Suara burung berkicau di pagi itu membuat hati merasa tenang. Bak seorang gadis yang sedang duduk termenung di teras depan rumah untuk berangkat ke sekolah. Hanya tinggal menunggu si sepupu yang selalu telat bangun dan mandi ngebut.
Bruakkkkk
"Aduh,kepala gue kena sangkar burung nih. Sialan! Siapa pula yang buat sangkar burung disini,aww" Kevin meringis kesakitan setelah jidatnya tanpa sengaja terkena tabrakan tunggal dengan sebuah sangkar burung di teras rumah.
"Hmmmm...
Bukannya yang buat elo yah? Katanya biar cepat bangun. Mana janji Lo?" Hardik Devany menghentakkan kakinya.Kevin membuka pintu mobil lalu menatap jahil kepada Devany.
"Yah maaf,gue kan khilaf. Namanya hidup,siapa saja bisa bangun lama. Bahkan orang yang menulis cerita didalam sebuah kamar kost sendirian ditemani cemilan yang buat gemukan aja bisa bangun kesiangan. Apalagi gue? Manusia yang tak seberapa daya."
Sial nih anak, nyindir aja kerjanya!
Devany mah hanya mendengus kesal lalu masuk dan memasang ekspresi sebal.
"Yaudah berangkat!" Ketus Devany.
"Yaudah,gue gak mau ngajak Lo ngomong dulu. Menurut ilmu teori dasar sosiologi, bahwasanya setiap orang pengen mendapatkan kenyamanan dalam hidup. Jadi, apabila dikau sedang badmood,Abang akan memilih diam sejenak untuk memberi ruang kepada adinda menenangkan diri. Capcus!"
Tumben banget nih anak agak gimana gitu gaya bahasanya yah? Ketabrak nyamuk apa sih?
Tiada berkata apa-apa lagi Kevin pun melajukan mobilnya menuju ke sekolah. Tanpa menghiraukan Devany yang udah kesal tingkat dewa.
🍒🍒🍒
"Kan,gue bilang juga apa? Gini caranya mending gue pake ojek online aja dari tadi!" Sudah lebih dari berulangkali Devany membuat telinga Kevin pengen minggat dari tempatnya.
"Iya,gue minta maaf!" Untung Kevin mengakui kalau dia salah. Gara-gara kelamaan bangun yah kayak gini nih, sangking buru-buru nya sampe lupa bawa tas sekolah. Bahkan Kevin lupa memakai sepatu sama dasinya. Bisa dibayangkan bagaimana gembelnya dia saat ini.
"Maaf Dev," Kevin memakai sepatunya cepat-cepat. Hari sudah siang,mana mungkin lagi mereka sekolah? Yang ada malah menambah daftar hitam dan bertemu dengan pak Soleh yang mampu memberikan pencerahan hidup sebanyak seratus sembilan puluh sembilan pasal.
"Jadi,gue gak masuk lagi ceritanya? Berarti gue izin dua hari dong!" Hardik Devany tak terima.
"Loh,kok izin dua hari? Yang ada izin sehari dan alpa hari ini." Ralat Kevin tak guna.
"Apa? Alpa? Mana mau gue! Gimanapun caranya gue harus dibuat izin! Titik!" Ketus Devany emosi.
"Lah, berarti lo memang gak niat sekolah kan hari ini? Ngapain Lo suruh gue bangun? Trus balik lagi pake sepatu? Wasting my time aja Dev,"
Prett
Sok pake bahasa Inggris nih anak!
"Yah elo sih! Mana ada anak sekolah lupa bawa tas sama pake sepatu! Emang Lo mau ngamen? Udah ah,Lo buat hari ini kacau!" Devany mendudukkan dirinya diatas kursi kayu teras depan rumah.
Untuk beberapa saat Kevin masih berpikir,mengapa dia memakai sepatu sekolah padahal mereka berniat tidak sekolah? Tunggu dulu! Sejak kapan juga dia pergi sekolah pada hari Minggu?
APA? HARI MINGGU???
"Ya Tuhan, Dev! Sekarang hari Minggu bukan? Ngapain juga kita sekolah? Tak guna banget sih!" Ucap kevin heboh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juara Kelas VS Perusuh Kelas ( Tamat✓)
Novela JuvenilHighest rank #1 TeenlitIndonesia.. Devany, seorang gadis pendiam yang sangat pintar di kelasnya. Tidak banyak yang tahu bagaimana kehidupan nyatanya di luar sekolah. Gadis yang selalu membawa buku tebal kemanapun pergi, tak lupa memakai kacamata yan...