Dua orang wanita dewasa bertemu di tengah tengah aktivitas bandara yang sedang sibuk. "Gimana kabarmu Mes." Tanya Putri sambl melepaskan pelukannya."Baik kok Put." Jawab wanita yang mengenakan pakaian khas penerbangan. Dia adalah teman Putri satu angkatan. "Emang nikahmu udah deket apa sampek ngundurin diri segala? "
Putri yang mendengarnya hanya bisa tersenyum getir. "Mau gimana lagi, Mes. Kalau orang tua sudah berbicara" Jawab Putri dengan nada pasrah dan seketika raut wajah Putri berubah menjadi muram. Sedangkan Mesya meruntuki perkataanya yang sangat salah itu. "Ehmm.. ohya Put, rumahmu dimana?" Tanya Mesya mencoba mengalihkan topik.
"Rumah gue di asrama nih, gak papakan?" Tanya Putri sedikit khawatir jika Mesya sampai tidak nyaman.
Untuk sejenak Mesya terlihat kaget namun setelah beberapa saat dia berusaha terlihat biasa biasa saja. "Santailah Put.Mau di kolong jembatanpun gue mau kok." Canda Mesya sambil tertawa senang.
Merekapun segera pergi dari bandara dan segera menuju asrama, dimana ada kejutan yang tidak dibayangkan oleh mereka terutama Mesya.
**
"Ma... kenalin ini Mesya teman Putri di maskapai dulu." Jelas Putri kepada ibunya yang sedang menatap Mesya dengan taatapan penuh kaguman sebab melihat penampilan Mesya yang sangat anggun dengan pakaian pramugari.
"Kamu asli orang mana nak Mesya?" Tanya Asri dengan akrab
"Saya asli Surabaya Tan." Jawab Mesya dengan sopan dan menampakkan seulas senyuman yang membuat siapapun akan terpikat oleh senyumannya.
"Orang Surabaya" Paham Asri sambil menganggung anggukan kepalanya
"Oh ya Ma, Mesya ini anaknya angkatan juga loh." Ucap Putri sambil memberi tatapan menggoda pada Mesya. "Apaansih" ucap Mesya sedikit lirih dan sedikit malu.
"Benar itu nak Mesya?" Tanya Asri penasaran. "Hehe.. iya Tan, papa kerja di Kodam." Jawab Mesya dengan senyum Kaku. Sebab is jarang menceritakan sosok ayahnya ke orang lain.
"Oh Yasudah, Put kamu antar Mesya ke kamarmu, biar istirhat." Perintah Asri pada anak gadisnya itu, ketika menurutnya percakapan itu sudah cukup untuk mengetahui identitas teman anak gadisnya itu.
"Siap 86" Jawab Putri dengan semangat kemudian pergi bersama Mesya menuju kamarnya.
**
"Kak Adit" sapa Alana ketika melihat suaminya telah tiba di rumah, dengan semangat Alana pergi ke dekapan suaminya itu. Kecupan kecupan kecil di berikan oleh Adit di keningnya dan pipi sang istri.
Saat akan bergerilya di leher sang istri, dengan sigap Alana menahan bibir Adit "Eit mandi dulu, terus aku siapin makan buat kakak. Bau kecut, tau gak" ucap Alana yang membuat Adit sedikit menekuk wajahnya.
"Udah sana mandi." Perintah Alana sambil mendorong suaminya itu dari belakang.
Untuk beberapa langkah Aditpun berhenti kemudian berbalik menghadap Alana kemudian berbisik "Ok, kali ini kamu lolos tapi, setelah aku mandi habis kamu." ucap Adit sambil mengerlingkan matanya pada Alana yang membuat Alana sedikit bergidik ngeri namun di lain sisi dia sangat senang.
Segera Adit berlalu kemudian menuju kamar mandi. Sedangkan Alana menuju dapur untuk mempersiapkan makanan untuk suaminya itu. setelah beberapa waktu Adit keluar dari kamar mandi yang berada di samping dapur, membuat Alana yang berada di dapur bisa melihat jelas tubuh sixspack Adit yang hanya berbalut Handuk. Membuat Alana sangat salah tingkah untuk sesaat.
"Kenapa?" Tanya Adit sambil mendekati Alana yang berdiri membelakangi meja makan dengan tubuh kaku akibat melihat adit yang setengah telanjang. Adit yang menyadari hal itu dengan jail malah mendekati Alana dan membuat Alana salah tingkah
"Bu..buruan pakek baju, nanti dingin makananya." Ucap Alana yang terbata bata sebab Adit yang menatapnya intens, semakin maju ke arahnya dan membuat Alana terjebak sebab belakangnya sudah meja makan.
Tubuh Adit semakin condong kedepan wajah Alana "Hmm, kalau gitu aku makan bigini aja biar gak keburu dingin masakanmu?" goda Adit dengan memberikan senyuman manis. Kemudian kembali berdiri tegak, lalu berjalan menuju kursi makan.
Alana yang mendengarnya semakin membelalakkan mata. Sedangkan Adit sudah duduk manis di meja makan hanya dengan handuk yang membelit pingangnya.
Alanapun segera menyadarkan diri dan berbalik untuk menyiapkan makanan untuk suami gilanya itu. Diapun melakukan tugasnya sebagai istri melayani suami dengan menaruhkan nasi dan beberapa lauk di piring milik Adit dengan wajah sedikit kesal karena sikap Adit yang menggodanya.
"Dasar suami mesum" Ejek Alana sambil menuangkan sayur ke piring Adit. Ucapan itu dengar oleh Adit dan membuat Adit semakin semangat menggoda sang istri.
"Aku mesum juga Cuma sama kamu kalik." goda Adit sambil mengerlingkan mata kepada istrinya. membuat Alana sedikit tersenyum mendengar perkataan Adit.
Setelah makan segera Alana membereskan piring piring kotor lalu membawanya ke washtafel untuk mencuci. Sedangkan Adit pergi ke kamar untuk berpakaian.
Saat sedang asyik mencuci piring sebuah tangan memeluknya dari belakang. "Mau apa?" Tanya Alana dengan senyan tipis menghiasi wajah manisnya itu. Aku mau kamu ucap Adit dengan sensual sambil mengecupi leher jenjang Alana dan memasukkan tanganya ke dalam baju Alana sambil mengusap perut Alana dengan halus.
"Kakk... aku lagi nyuci piring ini." Ucap Alana sebab Adit yang terus mengecupi leher Alana membuat dirinya tidak fokus mencuci piring.
"Mangkanya buruan nyucinya biar bisa fokus ke aku." ucap Adit di sela sela perbuatannya.
"Mana bisa kalau di giniin." Ucap Alana dengan nada tercekat, karena Adit semakin gencar menciumi dirinya. Adit yang menyadaripun segera menghentikan perbuatannya dan menggeser tubuh Alana ke samping lalu mengambil alih pekerjaan sang istri dengan cekatan. "Biar aku aja." Ucap Adit sambil mengambil spons pencuci piring dari tangan Alana. Alana yang melihatnya hanya bisa tersenyum senang dengan tingkah suaminya itu.
Dengan cekatan Adit menyelesaian cucian piring Alana dan membuat Alana kagum sebab piring, gelas dan yang lain bersih tanpa ada sabun sabun atau bekas masakan yang menempel. "Wah.. bersih semua. Hebatnya suamiku." Ucap Alana sambil mencubit pipi Adit gemas. "Itu namanya desakan batin." Ucap Adit kemudian segera mengangkat Alana ala Bridestyle.
"Dasar mesum." Ejek Alana kembali, lalu melingkarkan pergelangan tangannya pada leher Adit.
"Terimakasih." Ucap Alana dengan lembut sambil menatap manik mata Adit. Adit yag melihatnya langsung membalas ucapannya dengan ciuman penuh cinta kemudian membawanya menuju kamar tanpa melepaskan ciumannya.
HY GUYS 🙋
LONG TIME NO SEE 😅AKU TAHU KALIAN PASTI KESEL KE AKUKAN, KARENA AKU UDAH GAK PERNAH UPDATE.
SEBENARNYA BANYAK HAL YANG LAGI AKU PIKIRIN GAK CUMA DI CERITA INI, MELAINKAN YANG LAIN.JANGAN LUPA YA KASIH VOTE KALIAN YA KARENA ITU PENYEMANGATKU BUAT NGELANJUTIN INI CERITA 😘
DAN YANG PALING PENTING ITU COMMENT KALIAN
SEBAB COMMENT KALIAN ADALAH KRITIKAN MEMBANGUN BUAT AKU AGAR BISA LEBIH BAIK💌💌💌
TERIMAKASIH ATAS SUPPORT SUPPORT KALIAN YANG LUAR BIASA, YANG SERING DM, ATAU COMMENT MAKASIH BANGETLOVE YOU ALLLLLLL 😘😘😘😘

KAMU SEDANG MEMBACA
Dituliskan Takdir
Fiksi Umum#1 Tentara 30/01/2020 #1 abdinegara 30/01/2020 #1 militer 21/04/2019 #1 Tentara 19/10/1/2019 #1 cintapertama 16/7/2017 [COMPLETED √] Takdirkan selalu mengiringi kemanapun Kita pergi. Diantara pilihan yang ada hanya kamulah yang ku nanti