PART 4

21.3K 886 16
                                    

Flashback off

Setelah mengingat itu , aku hanya bisa mengambil nafas panjang. Saat aku berbaring, mbak Desi memanggilku dari luar kamar , akupun keluar dari kamar dan menanyakan ada apa.

"Mbak ada pertemuan mendadak di rumah Dankinya mbak. Mbak kesana sama om mu. Kamu mbak tinggal gak papa?"

"lama mbak ?"

"Lumayan, mungkin kalau gak lama mbak sebelum magrib udah sampek rumah."

"Ohh, yaudah mbak berangkat aja , Lana bisa kok dirumah sendiri. Wartel depan rumah itu selalu buka kan?"

"Buka kok Lan sampek jam 5, terus buka lagi jam 8 malam, tapi nanti mbak usahain gak sampek jam segitu. Yaudah mbak berangkat dulu. Assalamualaikum." Pamit mbak Desi pergi Bersama om Dibyo, mengendarai motor varionya.

"Waalaikumsalam."

Karna ini masih sore baru jam setengah empat. Akupun mandi dan bersiap siap. Aku ingin melihat asrama ini, jalan jalan gak papa kalik. Saat aku jalan ada ibu ibu yang sedang asyik ngobrol dengan yang lain kemudian memandangiku. Akupun berusaha ramah dan menyapa mereka

"Permisi bu.. ucapku sambil tersenyum."

"Iya mbak, mau kemana mbak? ucap salah satu ibu ibu itu."

"gak tau te , Cuma mau jalan jalan aja." Ucapku ramah

"Oh ketaman aja mbak , tapi hati hati banyak om bujangan nanti di gangguin lho." Ucap ibu itu memberi saran. Rumahnya hanya terhalang dua rumah dari rumah mbak Desi.

"Taman depan situ te?" ucapku sambil menunjuk taman yang tak jauh .

"Iya mbak, ponakannya mbak Dibyo ya ?"

"Ehh.. iya bu , saya ponakannya." Ucapku.

"Kuliah apa masih sekolah?" tanya ibu itu lagi.

"Mau masuk kuliah te." Jawabku berusaha sopan
"Permisi te, saya mau lanjutin jalan sorenya." ucapku pamit.

"Iya mbak."

Sesampainya di taman Akupun menelusuri taman itu yang sedang sepi. Akupun duduk di kursi taman, di sebrang tempatku duduk ada lapangan voly kesukaanku serta sampingnya ada tempat tenis lapangan keinginanku karana sejak dulu aku ingin sekali belajar tenis lapangan. Ada dua spot tempat yang mungkin jadi tempat kesukaan ku di asrama ini. Bahkan lapangan voli ini ada dua. Karna hawanya sejuk aku mulai menjadi paparazzi, memfoto pemandangan yang ada kemudian menguploadnya ke instastoy. Hari semakin sore saat aku asik membalas komen dari teman SMA ku. Aku tidak sadar ada langkahan kaki mendekatiku.

"Permisi."

"Astaga." Ucapku kaget karna seseorang duduk di depanku.

"Maaf membuat kaget." Sambil duduk di bangku didepanku yang hanya terhalang meja. Jadi tempat duduk ini ada payungnya, terbuat dari beton kalo gak salah

"Eh iya om , gak papa."Kemudian aku kembali memfokuskan diri ke HP ku lagi.

"Kamu orang baru ya ?" tanya om itu membuka obrolan lagi setelah beberapa lama hening . hanya terdengar suara notif Instagram ku. Yang tidak ku bisukan.

"Iya saya orang baru."

"Tinggal dirumahnya siapa?"tanya om itu sedikit canggung.

"Ehmm rumahnya om Dibyo."

"Oh di sana. Kamu ponakannya ya?" sambil mengangguk- anggukkan kepalanya mengerti. Suasana mulai mencair.

"Iya om. Om disini ngapain."Tanyaku yang mulai focus berbicara dengan nya yang sedang menggunakan pakaian olahraga. Sedangkan aku mengenakan celana trening hitam Panjang. Dengan baju lengan Panjang berwarna biru muda.

Dituliskan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang