PART 42

14.4K 659 34
                                        

"Bagaimana kabarmu Dit?"

"Alhamdulillah, baik om. Om gimana sama tante?" Tanya Adit balik

"Ya beginilah Dit, om sudaah tua tapi masih harus punya beban pikiran lagi."

"Aduh om, kok masih mikir yang berat berat. Om kangen ya sama anak om? " canda Adit sambil sedikit tertawa.

"Mesya di sana?" Tanya om Eko dengan nada khawatir.

"Iya om Mesya lagi disini, memangnya kenapa? Tanya Adit yang sedikit penasaran.

"Anak itu." dengan nada putus asa.

"Adit, om minta tolong sama kamu ya.. sebenarnya Mesya itu sedang depresi hebat ... " Suara dari om Eko membuat Adit terbelalak tak percaya dengan penjelasan tentang keadaan Mesya yang sebenarnya.

"Ya sudah om, Adit bakal jagain Mesya" sampai om dateng ke sini.

**

Adit POV

"Kak Adit. "Ucap Mesya berlalu menujuku. Aku tahu mungkin Alana akan marah padaku, tapi inilah yang harus aku lakukan.

"Mesya, kenapa kamu ke sini?" tanyaku berusaha lembut padanya

"Aku kesini ya...mau ketemu sama kakak lah, masa ketemu tuh cewek." Ucap Mesya dengan tatapan tak suka pada Alana.

"Yaudah sekarang kamu duduk." Ucapku bingung.

"Kak, cepetan nikahin aku." Rengek Mesya dengan tiba tiba. Membuatku sedikit menelan ludah  dengan susah

"Saya udah nikah Mesya.. " Ucapku dengan nada hati hati.

"Sama dia! Enggak! kakak harus nikah sama akuuuuu!!!" ucapnya dengan triakan triakan, kemudian berdiri dan berjalan mengarah ke Alana. Dengan segera aku menghalanginya.

"Mbak Yon. " Ucapku memberi kode untuk segera menelfon kesehatan.

Mesya...Mesya tenang ..Mesya." panggilku sambil memegangi kedua tangannya yang sedang berusaha mencekik Alana. Sedangkan Alana berlindung di balik punggungku.

Setelah beberapa menit Kesehataan datang dan segera memegangi Mesya dan membawanya masuk menuju ambulance.

"Kamu gak papa?" Tanyaku khawatir.

"Gak papa kok." Ucap Alana singgkat

"Ijin ndan, ini langsung di bawa ke RST?"

"Iya di bawa langsung kesana tapi bawa naik mobil saya aja." Perintahku pada orang kesehatan. Merepun segera memasukkan Mesya yang terus memberontak untuk masuk ke dalam mobilku.

"Kak, nikahin aku!" Teriaknya terus menerus di dalam mobil.

"Kenapa kamu disini? Aku gak ma sama kamu. dasar penghianat! Kamu rebut kak Adit dari aku. dasar wanita jahat!" serunya menggebu gebu. Sedangkan Alana hanya diam tanpa menggubris seruan Mesya padanya. Mungkin Alana mengerti keadaan Mesya yang sebenarnya.

"Mesya.. Mesya suuussstt diem ya." Ucapku pelan padanya, aku berharap dia mendengarkan perintahku. Dan benar saja dia langsung diam setelah aku perintahkan.

Setelah menghabiskan waktu satu jam setengah, akhirnya aku pun sampai di RST segera para suster yang sudah siaga di depan pintu rumah sakit, sedangkan Mesya terus meronta rota ingin di lepaskan.

Dituliskan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang