~Part 54~

2.4K 155 14
                                    

"Permisi pak." Dua orang lelaki berpakaian polisi mengetuk pintu toko milik Hendra.

"Ya pak. Silahkan masuk!" Sahut Hendra sopan.

Polisi itu masuk. Lalu berjalan menemui Hendra.

"Apakah bapak adalah Hendrawan Supratikno?" Tanya seorang dari mereka.

"Ya,dengan saya sendiri. Ada apa pak?" Hendra mulai merasa ada yang aneh. Apa yang dia lakukan sampai-sampai dua orang polisi berpakaian lengkap datang ke toko bukunya?

"Bapak akan kami bawa kekantor. Dengan alasan membantu aksi pembunuhan kepada sepasang suami istri pada empat belas tahun silam." Jelas seorang polisi tadi.

Hendra ikut mereka tanpa perlawanan. Dia sudah tau akan begini jadinya. Sudah pasti Ningsih yang buka mulut atas kejadian yang direncanakan oleh wanita itu sendiri.

"Iya pak."

🍒🍒🍒

"Kenapa kamu tidak menghubungi seorang pengacara?" Ningsih membentak-bentak Bayu yang masih saja diam.

"Untuk apa?" Tanya Bayu jengah.

"Yah untuk melepaskan kita." Jawab Ningsih marah.

"Kenapa kamu mau lepas? Bukannya ini memang salah kita? Lagipula empat belas tahun kita sudah merasakan kekayaan,membuat Devany menderita,kita pantas menerima ini." Bayu bangkit dari kursinya.

"Kamu apa tidak memikirkan Chintya? Masa depannya?"

Bayu diam. Membiarkan Ningsih mengotot dengan argumennya sendiri. Bayu memang pasrah jika didekam di dalam penjara. Bahkan,dia berniat menyerahkan diri kepada polisi sendiri.

"Dia akan baik-baik saja. Saya sudah menyimpan uang khusus untuk biaya hidupnya sendiri. Kita belum mati Ningsih,kita hanya membayar kesalahan kita. Itu saja!"

Ningsih menatapnya tajam. "Apa kamu bilang? Hidup sendiri?" Wanita itu tertawa dengan penjelasan Bayu.

"Sudahlah! Kita tinggal menunggu keputusan sidang nanti. Sudahlah! Saya tak mau memikirkan hal itu lagi." Bayu duduk di kursinya kembali. Mereka tinggal menunggu kapan sidang akan ditetapkan.

Saya tidak bisa tinggal diam. Gadis itu harus mati! Bagaimanapun caranya.

🍋🍋🍋

"Ada apa sebenarnya pak?" Tresno menanyakan kepada Agung ketika mereka bertemu. Untung ternyata Tresno mengenali Agung. Entah bagaimana ceritanya.

"Bayu adalah abang saya. Dia pernah membunuh adik saya berserta istrinya. Kini saya telah menemukan kemenakan saya itu. Dan saya menuntut mereka. Buktinya sudah jelas,ada juga mantan pembantu mereka. Jadi,saya sudah tidak ada halangan ingin mendekam mereka ke dalam penjara." Jawab Agung dengan mata berbinar-binar.

"Anda tak pernah berubah pak! Selalu optimis dan mengutamakan bukti. Walaupun ada bertahun-tahun kita tak bertemu, pribadi bapak tetap sama." Tresno menepuk pundak Agung dengan kekehan kecil.

"Ah,jangan panggil aku bapak. Kita adalah teman sekelas dulu,jadi panggil saja namaku. Apa kau sudah lupa ya?" Agung membalas ucapan Tresno.

Oh,ternyata mereka teman satu kelas? Sama dong sama Kevin dan Ciko teman satu sekolah. Bapak anak ya?

"Sayang sekali anakmu itu laki-laki. Kalau perempuan kian,sudah kujodohkan dengan putraku,Ciko."

"Ah,sudah tak sabar kau ini jadi besan ya? Tenang Tresno,aku akan punya putri nanti. Namanya Devany."

Mereka berjalan menuju pintu keluar.

"Devany? Ah iya,aku sampai lupa. Gadis itu dekat juga putraku."

Juara Kelas VS Perusuh Kelas ( Tamat✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang