~Part 39~

2.4K 149 14
                                    

Jangan pernah menyia-nyiakan orang yang sayang sama Lo. Karena kelak ketika orang itu benar-benar lelah dan mencoba berhenti buat menyayangi Lo,Lo bakalan tau gimana rasanya kehilangan yang gak bakalan bisa dikembalikan lagi.
~Ciko~

Hari Senin. Hari keramat yang selalu ditakuti sama anak sekolah. Entah kenapa hari yang merupakan hari pertama sekaligus pembuka dalam satu minggu ini selalu viral dalam kalangan anak SMA. Ada tiga kata kunci dalam hari ini yang bakalan gak pernah dilupakan sama mereka.

Atribut lengkap. Berupa topi,dasi,name tag,dan atribut lainnya.

Barisnya lama. Harus rapi,lurus kanan kiri,depan belakang,serong mana aja,dan kalau kata pak Barus jikalau ditembak dari depan semuanya pada kena. Kalau gak kena berarti gak lurus . Emang siapa yang mau ditembak karena barisan gak lurus? Entahlah.

Pembicaranya buat gendeng. Gak menutup kemungkinan, pembicara nya sering banget buat kepala pusing tujuh kali keliling. Mending kalau isinya enak,terkadang terjadi pengulangan kata dan makna yang membuat siswa pada bergeliat kayak cacing. Barisan yang udah disusun pak Barus sedemikian rupa,bisa bergeser seperti kapal kena porak-poranda.

Tapi sebenarnya, hari Senin itu seharusnya harus lebih semangat dari hari berikutnya. Karena Senin itu adalah langkah awal untuk memperbaiki kesalahan diminggu lampau dan menguatkan langkah untuk jauh lebih baik di hari mendatang. Eh,kok jadi ngomongin hari Senin sih?

Meskipun demikian,semua hal yang dibicarakan di atas bukan menjadi penghalang buat siswa yang satu ini masuk barisan para persetan.

"Cik,Lo ada topi dua gak?" Tiba-tiba James menepuk pundak sahabatnya itu. Mereka masuk barisan yang sama. Tak usah dijelaskan lagi. Barisan paling belakang,jaraknya enam meter di belakang barisan penutup siswa yang berseragam rapi. Barisan dengan pak Soleh selaku guru BK sebagai pemimpinnya. Dan barisan dengan aneka masalah seragam yang jadi akarnya.

Ciko menoleh ke belakang. Lalu memandangi James dari atas sampe bawah.

"Kalau gue punya topi dua,gue gak bakalan disini bangsat. Jangankan topi dua. Punya topi aja gue lupa apa pernah." Jawab Ciko menahan tawa. Dia mundur sehingga satu sab dengan James.

James yang sedang nervous itu menggaruk kepalanya kasar. "Gue takut Cik,nanti dilihat pak Soleh. Gue udah tanda tangan surat pernyataan kalau gue gak bakalan masuk barisan ini lagi. Mampus gue," Pekik James cemas.

Ciko terkekeh geli melihat tingkah sahabatnya itu. "Kalau Lo takut,ngapain Lo berani gak bawa topi? Salah sendiri. Lo harus berani bertanggungjawab atas apa yang Lo perbuat. Lagipula,Lo gak langsung dihukum gantung kale,cuma karena gak pake topi aja." Ciko merangkul James. Mencoba membuat James insyaf.

"James menepis tangan Ciko. "Ya kali lu enak cuma gak pake topi aja. Lah gue,pakaian bersih dari atribut sekolah,celana kuncup bro, sepatu berwarna,kaus kaki hitam. Udah deh,macam gembel pasar Senen gue." Ucap James.

Ciko kembali terkekeh geli. James,James. Berani berbuat, berani bertanggungjawab. Kalau gak mau dihukum,kenapa melanggar aturan?

"Yaudah,gini aja. Kalau Lo masuk BK,panggil namanya gue tiga kali."

"Supaya kenapa?"

"Yah biar kita masuk BK bareng-bareng. Gimana? Setuju Lo?"

"Oke,Cik. Memang gue gak salah milih Lo jadi sahabat gue."

Juara Kelas VS Perusuh Kelas ( Tamat✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang