PART 30

16.8K 707 52
                                    

Seperti sore beberapa hari yang lalu aku kembali ke lapangan voly untuk nonton perebutan kejuaraan voly dalam rangka peringatan HUT PERSIT. Untuk sore ini aku berangkat Bersama mbak Vivi karena om Rendi serta kak Adit tadi siang pulang hanya berganti pakaian kemudian pergi lagi. Aku dikasih tahu mbak Yonita bahwa mereka akan melakukan pertemuan sebentar untuk membicrakan strategi permainannya nanti.

Sesampainya di lapangan voly suasana sangat meriah, lebih meriah dari hari kemarin karena om om yang gak ikut main tiba tiba ikut menjadi supporter. Dari kemarin kek om gitu. Dan ibu ibu sudah siap dengan adu vokalnya, alias besar besaran suara sama baterai A, karena waktu kemarin baterai A juga memiliki supporter yang gak kalah meriah dari bateraiku. Aku pikir bakal jadi pertandingan yang menegangkan.

"Dek kamu udah tahu?" tanya mbak Yonita saat kami sedang duduk di bangku supporter untuk bersiap.

Akupun menoleh ke mbak Yonita "tahu apa mbak?" tanyaku karena aku sama sekali gak tahu apa yang dimaksudnya

"Suamimu Besok ikut pertandingan tenis lapangan." Ucap mbak Yonita yang membuatku terkejut.

"Masa mbak?" tanyaku memastikan yang mendapat anggukan pasti dari mbak Yonita

"Main di sector tunggal." Ucap mbak Yonita dengan sangat tahu

"Kok mbak tahu?" teanyaku menelisik

"Yailah, mbak tahulah kan Mas Rendi ikut main di sector ganda sama om Bagas." Ucap mbak Yonita sambil terkekeh.

Kok kak Adit gak cerita ya?  Tanyaku dalam hati

Ya mana mau cerita kamu aja sama dia lagi diem dieman- suara hatiku yang lain menyahut.

Prriiiittt

Suara wasit telah berbunyi, seluruh penonton bersorak memberikan semangat untuk seluruh pemain, tidak memihak sama sekali. Kecuali baterai MA dan A, baterai B dan C hanya bersorak tanda memberi semangat ke seluruh pemain.

Permainan berjalan lama sekali dan sangat sengit, angka selalu kejar mengejar. Membuat suasana semakin mencekam. Dalam hati terus aku berdoa semoga team kak Adit bisa menang.

Saat saat yang di tunggu akhirnya tiba kurang satu poin lagi team kak Adit bakal jadi pemenang. Tiba tiba keadaan hening seketika karena semua orang menunggu siapa yang akan merebut juara.

Bukkk..

Servis yang dilakukan om Rendi memulai permainan, hampir lama bola voly terontang anting melewati net bola, mungkin jika aku sebagai bola aku merasa tersakiti karena kedua kubu sama sama menolak aku menginjakkan daerahnya. Sedihkan.

Tiba tiba smash dari om Bagas membuat team baterai A kocar kacir membendung bola namun apa daya bola bola sudah melesat menginjak tanah pertahan mereka. Dan membuat baterai MA lah yang menjadi juara pertandingan. Sorak sorak gembira dari seluruh supporter bateraiku, membuat keadaan sangat meriah.

Setelah selesai, aku melihat om Rendi yang datang kemudian memeluk mbak Yonita tepat di sebelahku membuatku merasa sedih dan iri dalam satu waktu.

Yang aku lakukan adalah menunduk dan menahan tangisku agar tidak terjun namun sayang air yang aku punya melebihi kapasitas sehingga air mata terjun dengan indah melewati pipi segera aku menghapusnya agar tidak terlihat oleh siapapun. Aku merasa seperti istri yang gak punya suami. Aku lirik semua orang yang di bangku ini pada Bersama suaminya masing masing. But me, Im alone. Untung gak ada yang nyadari.

Sebelum itu terjadi aku berjalan ke arah belakang untuk pergi dari tempat ini. Namun saat aku akan pergi aku melihat kak Adit yang berjalan ke arahku, namun terhenti karena ada Satria dan Putri yang menghampirinya. Tatapanku dan kak Adit bertemu untuk beberapa saat dan aku memilih mengakhirinya lalu pergi dari tempat ini untuk pulang. Sebelum itu aku segera mengirim pesan ke mbak Yonita agar pulang Bersama om Rendi saja.

Dituliskan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang