"Suami lagi nostalgia, eh kamunya malah sama adiknya. Gitu banget dek?" ejek mbak Vivi yang tiba tiba di berdiri di depanku. Aku hanya memicingkan mata mencerna maksud perkataannya.
"Maaf maksudnya mbak apa ya?" tanyaku tak mengerti. Dia hanya tekekeh singkat
"Aduh Alana Alana. Masa kamu gak tau. Gini ya mbak jelasin. Tapi sebelumnya mbak gak punya maksud buat panas panasin." Ucapnya aku hanya menatapnya penasaran
"Lihat itu yang sama suami, itu tuh mantannya." Ucapnya lagi. Terkejut itu yang aku rasakan, mataku bahkan hampir membulat sempurna
"Maaf ya mbak, tolong jangan nuduh sembarangan." Kataku membela kak Adit.
"Eh kamu ini, di kasih tahu malah gak percaya. Satu asrama juga tahu cewek itu dulu deket banget sama suamimu." Dia itu ucap mbak Vivi tertahan. Lalu melihat sekeliling.
"Dia siapa mbak?" tanyaku semakin penasaran
"Dia itu anaknya bu Rayon yang kedua." ucapnya lagi. Diam itu yang aku lalukan sekarang, entah mengapa hatiku sedikit perih mendengarnya
"Mbak kasih tahu ya, sebelum nikah sama kamu. Suamimu itu pacaran sama dia. Bahkan di asrama udah gembor gembor kalau mereka bakal nikah. Eh tahunya malah nikah sama kamu. Double kill. Pernyataan mbak Vivi sukses membuatku Semakin perih.
"Kamu ati ati. Sapa tahu bakal CLBK. Apalagi si Putri ini bakal di asrama buat liburan. Btw, dia pramugari loh." Ucap mbak Vivi lagi.
Mendengar hal itu, bersamaan dengar hatiku yang mulai hancur. Entah mengapa hatiku terasa perih. Mataku pedih ingin menciptakan sungai kecil di pipi. Segera aku pamit dari hadapan mbak Vivi, aku gak mau mendengar ucapannya lagi.
"Yudah mbak saya duluan. " Pamitku dingin. Segera aku celingukan mencari keberadaan Satria.
"Sat... Satria sini." Panggilku ke anak gembul yang sudah aku lihat keberadaannya. Segera aku memberikannya jus.
"Iya tante." Jawabnya dengan senyum. Akupun membalas senyumannya ini jus punyamu. "Ohya kamu mau ke om Aditkan?" tanyaku sambil megang pundaknya lembut
"Iya tante, kenapa? Mau ikut?" tanyanya polos sambil menyuruput jusnya.
"Enggak Sat. tante mau pulang. Kamu kasih minumannya ke om Adit ya." Mintaku ke Satria, Semoga mau. Lama dia menatap botol minuman itu." OK tante." Dia pun mengambil air mineral yang aku berikan.
"Tante pulang kalau gitu." Pamitku. Sambil mengusap rambutnya pelan.
Akupun bejalan lurus menuju arah pulang. Hatiku perih sekali, entah itu benar ataupun tidak tapi aku sudah merasa tersakiti. Untuk yang kedua kalinya. Tanpa aku sadari mataku telah menerjunkan butiran butiran air mata. Namun segera aku hapus agar tidak seorangpun tahu. Akupun mempercepat langkahku, tanpa peduli jarak antara komplek ku dan lapangan ini cukup jauh.
**
ADIT POVSudah lama aku tidak berjumpa dengan wanita yang ada di hadapanku ini. Ini adalah pertemuan pertama kami setelah Berita pernikahanku tersebar. Dia menghilang saat itu,
mungkin dia kecewa kepadaku saat itu. Ada sedikit penyesalan yang aku rasakan saat itu, karena aku tidak segera mengenalkannya pada mama sehingga cerita lama akan perjodohan itu kembali mencuat ke atas permukan dan membawaku pada titik sekarang. Putrika Rayon Ambarsari. Wanita yang aku cintai selama dua tahun yang lalu.
"Hy Mas." Sapanya ketika aku sedang duduk beristirahat bersama teman teman yang lain. Putri panggil ku liirih.
Wanita berpawakan tinggi ini dan mulus dengan rambut pendeknya yang lurus. Kini sedang menatapku dengan senyuman yang masih sama dengan dua tahun yang lalu. Akupun berdiri tanpa aba aba .
KAMU SEDANG MEMBACA
Dituliskan Takdir
General Fiction#1 Tentara 30/01/2020 #1 abdinegara 30/01/2020 #1 militer 21/04/2019 #1 Tentara 19/10/1/2019 #1 cintapertama 16/7/2017 [COMPLETED √] Takdirkan selalu mengiringi kemanapun Kita pergi. Diantara pilihan yang ada hanya kamulah yang ku nanti