas seperti Stella, apapun pilihan mereka, kita hanya perlu mendukung" jelas Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOI NO YOKAN-2
Fiksi PenggemarYOONMIN! ( biar nyambung, silahkan baca yang KNY-1 dulu kakak yorobun) "Tentu saja begitu, uangku adalah uangku, uang Yoongi hyung adalah uangku. kita sepakat" "Sudah lama aku tidak menggunakan tongkat baseball-ku. Aku senang sekali hari ini" "Dia S...