PART 3

24.8K 1.1K 34
                                    

Hey😘

SEBELUM BACA , BISA DONG KASIH BINTANGNYA KE AKU

LUV YOU GUYS.......😘😘

Alana pov

Ini adalah hari ke lima setelah hari kelulusanku, aku sekarang sedang melakukan persiapan untuk pergi ke Malang. Karena aku akan melanjutkan bangku perkuliahan di sana sekaligus liburan di Malang. Aku tinggal di rumah om Dibyo, sodara papa yang ada di Malang. Om Dibyo adalah seorang Sersan Major di Batalyon Yon Armed 1/Roket. Di sana dia tinggal Bersama istrinya, bernama mbak Desi, di asrama mbak Desi buka kantin karena masakan mbak Desi super duper enak banget, om Dibyo dan mbak Desi terbilang masih muda.mereka menikah saat aku kelas 3 SMP. Sampai saat ini mereka belum mendapatkan momongan.

Aku pergi ke malang dengan menggunakan kereta.karena aku memiliki lima alasan. Pertama aku gak mau ngrepoti papa dan mama toh ini pilihanku kuliah di malang. Kedua aku ingin belajar mandiri. Ketiga aku ingin merasakan bagaimana rasanya naik kereta. Keempat aku mabukan. Aku paling tidak bisa naik transportasi darat yang bernama bis , karna setiap naik bis diwajibkan bagiku untuk mempersiapkan kantong kresek di tangan. Entah mengapa aku seperti itu bahkan bis AC sekalipun. Dan alasan kelima,( hhhfff :v) akan aku jelaskan nanti.

Aku berangkat pukul 10 pagi dan tiba di kota Malang sekitar pukul 12 siang. Kelebihan naik kereta yaitu waktu perjalanan lebih singkat dari pada naik bis atau mobil. Jika harus menggunakan mobil atau bis bisa mencapai empat atau tiga jam lamanya. Jika naik kereta bisa lebih cepat.

Aku di stasiun langsung disambut oleh tante ku yang cantik yaitu mbak Desi beserta om Dibyo. Akupun langsung menghambur kedalam pelukannya. Setelah itu kamipun melanjutkan perjalanan ke asrama om dibyo sekitar 1 dan lebih karena asrama om Dibyo ternyata berada di kabupaten Malang. Serta jalan Malang yang sekarang macet, sudah persis dengan kota metropolitan sepeti Surabaya. Bahkan udara Malangpun kini sudah mulai terkontaminasi dengan yang Namanya karbon dioksida(CO2) dan kawan kawan. Saat perjalanan dari kota ke asrama om Dibyo aku melihat banyak sekali perumahan perumahan elite, waterpoll seperti Hawai, dan tempat temat tempat nongkrong yang sangat gaul, dan tak lupa dengan alun alun kota Malang yang sangat besar dan padat pengunjung,ada mall di sekitar alun alun, seperti Ramayana dan Matahari.

Setelah satu jam lebih lamanya aku tiba di batalyon Yon Armed 1 / Roket.
Sesampainya di depan rumah aku segera turun dan membantu om Dibyo untuk menurunkan barang sedangkan mbak Desi membereskan kamar yang akan aku tempati. Ketika aku membantu om Dibyo menurunkan tas tangan besar. Dari belakang ada seseorang memanggil om Dibyo

"assalamuailkum."

"waalaikumsalam." Jawabku bersamaan dengan om dibyo, sedangkan om dibyo dengan tegap. "cakra , ijin ada apa siang siang kesini danton?"

"enggak ini saya mau ke wartel. ohya kamu tadi dipanggil danki"

"siap, saya segera meluncur."

"Alana om pergi dulu. Kamu bisa kan nurunin barang sendiri?"

"oh, iya om Alana bisa kok." Ucapku sambil nurunin tas tangan ke bawah.

"yasudah om berangkat. Assalamualaikum."

" waalaikumsalam."Jawabku serentak dengan om tadi. Kali ini aku menoleh untuk menatap kepergian om ku itu sambil mengambil motor varionya. Setelah kepergiannya aku segera kembali ke pekerjaanku yaitu menurunkan koper super besar ini.

"bisa tidak?" tanya om itu dengan sedikit mengejek usil.

"bisa kok om."Jawabku dengan cuek. Sambil mengangkat sedikit koper dari tempatnya. Dan berusaha membawanya , tapi apadaya tanganku yang kecil ini. Koperitu hampir jatuh dan segera di tangkap oleh om itu.

Dituliskan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang