Sebelum baca yuk Vote ya guys 😘😘😘
3 tahun kemudian lebih tiga bulan.
Akupun berjalan dengan langkah penuh kebanggaan karna aku baru saja di wisuda dan IP ku hampir sempurna 3,9 itu lah yang aku terima. Kebanggaan bukan. Ini sih setimpal dengan perjuangan yang aku lakuin beberapa bulan yang lalu. Bikin skripsi dengan penuh perjuangan di bantu sampai lembur lembur segala, Cari reverensi. Hampir telat waktu sidangnya. Perjuangan yang gak sia sia itulah yang aku rasain sekarang.
Dibalik kesenangan yang aku terima. Ada keganjalan di hari ini. Beberapa hari yang lalu aku berharap agar hari ini datang cepat di sisi lain aku juga berharap lambat. Karena hari ini aku ada janji dengan calon suamiku. Yap calon suami! Calon suami teman teman.
Calon yang aku hindari beberapa tahun yang lalu. Pada akhirnya berujung sama. Perjodohan ini hanya tenggelam beberapa waktu saja kemudian terapung kembali di permukaan. Tolong aku tuhan.
"Alana?" seseorang berpawakan tinggi, kulit kecoklat coklatan khas pekerjaanya, hidung yang mancung dimana sedang menenggerkan kaca mata hitam yang membuatku tidak bisa melihat bola mata hitamnya. Serta wajahnya secara lengkap. Ia Memanggilku dengan suara berat.
"Udahkan foto- foto sama temennya, cepetan ke rumah, ganti baju." Suruhnya sambil berlalu menuju mobilnya.
**
3 tahun yang lalu.
"Alana. Papa tidak bisa menunda ini lagi. Papa akan tetap menikahkanmu dengan anaknya Alm. Pakdhe Hendra. Kamu ngertiin ini dong sayang." Ucap papa dengan intonasi tinggi di awal kemudian merendah di belakang.
"Tapi pa, Alana gak mau di jodohin. Alana gak kenal sama dia. Kalau ternyata dia orang yang bejat gimana suka KDRT gimana, suka minum minum gimana?" berondongku dengan alasan yang begitu tidak mungkin di lakukan oleh seorang prajurit.
"Alana sayang, kamu tahukan gimana kehidupan militer. Prajurit juga memiliki sumpah serta prinsip. Kamu tahu itu. papa tetap akan menikahkanmu. Papa gak mau menambah dosa papa, budhe Hendra serta mamamu."
"Kamu mau papa, mama, budhe punya dosa yang besar. Karena tidak bisa menempati janji?, jangan tega seperti itu Lan." Aku hanya bisa menangis dalam diam mendengar perkataan papa. Sakit itu yang kurasa. Akupun segera beranjak menuju kamar kesayanganku, yang telah lama aku tinggalkan.
"Alana, kamu gak papa?" Tanya mama mengelus elus rambutku dengan lembut serta sesekali mencium ubun ubunku.
"Cerita sama mama, kamu kenapa?" mama adalah wanita yang sangat mengenalku, bahkan aku tidak menceritakan apapun pada mama. Tapi mama bisa mengerti, apa ibumu dirumah juga seperti itu, teman teman?
Akupun bangkit kemudian memeluknya erat. Aku segera menumpahkan air mata yang ku sembunyikan selama ini. Mengeluarkan racun racun yang ada di dalam diriku. Meskipun waktu lalu aku sudah berkata pada Devi bahwa aku bisa move on. Tapi entahlah mengapa aku menangis mengingat waktu waktu lalu.
Akupun bercerita apa yang terjadi satu tahun yang lalu. Mama hanya bisa mengelus punggungku dengan sabar.
"Alana Cuma belum siap ma. Alana takut. Alana gak mau sakit hati lagi ma. Alana masih ingin nata hati Alana yang hancur ini. Alana gak sanggup gini ma." Tangisku setelah menceritakan kisah cinta yang tragis yang ku alami.
"Jadi tolong ma, bilang sama papa sama budhe. Tolong ngertiin aku." Ucapku melas ke mama. Yang dibalas pelukan hangat dari beliau.
Saat makan malam.
"Papa udah dengar cerita dari mamamu. Keputusan papa tetap sama, kamu bakal tetep papa nikahin sama Adit. Dan itu sudah bulat. Tapi papa akan nunggu kamu siap dan lulus dari kuliah kamu." Ucap papa dengan lembut. Aku hanya bisa diam dalam tundukanku. Mataku sudah penuh dengan air mata yang hanya dengan satu kedipan mata, air itu akan jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dituliskan Takdir
General Fiction#1 Tentara 30/01/2020 #1 abdinegara 30/01/2020 #1 militer 21/04/2019 #1 Tentara 19/10/1/2019 #1 cintapertama 16/7/2017 [COMPLETED √] Takdirkan selalu mengiringi kemanapun Kita pergi. Diantara pilihan yang ada hanya kamulah yang ku nanti