~The Third Diary~

5K 262 2
                                    

Hai Didi...
Gue lagi badmood banget hari ini,mulai dari pagi sampai pulang sekolah. Lo tau kenapa? Bayangin aja,gue tadi kepeleset di depan kelas. Nginjek batu licin trus betis gue tergores duri bunga mawar. Sakit banget tau gak? Udah pas gue siap kepeleset,gue ketabrak sama si kunyuk lagi,iya si Ciko. Gue ngerasa gue gak pernah bisa deh,satu hari aja lepas dari dia. Pasti dia minimal muncul tiba-tiba,atau nyenggol gue,atau lihatin gue,atau bahkan nyakitin hati gue. Yaelah,masakan gue cerita tentang dia melulu ya? Elo capek gak dengerinnya? Sama. Gue juga. Trus gue juga pernah dibuat kesel setengah mati karena dia. Sewaktu kelas sepuluh,pelajaran seni musik.

Ciko sedang berlari keliling kelas sambil membawa-bawa sebuah gitar berwarna hitam. Tampaknya dia lagi kejar-kejaran deh,tapi sama siapa ya?

"CIKOOOOOOO!! Balikin gitar gue!" Seru seorang gadis yang sedang mengejarnya dengan wajah merah padam.

Cowok itu hanya menoleh,lalu melompat ke atas salah satu kursi.

"Gue gak mau,sebelum Lo manggil nama gue 'Ciko sayang pujaan hati gue' di depan semua orang." Ucap Ciko bertolak pinggang dengan tangan kanannya memegang gitar itu.

Gadis tadi,alias Devany berdecak kesal sambil mengerutkan keningnya.

"Lo apaan sih? Mana mau gue,OGAH." Tolaknya mentah-mentah seraya melipat kedua tangannya.

Ciko melompat dari kursi tersebut lalu berjalan menuju depan Devany.

"Gue gak pernah malu kok,kalau gue manggil Lo sayang. Tapi kali ini,gue minta Lo manggil gue sayang elo malah gak mau." Ucap Ciko dengan ekspresi gila yang selalu dibenci Devany.

Devany membesarkan matanya. Sedangkan Ciko merambas gitar itu dengan sembarangan.

"Yaelah,elokan udah gila. Mana asing lagi kalau Lo manggil gue kayak gitu. Lah,kalau gue? Mana mungkinlah! Pokoknya minta gitar gue sekarang! Gue mau belajar," Devany menarik gitar itu dari tangan Ciko.

Mengambil sesuatu dari genggaman Ciko bukanlah hal yang mudah! Butuh perjuangan ekstra untuk mendapatkan kembali apa yang sudah berada di tangannya.

"Gue gak mau,sebelum Lo manggil sayang sama gue!" Seru Ciko dengan mempererat cengkeramannya.

Devany yang mulai emosi menarik nafas dalam-dalam.

"CIKOOOOOOO!!" Teriaknya kuat sampai guru di kantor bisa denger. Bahkan siswa yang lagi boker di toilet mendadak terkejut sehingga terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

"Apa itu Devany?" Tiba-tiba suara berat seorang laki-laki membuat kelas hening seketika.

Pak Bastian.

Devany menoleh ketakutan. Ciko yang abstraknya minta ampun hanya menggeser kepalanya kesamping,guna melirik pak Bastian dari depan Devany.

"Pak," Sapa Ciko manis seperti kucing tetangga minta dibelai.

Mereka langsung duduk, sedangkan pak Bastian berjalan sambil menjepit sebuah map tebal berisi rangkaian lagu.

Tangan si Ciko kunyuk ini masih aja nempel di gitar Devany. Devany juga sedang memegang gitar itu. Tapi karena Ciko gak mau nyerah, akhirnya Devany duduk bersebelahan dengannya.Ciko melihat Devany yang masih memegang gitarnya dengan wajah sebel,lantas Ciko tersenyum. Dia merasa Devany lucu kalau lagi marah.

"Ciee,kita jadi pegangan gitar barengan ya.. Gue suka," Bisik Ciko ke telinga Devany hingga membuat gadis itu menatap tajam kearahnya.

"Diam Lo!" Devany menggeram setengah mati.

Pelajaran musik dimulai! Kali ini materinya tentang alat musik gitar. Beberapa siswa sudah membawa,hanya aja masih ada juga yang melawan perintah​ Pak Bastian. Salah satunya, Ciko.

Juara Kelas VS Perusuh Kelas ( Tamat✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang