ADIT POV
Setelah ciuman singkat yang aku berikan barusan segera aku membawa Alana masuk ke dalam mobil karena dinginnya malam yang semakin menusuk dan waktu yang semakin larut, sebenarnya pernyataan cinta itu sama sekali tidak aku rencanakan, hanya terlintas dalam benakku untuk segera mengugkapkan perasaanku ini. Aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi.
Di dalam mobil sejak tadi aku sama sekali tidak mendengarnya bicara akupun menoleh menatapnya untuk sesaat. Tidur toh. Akupun hanya tersenyum melihatnya tertidur dengan pulas, wajahnya saat tidur sangat cantik. Segera aku melajukan mobilku dengan cepat agar bisa cepat sampai rumah.
Sesampainya di penjagaan aku berhenti sejenak untuk menunggu gerbang penjagaan di buka setelah itu aku berhenti untuk melapor pada penjaaan. Jam sudah menunjukkan pukul dua belas kurang lima. Segera aku keluar dari mobil dan membuka pintu rumah. Akupun menggendong Alana ala bridal untukku bawa menuju kamar. Tidak tega aku membangunkannya, karena aku tau dia pasti Lelah karena kegiatan yang full satu hari ini.
Setelah aku tidurkan, segera aku lepaskan sepatu high heelsnya berukuran lima senti berwarna pink nude itu, lalu aku menyelimutinya dengan selimut. Tidak lupa aku memberinya kecupan di keningnya. "Nice dreams sweet heart."Ucapku sambil mengusaap rambutnya.
**
ALANA POV
Aku terbangun dengan melihat kak Adit masih terjaga dalam tidurnya. Dia sangat tampan saat sedang tertidur. Wajahnya yang memiliki warna coklat yang tidak terlalu pekat, tulang rahangnya yang tegas, alisnya yang tebal dan hidungnya yang mancung terlihat jelas di depan mataku ini. Tiba tiba aku mengingat pernyataan cintanya saat di peralayang kemarin malam. Romantis sekali, tanpa sadar sudut bibirku sudah tertarik ke atas membentuk lengkungan indah. Ingin rasanya aku berteriak karena perasaanku yang sangat bahagia ini.
Lama aku menatapnya, sepasang mata tajam yang awalnya terpejam tiba tiba terbuka, akupun segera memberikan senyuman yang manis untukknya. "Morning." Sapaku padanya dia masih mengerjam ngerjamkan mata untuk lebih jelas menatapku. "Morning too." Balasnya dengan suara serak serak basah khas bangun tidur.
"Mna morning kissku. " Mintanya sambil mengusap pipiku lembut. Pagi pagi udah bikin spot jantung. Dengan sepat aku menecup bibirnya. Lalu segera duduk kemudian pergi menuju kamar mandi untuk mandi. "Buru buru amat." Celetuknya padaku. Aku hanya berbalik kemudian menatapnya. "Ada kegiatan kak." Ucapku kemudian berlalu kembali ke kamar mandi.
Setelah mandi aku segera ke dapur untuk membuatkan sarapan pagi. Aku memasak omurice karena itu yang paling simpel . Saat sedang memasak dari belakang sebuah tangan melingkar pada pinggangku, aku bisa tahu tangan siapa itu.
"Kak, geli tauk." Ucapku masih berkutat dengan Teflon. Karena bibir kak Adit yang gak mau diem untuk gak mengecup leher dan pipiku. Gila, makin kesini kak Adit sering sekali menciumku. Di repe repe suami, wkwkwkwk.
"Kakak, bikin gak fokus tauk." Ucapku sambil melirik wajahnya dari samping. Membuat wajah kami sangat dekat. Dengan cepat kak Adit mencium bibirku lama, entah bagaimana kak Adit dengan cepat membalikkan badanku mengadapnya kemudian melumat kembali bibirku. Mungkin untuk sesaat aku sudah terbang ke angkasa atas perbuatannya ini, namun segera aku mendorong tubuhnya dan membalikkan badan melihat telurku yang sudah sedikit gosong. "Tuhkan gosong jadinya." Omelku pada kak Adit yang hanya tertawa.
**
Hari ini adalah hari pertandingannya kak Adit melawan baterai B yaitu melawan om Eko Pratama. Aku sangat bersemangat melihatnya, aku harap kak Adit bisa mengalahkannya.
"Doain ya Lan." Minta kak Adit di sela sela pelukanku." Iya, semangat kak." Ucapku saat kak Adit sudah melepaskan pelukannya. Diapun pergi memasuki lapangan tenis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dituliskan Takdir
General Fiction#1 Tentara 30/01/2020 #1 abdinegara 30/01/2020 #1 militer 21/04/2019 #1 Tentara 19/10/1/2019 #1 cintapertama 16/7/2017 [COMPLETED √] Takdirkan selalu mengiringi kemanapun Kita pergi. Diantara pilihan yang ada hanya kamulah yang ku nanti