Chap 8

37.5K 2.7K 569
                                    

Stella menatap lurus pantulan wajahnya di kaca kamarnya. Hari ini dia pulang ke rumah orangtuanya yang berada disalah satu pulau tersendiri. Rumah super mewah dan satu-satunya yang berdiri di tengah pulau. Tempat pelarian paling aman untuknya.

Bathrobe hitam yang membungkus tubuhnya turun perlahan menunjukan sisi bahunya dan tato itu muncul tanpa permisi. Rambutnya yang basah tidak membantu sama sekali dalam menyembunyikan nama di bahunya itu.

Stella tersenyum sinis. Saat nama itu muncul di kepalanya hanya ada rasa marah dan kehilangan besar yang dirasa. Stella merasa kekosongan yang benar-benar nyata dan hanya dia yang bisa merasakan seperti apa rasanya kehilangan orang itu.

Saat sibuk memperhatikan pantulan wajahnya di kaca, seseorang mengetuk pintu kamarnya, Stella berjalan malas dan memasang wajah datar dan angkuhnya yang selalu di tunjukannya di depan umum. Salah satu pelayan rumahnya tersenyum dan membungkuk sopan pada Stella.

"Apa?" Stella berdiri bersandar di samping pintu.

"Bunga untuk anda, Nona Princess"

Stella menaikkan alisnya. "Dari siapa? Aku yakin ini bukan dari Papa, mana mungkin Papa membelikanku hal tidak berguna seperti ini" Stella menatap lurus pada pelayannya.

"Tamu tuan besar yang memberikannya, Nona"

"Siapa?" Stella mengambil bunga dari tangan pelayannya. "Papa sudah tau soal ini?"

"Maaf, saya kurang tau, Nona. Tapi di dalam bunga itu ada memonya. Dan tuan besar sudah tau soal bunga ini"

"Oh, ya sudah. Terimakasih. Oh, ya, antarkan jus sayur ke kamarku" perintah Stella dan menutup pintu kamarnya.

Stella membuang bunga itu kedalam tong sampah begitu saja. Bunga itu terpental sedikit dan memo yang berada di dalam bunga itu tikut terpental dan terjatuh kelantai kamarnya. Sebuah kertas kecil berwarna merah muda yang sangat kontras dengan warna lantai kamar Stella yang berwarna hitam.

Stella melirik sekilas dan mulai tertarik. Rasa penasaran membuat Stella rela membungkukkan badannya hanya untuk mengambil kertas berwarna merah muda itu dari lantai.

'uangmu tidak cukup untuk perbaikan mobilku' – BYG.

Stella mendengus kesal. "Apa-apaan si brengsek ini" geram Stella.

Stella akhirnya mengingat kalau beberapa hari yang lalu dia menabrak seseorang . Seorang namja berkaca mata hitam yang bertanya dimana otaknya.

"Si brengsek ini akan tau dengan siapa dia berurusan! Kalau perlu aku akan membelikan tujuh mobil baru seperti miliknya itu!" Stella berjalan bergegas, menyambar card berwarna hitam di atas tempat tidurnya dan berjalan keluar kamar dengan rasa kesal yang menumpuk.

.

.

.

KOI NO YOKAN- 2

.

.

.

Ini pertama kalinya Jimin muncul di kantor Yoongi semenjak menikah dengan Yoongi dan memiliki anak. Hari ini Yoongi meminta Jimin ke kantornya bersama Mino karena mereka akan pergi ke dokter untuk cek bekas oprasi Jimin. Kalau Yoongi harus pulang ke rumah dulu, akan sangat merepotkan, mereka bisa-bisa tidak tepat waktu karena jalanan Seoul di sore hari sudah pasti macet total.

Jimin masih berdiri di depan pintu lobi dengan Mino di dalam gendongannya. Seorang bodyguard berdiri di belakang Jimin membawakan sebuah tas dengan aksen lucu khas anak-anak yang cukup besar. Jangan Tanya apa isinya, isinya hanya barang-barang milik Mino.

KOI NO YOKAN-2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang