~Part 12~

5K 349 26
                                    

Malam ini suasana di rumah Devany tampak berbeda. Yang biasanya Devany hanya makan sendiri sambil melamun tak jelas,kali ini dia bersama kedua orangtuanya.

Terdengar bunyi sendok berdenting dengan piring kaca berwarna putih itu,menjadi suara pengiring diantara mereka.

Devany yang awalnya udah 'badmood' sedari tadi hanya diam tanpa bersuara.

Orangtuanya juga begitu. Mereka terlalu fokus menghabiskan makanannya dengan sebuah gadget ditangannya.

Hening.

Hampa.

Hilang.

Itulah yang saat ini sedang dipikirkan oleh Devany.

Mungkin sangking gondoknya,Devany memukulkan sendok dengan kuat ke piringnya. Membuat Ningsih dan Bayu sontak terkejut lalu menatap Devany.

"Kenapa kamu melakukan itu Devany? Itu sangat tidak sopan." Ucap Ningsih sambil menunjuk tangan Devany.

Devany mulai memasang ekspresi dongkol.

"Kenapa ma? Keknya mama gak pernah deh, ngajarin Devany bagaimana cara makan yang sopan." Balas Devany lantam.

Bayu melihat Devany lalu ia meletakkan sendoknya.

"Devany,sopan berbicara dengan mama, kok kamu jadi gak sopan begini? Jangan-jangan karna kamu masih berteman dengan Suji,si anak nakal itu? Papakan sudah bilang jangan berteman dengan dia." Ucap Bayu yang hanya mendapat tatapan dongkol dari Devany.

Devany kemudian mengaduk-aduk makanannya. Lalu membanting kembali sendoknya dengan kuat.

"Devany.." panggil Bayu dan Ningsih secara bersamaan.

Devany tidak menjawab. Dia terus mengaduk-aduk makanannya dengan ekspresi dongkol.

"Devany," Panggil Ningsih dengan suara naik satu oktaf.

Devany tetap diam.

"Devany,mama sudah bilang ke.."

"Apa sih ma? Kenapa papa sama mama setiap pulang kerumah selalu memarahi Devany. Devany capek ma, Devany lelah dengan semua ini. Devany ingin lepas," potong Devany dengan suara keras dan penuh dengan emosi.

Bayu menatap Devany tidak percaya. Sedangkan Ningsih mengerutkan keningnya setelah mendengar Devany tidak sopan untuk pertama kalinya.

Bayu kembali melanjutkan makannya. Sedangkan Ningsih memijat-mijat kepalanya yang terasa pusing.

"Gimana sekolahmu belakangan ini?" Tanya Bayu kepada Devany.

Devany yang sudah sempat emosi tingkat dewa kembali menenangkan dirinya.

"B aja," Jawabnya cuek.

Bayu menarik nafas dalam-dalam.

"Kakak kamu, kemaren ikut olimpiade loh,papa sama mama ditelpon kekantor disuruh datang ke sekolahnya. Mau meminta piagam penghargaan." Ucap Bayu disela-sela makannya.

Devany langsung menghentikan makannya. Wajahnya kembali berubah menjadi dongkol.

"So?" Tanya Devany.

Ningsih langsung menggebrak meja makan.

"Kok kamu jadi gak sopan begini,Devany?" Tanya balik mamanya dengan suara kasar.

Devany tersenyum miring.

"Baju Devany kuning ma,KETEKNYA KUNING,tapi apa pernah mama sama papa nanyain keadaan Devany? Ngurusi kepentingan Devany? Pernah ma?Pernah?" Devany berdiri sambil menggebrak meja makan juga.

Bayu dan Ningsih saling berpandangan. Mereka sangat terkejut melihat tingkah laku Devany.

"Papa sama mama pernah gak sadar? Kalau Devany itu gak suka disama-samain sama kak Chintya." Devany kembali memberontak.

"Maksud kamu apa sih Devany?" Tanya Ningsih dengan suara geram.

Devany mulai mengeluarkan air matanya.

"Mama sama papa gak pernah peduli sama Devany. Mau Devany punya masalah apa,bahkan hari ini Devany malu banget karna ketek baju Devany kuning. Tapi, apa pernah papa sama mama nanyain Devany? Malahan papa sama mama ngelarang Devany buat berteman sama Suji, satu-satunya orang yang mau peduli sama Devany,yang mau dengerin masalah Devany, emangnya mama pernah kayak gitu? Anak mamakan cuma kak Chintya." Devany kembali menggebrak meja makan.

"Devany,kamu.."

"Aaahhhhhhh," Bantah devany lalu pergi tanpa berkata apa-apa lagi.

Dia berlari tanpa menghiraukan panggilan orangtuanya.

"Devany, Devany," panggil Bayu dan Ningsih tetapi tidak dihiraukan oleh gadis itu.

Devany sampai di kamar lalu membanting pintunya. Kemudian dia menangis dengan ditutupi bantal gulingnya.

Kok papa sama mama gak pernah peduli yah sama gue? Gue cuma pengen diperhatiin sama mama papa,cuma pengen dapet pujian dari mereka, tapi kok gak pernah sih? Lebih baik gue mati aja,

____________________________________
Hai...Hai... Lagi...
Semakin lama, akhirnya kita mulai memasuki masalah-masalah kehidupan Devany,
Gimana gan?
Wkwkwkwk...
Tinggalkan jejak ya 🙇🙏
Makasih say 😘
Salam,
Melda silalahi

Juara Kelas VS Perusuh Kelas ( Tamat✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang