PART 38

15.7K 607 19
                                    

Hanya karena lelaki, pertemanan yang sudah di bangun bertahun tahun hancur begitu saja.

2001

“Assalamualaikum” salam Dika sambil mengetuk pintu rumah seseorang. Tidak lama kemudian seseorang di dalam rumah membukakan pintu sambil menjawab salam yang telah dilontarkan Dika tadi.

“Waalaikumsalam.” Jawab pemilik rumah sambil membukakan pintu.
Melihat pemilik rumah membuka pintu, segera Dika berujar dengan sedikit tegas “Mohon maaf lahir batin Ndan.” Sambil mengulurkan tangan, ucapan Dika kemudian mendapat balasan yang hangat pula dari Dankinya itu. yang tidak lain adalah Hendra.

“Mohon maaf lahir batin bu.” Ujar Hendra pada Rahma setelah bersalaman dengan Dika. Rahma pun dengan sungkan menerima uluran tangan Hendra “ sama sama pak.”

“Silahkan masuk.” Ajak Hendra mempersilahkan masuk. “silahkan duduk dulu, saya panggilkan Istri.” perintah Hendra pada Dika lalu pergi masuk ke dalam rumah, memanggilkan Ester.

Setelah menunggu beberapa saat Ester dan Hendra kembali ke ruang tamu. Dika serta Rahma dengan sigap segera berdiri dan bersalaman. “Mohon maaf lahir batin bu.” Salam Dika dan Rahma bergantian. “Sama sama ya…” balas Ester dengan lembut.

“Loh ada Alana to..” ucap Ester gemas melihat Alana kecil yang sangat imut, dengan rambut pendek yang sedikit bergelombang.

“Iya budhe…” jawab Alana dengan nada menggemaskan, membuat Ester tertawa.

“Bentar Budhe panggil kak Naina ya, biar Alana main sama kak Naina ya?” tawar Ester sambil beranjak dari duduknya menuju kamar Naina. Setelah beberapa menit Ester kembali bersama Naina dan Adit kecil.

“Salim sama om dan tantenya dulu kak, dek.” Suruh Ester lembut kepada kedua anaknya. Merekapun segera mengikuti perintah ibunya dengan patuh.

Setelah bersalaman Adit segera pergi keluar rumah untuk bermain, sedangkan Ester meminta Naina agar mengajak Alana untuk bermain. Segera Naina dengan senang hati mengulurkan tangan menggandeng Alana untuk ikut keluar rumah.

Saat berjalan di luar rumah, banyak sekali anak anak kecil yang sedang berlari. Menuju gerombolan yang berada di ujung jalan. Dan Salah satu di antaranya ada Adit yang sedang asyik becanda  bersama teman temannya.

“Nama kakak siapa?” Tanya Alana kecil saat sedang berjalan bergandengan dengan Naina. “Nama kakak Naina, Alana bisa panggil kakak. kak Naina.” Ucap Naina memperkenalkan diri sambil tersenyum manis.

“Umur Alana berapa?” Tanya Naina saat duduk di buk depan rumah.

“Alana umurnya 6 tahun kak.” Jawab Alana sedikit malu malu. “ udah SD ya…” ujar Naina dengan nada menggoda.”Hehehe iya kak.”

“Alana, kakak punya temen seumuran sama kamu loh. Mau kakak kenalin gak?” Tanya Naina dengan nada bersemangat. Membuat Alana sedikit antusias. “Mau kak.. mau” ujar Alana senang.

“Yuk ikut kakak.” Ajak Naina kemudian berdiri menggandeng Alana kecil. Merekapun berjalan menyusuri komplek dimana di ujung jalan ada satu geromblan anak anak yang sedang bermain.

Iris mata Naina sedang menelusuri tiap wajah anak anak yang ada di hadapannya, sampailah dimana mata indahnya berhenti pada seorang bocah perempuan yang sedang duduk sendiri melihat teman temannya bermain “Hy, Mesya…. Sini.” Panggil Naina sedikit berteriak karena gemuruh suara anak anak yang sangat kencang dan berisik.

Mesya yang merasa di panggil langsung menghampiri Naina dengan wajah yang sangat gembira, karena hanya Nainalah yang sering mengajaknya main ketika Naina sedang di asrama. “Iya Kak..” jawab Mesya dengan girang.

Dituliskan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang