PART 45

13.6K 615 11
                                    

Pagi ini Adit sudah bersiap siap dengan pakaian PDLnya. Tas ransel yang akan di bawanya sudah rapi dan tinggal membawanya.

"Kak ..." Rengek Alana sambil memeluknya manja. Sedangkan Adit hanya bisa mengelus elus punggung Alana dengan lembut.

Diciumnya pucuk kepala istrinya itu sebagai bentuk penyemangat untuk istrinya.

"Janji ya.. bakal kembali dengan sehat." Minta Alana sambil melingkarkan tanganya pada sang suami. Di usapnya pipi Alana dengan lembut lalu menganggukkan kepala tanda setujunya. Kemudian di ciumnya bibir Alana dengan lembut sebagai tanda perpisahan. Tak terasa air mata Alana kembali terjatuh. Rasa berat melepaskan semakin membesar dalam benaknya tapi dia tahu dia tidak bisa egois.

"Yuk berangkat. Ajak Adit sambil mengagndenga sang istri. "Alanapun segera mengambil tas persitnya sebab sekarang dia sudah berbalut pakaian PSK.

Merekapun segera berangkat menggunakan sepeda vario hitam menuju lapangan depan karena akan diadakan upacara.

Sesampainya di sana Adit segera berpisah dengan Alana karena harus mengurus anak buahnya. Sedangkan Alana segera bergabung dengan ibu ibu yang lain. Dan disinilah dia harus menejadi teladan untuk ibu ibu yang lain, yakni dia harus menegarkan ibu ibu yang lain. Padahal di dalam dirinya tengah berperang melawan ke egisannya.

"Udah bu ibu.. kita kita harus kuat, kalau kita sedih suami bakal kepikiran terus. Takutnya suami ibu gak bisa jalanin tugas secara maksimal. Mari bu... kita selalu kuat dan mendukung segala tugas suami." Ucap bu Rayon sebagai dorongan Untuk ibu ibu yang di tinggal suami.

Setelah itu upacara di adakan dan di sela sela amanat, Komandan memberikan sepatah dua patah untuk para prajurit. Serta kata kata kekuatan untuk para istri prajurit yang di tinggal suami tugas.

**
"Sebelumnya mari kita sampaikan puji san syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya kita dapat berkumpul dalam keadaan sehat walafiat. Tidak muluk muluk, karena waktu pemberangkatan semakin dekat, Ini pesan saya kepada para prajurit!, semangatalah dalam menjalan tugas. Ingat kita di sini merupakan penjaga kedaulatan negara dan keamanan negara. Maka dari itu kita harus memberikan kekuatan serta tenaga kita yang maksimal untuk negara kita tercinta, Serta ingatlah prajurit kalian semua membawa nama baik kesatuan, maka dari itu jagalah nama baik kesatuan kita saat bertugas di sana. Jangan megkhawatirkan istri serta anak kalian, di sini kita keluarga. Kami pastikan istri serta anak kalian semua aman dalam penjagaan kami semua. Jadi, fokuslah pada tugas kalian. Selanjutnya untuk ibu ibu yang di tinggalkan suami. Saya sangat salut kepada ibu ibu sekalian. Atas ketegarannya untuk melepas suami ibu ibu sekalian dalam tugas. Saya harap ibu ibu sekalian bisa tegar dan ikhlas dalam menghadapi ini selama kurang lebih satu tahun lamanya. Sekian yang dapat saya sampainya, kurang lebihnya saya mohin maaf. Ajusta!"

"Ajusta."

Setelah upacar selesai, para prajurit yang bertugas segera menghampiri istri mereka masing masing. Begitu pula dengan Adit,dia segera menghampiri istrinya lalu didekapnya dalam pelukan hangat.

"Kak, kalau ada sinyal sama waktu, telfon Alana ya.. kalau emang gak bisa ke hubung. Seenggak enggaknya kirim pesen ya. "Minta Alana dengan suara parau. Di sela sela pelukan mereka suara berat mobil mobil Bison segera parkir di jalan utama.

"Iya, Bakal aku hubungin kok. Kalau ada waktu. Kamu jaga diri di sini. Kalau memang ngerasa kesepian kamu boleh kok pulang ke Madiun apa Surabaya. Nanti minta ke mbak Naina jemput buat nganter." Ucap Adit di sela pelukan mereka. Tak terasa air mata Alana jatuh lagi.

"Udah jangan nagis.."Minta Adit.

Tiba tiba suara seseorang meminta semua prajurt yang bertugas segera naik kedalam bison.

"I love you. "Bisik Adit di telinga Alana kemudian mengecup singkat kening Alana. Kemudian segera berlalu pergi.

Setelah beberapa saat mobil diurutan pertama jalan an diikuti mobil seterusnya hingga mobil kelima berjalan, dan di sanalah Alana melihat suaminya melambaikan tangan dengan senyuman manis menghiasi bibirnya. Setelah kepergian Adit tiba tiba perasaanya hampa seketika. Mengislah Alana dalam diam. Dan segera menghapus air matanya sebab setelah ini para ibu ibu dari prajurit yang berangkat satgas akan mendapat sepatah dua kata dari ibu komandan.

**

Sudah berjalan dua minggu setelah kepergian Adit yang mengemban tugas negara. Alana masih belum bisa menerima kenyataan itu, di tiap malamnya dia terus saja menangis. Dan pesan terakhir yang diterimanya adalah saat Adit naik kapal yang membuatnya hampir gila. Sebab setelah pesan itu hpnya sudah tidak aktif lagi. Bahkan sampai saat ini.

Aku naik kapal. Love you.

Dan setelah beberapa minggu berjalan, kini Alana sudah bisa beradaptasi. Ya mungkin karena dia sudah punya pengalaman dalam tinggal di rumah sendiri.

"Akhirnya jadi anak kos kosan lagi." Celetuknya dalam dirinnya sendiri untuk memberi kekuatan di pagi hari.

Tiap harinya dia isi dengan ikut kegiatan terus menerus untuk membuat dirinya semangat dan tak begitu mengkhawatirkan suaminya.

"Mbak, saya tadi malem di telfon sama suami saya.. ya Allah. Saya seneng banget waktu itu.. "cerita salah satu ibu ibu muda pada temannya, yang membuatkan Alana miris pada dirinya sendiri. Sebab sampai saat ini suaminya itu tidak menelfonnya atau mengirimnya pesan. "Apa sesibuk itu suaminya." Tanyanya dalam diri.

"Dek gimana? Ada kabar dari Adit?" Tanya Yonita pada Alana saat baru saja menghampiri mbak Yonita. Mendengar pertanyaan itu Alana hanya bisa menggelengkan pelanya pelan.

Yonita yang paham dengan perasaan Alana lalu mengelusnya dan memeberinya semangat. "Udah gak papa mungkin dia sibuk. Jangan iri sama yang lain. Posisinya kan tanggung jawabnya udah beda. Pasti Adit harus lebih ekstra dalam jalanin tugas." Nasihat Yonita pada Alana.

'Mbak .. dulu Om Rendi juga gitu?" Tanya Alana penasaran.

"Iya sama, bahkan dia gak ada kabar satu bulan lamanya." Mendengar jawaban Yonita sedikit membuatnya tenang. Sebab ada juga yang sepertinya, tidak ada kabar sama sekali.

Tiap malanya kini Alana tidak lagi menangisi suaminya melainkan mengirimnya pesan teks serta pesan suara pada suaminya itu. Tiap malam dia selalu bercerita apa saja yang dialaminya satu hari, mengirimnya pesan semangat dan kata kata rindu pada suami tercintanya itu. Meskipun pesanya belum ada yang dibaca atau didengarkan oleh suaminya. Tapi dia terus saja mengirim suaminya degan pesan-pesan.

OTW TAMAT

Dituliskan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang