Aku terbangun dengan posisi dia berada dalam dekapanku. Apa yang terjadi tadi malam?
Flashback on
Waktu menunjukkan pukul dua malam. Aku masih asyik dengan filmku, kami sudah mengganti gendre filmnya menjadi drama musical, yaitu La La Land. Sebenarnya sudah lama sih tapi aku belum sempat menontonya jadi aku memilih film ini. Untuk taruhan beberapa jam yang lalu aku batalkan karena muka melas Alana, akupun tak tega dan membatalkannya. Toh siapa sih yang ingin pisah ranjang dengan istri sendiri, sekalipun istri perjodohan.
Saat asyik nonton sambil bersandar pada sandaran Kasur, tanpa aku sadari ada sebuah kepala yang terjatuh pada pundakku. Istri sahku yang baru satu hari ini telah tertidur sambil menyandar padaku. Ku cek apa dia benar benar tertidur apa tidak, sambil melambaikan tangan di depan wajahnya mencari kepastian. No respond!
Segera aku memposisikan tubuhnya dengan nyaman untuk tidur. Setelah membenarkan tubuhnya aku mengecup lembut keningnya. Kemudian aku kembali fokus pada film ini, namun kantukku telah menguasai diriku juga, segera aku pergi menyusul istriku ke alam mimpi.
Flashback off
Aku tersenyum menatapnya segera aku melihat jam. Jam kini menunjukkan pukul setengah lima lebih. Segera aku membangunkan Alana untuk sholat subuh. Setelah menunaikan sholat subuh kami pun kembali tertidur karena kantuk yang benar benar berat serta untuk meminimalisir mata panda. Jadi inilah akibatnya nonton film, kalau tidak benar benar menyiasati waktu dapat di pasikan kalian akan memiliki mata panda di pagi harinya dan rasa malas serta tidak bertenaga. So, kalau nonton inget waktu dan Batasan ya. Jangan sampai saking penasaran maksain buat nonton padahal mata udah pingin merem, yang ada kalian bukan lihat tuh tv malah dilihat sama tv. Hehehe.
**
Alana POV
Dreeet..dreettt..drett
Siapa sih pagi pagi gini bangunin- gumamku masih dengan mata masih tertutup. Segera aku meraba nakas samping kananku mencari hpku.
"Hallo." Ucapku parau. Masih dengan mata tertutup
"Uhuyyy suaranya. Selamat ya, gimana pas gak bajunya. Lancar?" Suara yang nyebelin ini membuka pagiku.
"Apaan sih Dev. Selamat apanya juga. Baju apaan?" Tanyaku balik tak paham maksudnya, sambil mengucek ucek mataku yang sedikit gatal.
"Jangan bilang kamu belum ngapa- ngapain?" Tebaknya dengan nada rada kesal
"Lah emang, aku harus ngapain?"
"Ah susah deh ngomongnya. Ke kamar mandi dulu sana, Sadarin diri." Suruhnya kesal kemudian menutup sambungan telefon.
Kenapa nih anak. Susah nih makannya. - gumamku, sambil menatap layar hp. Yang menunjukkan setengah sembilan pagi.
Akupun menatap sampingku yang sudah kosong. Kemana suamiku? Apa kemarin hanya mimpi?, hilangkah dia, kalau iya Alhamdulillah. Akupun segera duduk dan menatap ruangan tak berwujud lagi karena cangkir teh di nakas, baju gaunku yang aku taruh di sofa dekat jedela. Cemilan malam di nakas Panjang depan tv. Aku hanya bisa mengehla nafas Panjang. Ternyata aku benar benar sudah menikah.
Akupun bangkit dan membersihkan nakas samping kanan dan kiri serta bifet tv. meskipun ada cleaning service tapi aneh aja lihat nih kamar. Setelah itu aku menata baju yang ku taruh di sofa tadi malam, memasukannya ke dalam koperku karana sekalian check out hotel. Lalu aku memberesi barangku seperti PB dan charger HP ke dalam tas sling bag hitam yang minimalis dan stylish. Setelah bersih bersih aku mengetuk pintu kamar mandi tidak ada respon, Apa kak Adit gak ada di dalem. Masa dia turun duluan buat makan. Jahat banget. Akupun masuk ke dalam Dan benar saja dia gak Ada di dalem kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dituliskan Takdir
Tiểu Thuyết Chung#1 Tentara 30/01/2020 #1 abdinegara 30/01/2020 #1 militer 21/04/2019 #1 Tentara 19/10/1/2019 #1 cintapertama 16/7/2017 [COMPLETED √] Takdirkan selalu mengiringi kemanapun Kita pergi. Diantara pilihan yang ada hanya kamulah yang ku nanti