Alana POV
"ini Pak pesanannya." Ucap pelayan itu sambil membawakan kue lumpur pesanan kami
"Terimakasih ya." Kak Adit dan akupun segera pergi kembali ke Surabaya. Sore hari ini juga kami akan pulang ke Singosari.
**
Sore harinya
"Maa.. Adit sama Alana pulang ya." Pamit kak Adit pada mamer yang sudah memerah karena menahan tangis.
"Iya.. hati hati ya Dit."
"Ma, Alana pulang ya.." pamitku sambil menciumi pipi kanan dan kirinya.
"Hati hati ya Lan, jaga diri. Jangan lupa butatin cucu buat mama." Canda mamer yang membuatku tersenyum kikuk
"Kak Kita pulang dulu." Pamit kak Adit pada kak Naina.
"Hati hati lo Dit. Kalau macet lewat toll Aja." Satan kak Naina pada kami yang di iyakan kak Adit.
"Assalamualaikum." Pamit kami pada mamer, kak Naina dan suami serta sikecil.
"Waalaikumsalam."
Sore ini kami memilih pulang melewati tol karena jalan yang mengarah ke Malang pastinya pacet. Apalagi kak Adit besok sudah mulai aktivitas di baterai
**
Alana POVKami sampai di asrama pukul 7 malam, sesampainya di rumah segera aku menyuruh kak Adit beristirahat, karena esok dia harus berkerja. Sedangkan aku menyiapkan pakaian kak Adit untuknya besok
"Kami gak mandi juga?" Tanyanya saat Setelah keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang wangi akan aroma sabun.
"Iya, bentar lagi." Jawabku sambil mengambil baju PDLnya di lemari kamar.
Dari belakang Tiba tiba dia memelukku erat. "Cepetan Mandi apa aku mandiin." Godanya dengan senyuman jahil. Mendengarnya berkata seperti itu membuat bulu kuduk ku merinding.
Dasar mesum - Ejekku sambil memukul dada bidangnya dan segera berbalik untuk menuju kamar mandi.
"Berapa lama lagi Lan?" tanyanya tiba tiba membuatku berhenti seketika.
Andai kamau tahu, itu adalah pertanyaan yang sama yang aku tanyakan pada diriku sendiri. Bahkan sampai sekarang aku masih bimbang.
Padahal saat perjalanan ke Surabaya aku sempat mengharapkannya, tapi kenyataannya aku masih bimbang akan itu.
Aku ingin mengatakannya pada kak Adit, tapi bibirku sama sekali tidak mau bergerak.
Aku hanya menatapnya sebentar lalu segera menuju kamar mandi. Aku sudah mengecewakannya.
**Adit POV
Masih belum siapkah kamu Lan - batinku kecewa.
Apa yang membuatnya tidak mau untuk bersetubuh denganku. Apa salahku.
Andai kamu tahu Alana, aku sudah terlalu sabar untuk menahanya. Jangan sampai ketidaksiapanmu membuatku berbuat yang di luar kendaliku.
**
Author POVMalam itu Adit maupun Alana hanyut dalam pikiran mereka sendiri. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut mereka. Bahkan sampai dengan mereka terlelap sekedar kalimat selamat malam sama sekali tidak mereka ucapkan.
"Aku udah siapin omuricenya nih." ucap Alana saat melihat Adit sudah bersiap dengan pakaian PDLnya. Namun ada yang berbeda dari dia kali ini. Wajahnya suntuk dan sangat cuek. Bahkan dia sama sekali tidak menghiraukan perkataan Alana dan lebih memilih berlalu dari hadapan Alana dan berangkat kerja, tanpa berpamitan dengan Alana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dituliskan Takdir
General Fiction#1 Tentara 30/01/2020 #1 abdinegara 30/01/2020 #1 militer 21/04/2019 #1 Tentara 19/10/1/2019 #1 cintapertama 16/7/2017 [COMPLETED √] Takdirkan selalu mengiringi kemanapun Kita pergi. Diantara pilihan yang ada hanya kamulah yang ku nanti