PART 22

15.3K 660 11
                                    

"Ngapain kamu?" Tanya seseorang dari sampingku. Segera aku berteriak Dan kemudian berlari menuju kamar depan yang hanya perlu tiga langkah saja.

Apa tadi dia melihatku seperti ini?
Mau ditaruh mana muka ku ini.
Buang sana muka mu Alana.

Segera aku mengenakan pakaian Dan diam di dalam kamar. Keluar? No, aku masih punya malu. Biar dia pergi baru aku keluar.

**

Adit POV

"Assalamualaikum" salamku ketika masuk ke rumah. Saat aku melihat keadaan rumah aku sedikit memicingkan mata. Sepi banget, tumben.

Segera aku menuju kamar belakang untuk mencari dokumen yang aku butuhkan. Dapat!

Segera aku membersihkan kembali, Dan pergi ke baterai lagi. Saat aku berjalan menuju gawang pintu. Betapa terkejutnya aku, melihat pemandangan indah terpampang nyata di hadapanku.
Tahan Dit.. tahan
Alana berjalan telanjang bulat di hadapanku. Inilah nikmat tuhan yang aku dustakan selama ini.

"Ngapain kamu?" Ucapku berusaha bersuara setenang mungkin. Berusaha menahan nafsu yang mulai memuncak. Hanya suara teriakan yang aku dengar. Dia kemudian berlari menuju kamar semping.

Tok.. tok.. tok..

"Lan." Panggilku ke Alana dengan lembut.

"Bukain pintunya dong Lan." Lama aku tidak mendapat balasan. Canggung itu yang aku rasakan

"Aku berangkat dulu ya Lan. Nanti sore aku pulang. Assalamualaikum." Salam ku kemudian pergi. Meninggalkannya karena tugas. Serta ingatan akan tubuh putih Dan mulusnya. Sadar Dit!

**
Alana Pov

Sudah pergikah dia? Baguslah kalau dia sudah pergi. Alana bodoh banget sih. Mandi gak bawa handuk.

Gak papa Lan. Halal kok bukan dosa.
Toh itu suami mu. Hihihi
Suara belahan tubuhku yang lain.

Setelah tenang dan siap aku keluar dari kamar Dan memulai aktivitas.

**
"Assalamualaikum." Suara berat itu kembali menggema di seluruh antero rumah dinas.

"Waalaikumsalam." Ucapku lirih. Gelisah, malu, Kaku, kini menjalar ke seluruh tubuhku lagi.

"Ehmm Lan."

"Sudah jangan dibahas kak, lupakan." Ucapku memotong ucapannya, seperti sudah mengerti apa yang akan diucapkannya. Kemudian aku meletakkan kopi di meja makan. Tawa kecil terdengar nyaring ditelingaku.

"Ada yang lucu." Ucapku sambil berbalik menghadapnya

"Ada, kamu." Ucapnya menatapku aneh. Aku hanya bisa diam.

"Aku tadi mau ngomong kalau untuk datang ke nikahannya temenmu itu aku gak bisa. Soalnya minggu aku naik jaga."

"Terus aku ke sana sendiri gitu?"

"Yah, gimana ya..." Ucapnya sambil mengedikkan bahu.

"Yah.. kak, Masa gak bisa diusahain ikut?"

"Gak bisa Lan. Namanya juga tugas."

"Yaudah Aku pergi sendiri."
Ucapku sambil berjalan mengambilkan toples kue mbak Yonita yang tinggal beberapa biji Aja dengan kesal.

"Baguslah gak ngrepotin." Balasnya sambil menyruput kopi yang aku buatkan tadi.

"Ih apaan sih Kak." Akupun memukul lengannya kesal. Dia hanya tertawa dan mencomot kue yang aku baru ambil.

Suka banget dia sama kue keringnya, makanan istrinya Aja gak gitu gitu amat sukanya - Batinku sedikit kesal.

Dituliskan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang