"Makasih dek Adit sama dek Rendi udah bantue saya ya. Makasih banget loh." Ucap bu Rayon dengan bersungguh sunggu. Jadi gak enak.
"Wah gak papa Bu. Udah kewajiban Kita sebagai anggota membantu bu ketua." Jelas mbak Yonita yang membuat but Rayon semakin senang.
Jam menunjukkan pukul sebelas malam. Akupun memutuskan pulang mengendarai motorku sendiri, sebab mbak Yonita pulang bersama om Rendi. Sedangkan kak Adit nyuruh aku pulang sendiri. Bikin kesel.
Sesampainya di rumah segera Aku mandi dan istirahat di ruang keluarga sambil nonton film Maze Runner the death cure gak ketinggalan nastar hand made ku yang enak. Menurutku sendiri, terlepas dari omongan kak Adit yang bilang enggak enak atau gosong itulah.
Aku melihat kak Adit baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut yang selalu basah. Yap selalu basah, dan selalu saja wanginya bikin jantung loncat loncat. Aku bahkan gak habis fikir dia kalau mandi bagaimana sih, kok sampai wanginya kayak gini banget. Mungkin selain dari luar mungkin sabunnya di minum juga kalik ya biar wangi dari dalem juga.
"Bagi dong." Ucapnya dengan suara manja, dan gak lupa senyumnya yang manis.
Sejak kapan dia ngerubah sikap dan suaranya jadi alay gitu.
But, jantungku makin loncat loncatnya dua kali lipat. Tanpa menjawabnya segera aku memberikan nastar itu satu toples kepadanya, biar gak ganggu aku dan aku bisa fokus ke filmnya.
"Lan."panggilnya serius. Bahkan tanpa aku sadari kak Adit menatapku lekat
"Hmm"Jawabku masih fokus menatap wajah tampan Dylan O' Brian. Yang uhuuy ganteng kebangetan
"Alana." Panggil kak Adit, sambil mencubit pipiku gemas.
"Ih kak, sakit tahu." Sewotku ambil mengusap usap pipi kananku yang dia cubit, dengan kasar.
"Apa sih kak?" tanyaku dengan kesal. Kak Adit hanya menatapku sambil tersenyum.
"Jangan marah marah kalik. Cantiknya hilang loh nanti." Gombalnya dengan senyuman manis yang sukses membuatku diam tepaku. Untuk pertama kalinya dia menggombaliku, sadar tidak dia, apa gegara masih ngehayal mbak mbak penyanyi tadi. Meskipun jika kak Adit hanya menghayal tapi dia sukses membuat wajahku merah padam. Udah kayak kepiting rebus kalik ya.
"Apaan sih kak. Sadar." Kata kata itulah yang aku keluarkan untuk menutupi kegugupanku di hadapannya. Belum saatnya untuk baper baper club, Sebab akukan gak tahu bagaimana perasaanya ke aku. Kalau kebaperan dan ternyata di Cuma mainin hati doang gimana, susahkan hidup ane nanti.
Secara tiba tiba dia menangkup wajahku dengan kedua tangannya. Kemudian mendekatkan wajah kami, wait.. wait .. wait ngapain dia. Seperti patung aku sama sekali tidak memiliki daya untuk menggerakkan tubuhku, sama sekali. Apa yang aku pikirkan dan rasakan tidaklah sejalan. Mataku secara otomatis terpejam dengan ihklas sedangkan aku sama sekali tidak bisa memberontaknya. Dan seperkian detik aku merasakan dahi kami sudah menyatu, menjadi satu kesatuan aku bahkan bisa merasakan tulang dahinya.
Tiba tiba dalam otak terputarlah scen ciuman romantis ala ala drama korea yang bikin baper. Yakin nih bakal jadi ciuman. Seandainya iya harus ngapain aku? Tanyaku dalam hati dengan seribu kegugupan.
Huuufff kak Adit menyebul wajahku jahil. Dan kemudian melepaskan tanganya dariku. Tuhkan PHP di buat mainan akunya.
"Ih apaan sih kak."Ucapku sambil mengibas ngibaskan tanganku di depan wajahku. Kak Adit hanya tertawa lalu meminum sprit botolan yang di ambilnya tadi sebelum duduk bergabung denganku
"Nyebelin." Akupun beranjak dari dudukku dan berniat pergi menuju kamar. Moodku hilang buat nonton film. Dasar kak Adit nyebelin!
Tiba tiba tanganku di cengkramnya dan membuatku duduk kembali. Wajahnya kini berubah serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dituliskan Takdir
General Fiction#1 Tentara 30/01/2020 #1 abdinegara 30/01/2020 #1 militer 21/04/2019 #1 Tentara 19/10/1/2019 #1 cintapertama 16/7/2017 [COMPLETED √] Takdirkan selalu mengiringi kemanapun Kita pergi. Diantara pilihan yang ada hanya kamulah yang ku nanti