Dua bulan berjalanan hidup sebatang kara merantau di kota Malanng. Seidaknya dengan aku hidup di Malang seorang diri sekarang aku bisa hidup mandiri. Lebih berusaha keras dalam mengelola pengeluaran dan lebih giat dalam kuliah.
Masalah pekerjaan rumah ya bisalah sedikit sedikit sekarang. Lebih baik dari tiga bulan yang lalu. Sekarang aku lebih bisa mengatur waktu, ya meskipun kemarin kemarinnya aku sudah bisa mengatur waktu tapi anggap saja ini selih baik dari waktu tingga bulan yang lalu. Hari hariku di kuliah sama saja tidka aada yang berubah. Seperti tiba tiba aku kepincut temen satu angkatan atau kakak satu tingkatku atau apalah. Tidak ada dosen yang muda masih ganteng, yang ada dosen udah tua tua berkeriput serta beruban ditambah kilernya yang minta ampun dah.
Selama hampir setengah tahun ini tidak ada yang berubah dari kehidupan percintaanku. Aku masih sama menjaga hatiku ini sma seperti yang di katakannya waktu terakhir kali kami bertatap muka dalam kebisuan malam. Bahkan hawa dingin waktu itu masihlah terasa sampai saat ini dikala aku mengingatnya. Entah aku yang bodoh atau memang terbutakan oleh cinta, di waktu yang menunjukkan hampir setengah tahun ini dia sama sekali belum menghubungiku. Ya! Dia sama sekali menghubungiku.
Wanita mana lagi yang masih bertahan dengan keadaan yang tidak pasti ini. Wanita mana yang masih menjaga hatinya dikala belum adanya kepastian hubungan. Wanita mana yang percaya dengan ungkapan tiga kata yang entah maknanya apa. wanita mana yang masih setia menunggu dikala cowok cowok ganteng bertebaran di sekelilingnya dan lebih memilih pria yang entah bagaimana keadaannya sekarang. Hanya wanita wanita yang benar benar tulus serta kuat hatinya yang menerima keadaan yang tak menentu seperti ini.
Yang kuat Alana- Batinku menyemangati diri.
**
"Lan?" panggil Devi lirih sambil melirik sekeliling untuk memastikan orang orang tidak terganggu."Hmmm" jawabku mendehem saja karna lagi fokus baca buku. Toh ini juga lagi di perpustakaan.
"Lan, aku mau ngomong?" tanyanya lirih sambil menatapku memohon yang tidak ku gubris sama sekali. Menatapnya saja tidak.
"Lan."Ucapnya sedikit kesal sambil menggoyang goyangkan tanganku untuk meminta perhatianku.
"Iya Dev, kamu mau apa?" Tanyaku sekarang meliriknya. Yang di balas cengiran senang drinya. Kemudian tanpa persetujuanku dia menarikku keluar dari perpustakaan.
"Eh, eh , eh mau kemana? Bukuku belum aku kembalikan." Berontakku sambil berusaha melepaskan tanganku dari genggamannya. Kalo di film film adegan ginian maksudku di Tarik keluar ruangan biasanya adegan laki laki sama perempuan. Eh ini malah sahabatku yang narik narik. Emang kehidupan nyata itu gak seindah drama korea.
Setelah keluar dari perpus Devipun melepaskan genggamannya dariku. Dan mengajakku ke kantin.
"Mau ngomong apa sih Dev, bikin malu aja. Udah dikira lesbian kalik kita tadi. Pakek narik tanganku segala lagi." Ocehku kesal plus malu kalik ya. Dilihatin sampek segitunya tadi.
"Hehehe sorry Lan masalahnya ini penting." Ucapnya nyengir kemudian merubah wajahnya sedikit serius.
"Ada apa emangnya?" Tanyaku mulai serius sepertinya. Diapun mencondongkan badannya ke arahku.
"Apa?" tanyaku mulai kepo. Diapun semakin mencondongkan badannya. Agar intensitas orang yang bakal dengar rendah.
"Aku di tembak kak Brian." Ucapnya pelan kemudian wajahnya terlukis senyuman kebahagiaan yang tiada tara.
"Apa?!, beneran kamu Dev? Kamu terima?" Ucapku kaget kemudian bertanya untuk memastikan. Yang kemudian dibalas anggukan penuh power.
"Selamat yan Dev, moga langgeng. Kalo bisa sampek jenjang lebih serius." Ucapku cepika cepiki meski terhalang meja kantin. Ya walaupun Devi sama kak Brian baru jadian tapi hubungan mereka bener bener klop, kayak surat sama prangko nempel terus.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dituliskan Takdir
General Fiction#1 Tentara 30/01/2020 #1 abdinegara 30/01/2020 #1 militer 21/04/2019 #1 Tentara 19/10/1/2019 #1 cintapertama 16/7/2017 [COMPLETED √] Takdirkan selalu mengiringi kemanapun Kita pergi. Diantara pilihan yang ada hanya kamulah yang ku nanti