^EPILOG ^

3.2K 169 7
                                    

Suara angin berdesir membuat gadis ini hanya bisa terdiam. Sudah lebih dari tiga jam dia duduk di antara dua makam dari orang yang berarti baginya.

Tania dan Danu.

Ada ribuan rasa yang tak bisa dia ungkapkan kepada batu itu. Biarlah pepohonan yang menjadi saksi bisu di sana.

"Tepat setelah umur Devany yang ketujuh belas,Devany baru bisa ketemu sama papa dan mama. Devany kangen sih memang iya. Tapi,Devany udah dapet keluarga yang selalu Devany kangenin. Ada papa Agung,mama Dina,ada Kevin,ada Suji,dan ada Ciko. Devany udah gede ma, mungkin udah bisa buat KTP. Hehehehe,makanya mama sama papa itu sehat-sehat disana. Biar sewaktu nanti Devany jadi dokter anak,Devany bisa nyembuhin banyak yang sakit. Oh iya,Devany bawa potongan pertama dari kue ulang tahun Devany​. Harus papa sama mama Ding dong yang makan. Hari ini Devany senenggg banget. Semua orang yang Devany sayang merayakan ulang tahun Devany. Banyak kado loh ma,sama acaranya meriah banget. Meskipun agak ada yang kurang sih. Tapi udah kok,Devany udah seneng. Bagi anak lain sweet seventeen mereka itu adalah acaranya yang mewah. Kalau buat Devany,asalkan orang yang Devany sayang ada,itu udah luar biasa."

Suasana hening sejenak.

"Hiks..Hiks... Meskipun Devany pengen marah! Kenapa Tuhan menjemput papa sama mama itu cepet banget. Devany kan belum puas menjadi anak yang bisa berjalan bersama dengan papa sama mama. Devany terkadang iri melihat teman yang setiap pagi dibangunin sama mama mereka, dianterin sama papanya. Dikecup waktu ulang tahun. Datang saat penerimaan raport semester. Hiks.. Devany sebenarnya pengen teriak! Mama sama papa terlalu baik meninggalkan Devany untuk hidup mandiri dari kecil. Hiks.."

Suasana masih hening.

"Tapi ​gak papa sih ma,Devany akhirnya mengerti kalau Tuhan itu memang baik. Buktinya Devany sekarang tinggal sama keluarga yang hangat,punya teman dan sahabat yang baik. Itu udah cukup. Makasih ya ma.. Pa... Devany akan berusaha supaya kelak bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi.."

Devany diam. Dia menangis! Menumpahkan segala perasaan yang selama ini dia pendam. Tangisan yang terdengar menyayat hati. Begitu memilukan dan membuat semua orang bergerak mendekati gadis itu.

"Dev,udah dong. Kan ada gue."

"Iya Dev,ada gue disini. Tante, kenalin. Saya Ciko, pacarnya Devany. Ciko janji bakalan jagain Devany ."

"Kalau saya Kevin tan, sepupu Devany yang lebih ganteng dari Ciko. Kevin yang selama ini lebih banyak jagain Devany daripada Ciko. Ciko taunya nyusahin Devany aja om,gak kayak Kevin yang selalu buat Devany tenang."

Ciko menatap jengkel kepada Kevin. "Mana ada om,Kevin yang sering bangun kesiangan. Untung Ciko jemput Devany,kalau enggak mungkin devany bakalan terlambat." Sambung Ciko.

Kevin dan Ciko bertatapan tajam seperti ada arus listrik yang menyambar. Devany yang awalnya lagi sedih menghela nafas lalu menjewer telinga kedua cowok itu bersamaan.

"Kalian berdua bisa gak,jangan berantem dulu. Biarin gue tenang kek," ucap Devany kesal.

"Aw,kan yang mulai Ciko dulu Dev!" Kevin megang telinganya yang panas.

"Lah,kok gue? Kan yang buat onar itu elu kebo laut!"

"Dasar ketek terasi!"

"Yah,dari pada Lo..
Pecel lele!"

"Ketoprak pedas!"

"Nasi goreng mbak Tukiem!"

"Durian Medan!"

"Buah kesemek!"

"Jeruk Bali!"

"Buah pala!"

"Cengkeh dihidrolisis!"

"Larutan penyangga!"

"Trakea bercabang!"

"Usus melintang!"

"Hukum Newton!"

"Gaya pegas!"

"Pancasila!"

"Ketuhanan yang Maha Esa!"

Aneh banget dua orang ini! Dari ejekan,ke nama makanan, biologi, fisika,kimia,bahkan sekarang PPKn? Ini debat atau cerdas cermat dadakan sih?

"Duhhhh... Mending kita pulang aja deh,kalian berdua udah mengganggu mood gue. Ayo pulang!" Hardik Devany sembari bangkit berdiri.

Agung dan Dina yang ada dibelakang mereka hanya tertawa​. Aksi Kevin dan Ciko memang selalu mengundang tawa. Bahkan sampai di tempat pemakaman saja mereka seperti ini? Hedehhh...

"Pa,ma,kita pulang dulu ya.. besok kota lanjutkan lagi. Mereka berdua memang begini kalau udah sama-sama kumat. Maafin ya ma," Ucap Devany pelan.

"Iya tan,ciko emang begitu orangnya,gak suka marah-marah. Dicuekin gak papa, diputusin okelah​!" Tiba-tiba Kevin bernyanyi seperti orang dungu.

"Dasar kau keong laut! Di persemayaman udah ngajak ribut!" Disambung oleh Ciko pulak lagi.

Tadi lomba mengejek sekarang lomba bernyanyi. Mantap! Multi talenta yah gini.

"Udah,ayo pulang!" Hingga Agung merangkul Devany dan mereka berjalan meninggalkan makam itu. Meninggalkan sebuah piring kecil berisi sepotong kue.

Devany...

Mama dan papa menyayangimu..

Selamat ulang tahun putriku..

Dan suasana kembali hening. Mobil Agung hanya meninggalkan jejak ban yang terlihat. Selebihnya hanya suara angin menderu dan pepohonan yang bergoyang. Ditambah alunan musik ulang tahun yang tak tau asalnya dari mana.

-TAMAT-

Juara Kelas VS Perusuh Kelas ( Tamat✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang