Ciko melemparkan tas sekolahnya. Dia membuka sepatu lalu membaringkan diri diatas ranjang. Setelah menarik nafas lega,dia melirik kotak di sisi kanannya. Kotak yang Devany beri sewaktu di taman kota tadi.
Ciko duduk sambil terkekeh geli. Mengingat Devany benar-benar marah kepadanya adalah suatu hal yang mengasikkan.
Lucu. Gemesin.
Ciko masih terkekeh apalagi sewaktu Devany terlihat cemburu saat Ciko menggandeng tangan Maya. Yah,itu terlihat jelas dari cara Devany menatap mereka dengan tajam.
"Devany... Gue..
Hahahha" Kembali Ciko terkekeh. Dia membuka kotak itu. Ada jaket hitam yang pernah dia berikan sewaktu Devany tembus. Devany marah-marah gara-gara Ciko beliin Suji es krim."Hahah.. perkara es krim."
Kemudian dia membuka jaket itu. Mendadak Ciko menaikkan alisnya. " Ini bukan jaket gue." Ucap Ciko dengan kekehan jahil karena Devany membohonginya. Devany membeli jaket baru dan mungkin dia lupa mengambil kertas merek jaket itu. Ciko melihat jaket tersebut seluruhnya. Benar. Itu bukan jaket Ciko,Devany membeli yang baru.
"Kenapa dia beli yang baru? Ah,gue yakin dia masih belum siap buat bener-bener jauh dari gue. Apa jangan-jangan dia udah mulai suka yah sama gue?"
Kembali Ciko mengambil barang dalam kotak. Dia tertawa keras karena Devany memulangkan sebuah botol kosong. Ditutup botol itu ditempel secarik memo.
Ini minuman yang pernah Lo beli buat gue. Makasih..
Ciko tersenyum. Oh iya,Ciko membeli minuman itu sewaktu motornya kena tilang dan mereka akhirnya naik angkot.
"Bahkan botol seperti ini juga dia simpan?"
Ciko mengambil barang selanjutnya. Ada vitamin c. Ciko mendadak murung.
"Bahkan vitamin ini juga dia balikin? ARGGHHHHH.. apa sih yang ada di pikiran dia? Gue beli ini supaya dia mau makan. Dasar!"
Ciko mengambil lagi. Ada sebuah tongkat kecil. "Apa ini? Gagang kemoceng? Gue gak pernah kasih gagang kemoceng sama dia?" Ciko melihatnya seksama. Ada memo yang ditempel di sekeliling tongkat itu.
Ini stik gulali yang pernah Lo beli buat gue. Jangan kira ini gagang kemoceng! Dasar dungu! Makasih. Gulalinya udah masuk perut,uangnya udah gue kasih dalam amplop. Makasih lagi.
"Hahahah... Dev,Dev.. Lo memang ratunya yang bisa buat gue kangen. Dari mana Lo tau kalau gue kira ini gagang kemoceng? Memang,otak Lo patut diacungi jempol." KekehanCiko begitu tulus, terdengar bahagia.
Selanjutnya dia melihat gunting yang dia belikan karena mematahkan gunting Suji. Tunggu! Gunting Suji? Kenapa Devany membalikkannya? Apa Devany berbohong sama Ciko? Ciko tidak menemukan memo pada gunting itu. Dia hanya menyeringai jahil.
Setelah itu hanya ada lima surat dengan warna yang berbeda. Ciko melihat surat itu satu persatu.
"Ah.. mulai dari surat yang warna ungu dulu." Ujarnya sambil membuka surat itu pelan. Dia menyandarkan kepalanya di sandaran ranjangnya.
Untuk Ciko.
Ini surat tentang bensin Lo yang Lo beli sewaktu jemput sama anter gue. Gue gak tau harga bensin berapa. Gue kasih 200 dulu. Kalau kurang temuin gue. Makasih yaCiko terkekeh geli menggeleng kepalanya. Dia bisa bayangkan betapa susahnya Devany menulis surat ini padahal dia gak tau berapa harga bensin.
"Hahah.. Gue bakalan nemuin dia trus bilang kalau uangnya kurang. Hehehehe" ucapnya lalu menutup surat itu teliti. Kemudian dia membuka surat berwarna hijau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juara Kelas VS Perusuh Kelas ( Tamat✓)
Teen FictionHighest rank #1 TeenlitIndonesia.. Devany, seorang gadis pendiam yang sangat pintar di kelasnya. Tidak banyak yang tahu bagaimana kehidupan nyatanya di luar sekolah. Gadis yang selalu membawa buku tebal kemanapun pergi, tak lupa memakai kacamata yan...