Sebelum baca yuk vote dulu 👍
Akupun dan Kak adit sampai di warung bakso Namanya Bakso Malang pak Syair. Warungnya sih rame banget. Kalau dari keramaiannya sih nih bakso pasti enak banget. Akupun mulai gak sabar dan segera mendekati gerobak baksonya.
"Buk pesen bakso dua ya, baksonya campur. Terus pesen gorengannya kayak biasanya." Ucap kak Adit seperti sudah biasa pesan di warung ini.
"Kamu pakek lontong gak?" Tanyanya padaku saat aku sedang mengedarkan pandang menatap sekeliling warung ini. Untuk kata warung sih kurang tinggi. Tapi kalau restoran sih ya kurang cocok. Antaraanya itu pokoknya. Ada dua lantai warung makan ini.
"Eh ditanyaain kok, mau pakek lontong gak?" Senggolnya halus
"Eh, iya pakek."Ucapku kaget.
"Yaudah buk, tambah lontong dua."
"Minummu apa?" Tanyanya lagi padaku.
"Jus alpukat." Jawabku cepat.
"Saya ulangi ya, bakso campur dua, lontong dua, gorengannya lima ribu. Jus alpukat dua." Ulang ibu ibu itu dengan ramah
"Sipp buk."
"Ditunggu ya mas Adit." Ucapnya tersenyum
Akupun dan kak Adit mengambil lantai bawah yang lesehan. Sedikit susah sih duduknya Karena rokku yang selutut Aja. Kak Aditpun kembali ke mobil buat ngambil jaket hitamnya untuk aku gunakan buat nutupin tubuh bagian bawahku.
"Makasih." Ucapku canggung yang hanya di balas anggukan.
"Kamu kenal sama ibu ibu itu?" ucapku membuka percakapan sambil menunggu baksonya datang. Aku masih belum berani memanggilnya kak. Nanti dianya kegeeran. Biar mengalun dengan sendirinya.
"Udah langganan." Ucapnya singkat banget. Yangku balas oh saja. Karena tidak tahu harus menjawab apa lagi.
"Ini mas Adit baksonya. Ini mbak." Ucap ibu itu ramah.
"Waduh mas Adit akhirnya ke sini bawa calon juga." Ucap ibu itu tertawa. Akupun hanya tersenyum sopan.
"Apa kata saya buk, saya bakal bawa kesini kok kalo saya beneran punya calon. Nih buktinya." Sambil melirikku.
"Sipp mas, cocok yang laki laki ganteng, yang perempuan cantik." Ucapnya sambil mengacungkan jempol dua ke kak Adit ini. Apa ini aku sama sekali gak dong. Lola emang aku ini.
Setelah ibu itu pergi akupun fokus ke makanan yang ada di meja sekarang, ada bakso campur, terus ada satu piring gorengan yang bentuk kembang, ada lontong dua biji, lalu ada jus alpukat dua gelas. Ini apa ya dia nyama nyamain minumannya dengan aku.
akupun meliriknya remeh.
"Apa? Aku juga suka alpukat, jadi jangan mikir kalo aku nyama nyamain." Ucapnya sambil mengaduk aduk sambal di dalam mangkuk baksonya. Seperti sudah mendengar apa yang hatiku katakan.
"Kok di kertas ajaib itu gak ada tulisannya?"
"Emang sengaja aku gak masukin." Ucapnya santai.
"Buruan dimakan, keburu dingin." Ucapnya kemudian menyuapkan satu suap bakso ke mulutku yang sedikit terbuka.
"Apaan sih." Ucapku menadahkan tangan di bawah daguku untuk menyeka kuah bakso yang sedikit tumpak di daguku.ketika aku mengunyahnya, tiba tiba cita rasa baksonya menjalar ke seluruh ruang mulutku. Enak!
"Aku bisa makan sendiri kalik." Timpalku lagi sambil memotong motong bakso menjadi beberapa bagian.
"Salah siapa, gak buruan di makan. "

KAMU SEDANG MEMBACA
Dituliskan Takdir
General Fiction#1 Tentara 30/01/2020 #1 abdinegara 30/01/2020 #1 militer 21/04/2019 #1 Tentara 19/10/1/2019 #1 cintapertama 16/7/2017 [COMPLETED √] Takdirkan selalu mengiringi kemanapun Kita pergi. Diantara pilihan yang ada hanya kamulah yang ku nanti