Karena perasaan itu seperti benih sayur. Perlu dipupuk dan rajin disiram. Kalau misalnya benih itu masih belum juga tumbuh, berarti kamu harus lebih gigih merawatnya. Kalau masih juga belum subur, berarti kamu perlu lebih teliti menjaganya. Dan kalau masih tetap juga tak berkembang, berarti itu memang bukan rezeki kamu.
~James~
Kelas kembali diskon besar-besaran. Ini kali kedua Bu Suci gak masuk kelas. Seperti yang pernah dikabarkan sebelumnya,para siswa membentuk kelompoknya. Tapi kali ini,Ciko tak lagi bersama Maya. Dia malah bersama James and the gengs disudut kelas. Bergabung dengan para cowok yang selalu membuat HP ditengah. Sudahlah,sudah pasti tau apa yang mereka lihat. Bukan menuduh,cuma pengalaman."Ji,pinjem tipeks Lo dong. Tipeks gue habis." Ucap Devany sambil mencolek lengan Suji.
Suji menggeledah tasnya. Dia tidak menemukan tipeksnya. "Gak tau kemana Dev,tadi keknya disini deh." Suji meraba-raba meja dan laci. Namun tidak menemukan tipeksnya juga. Suji mulai mengumpat. Jangan sampai Suji jadi Geby kedua. Cukup Geby saja. Satu saja udah buat gejala pembengkakan pada telinga,apalagi dua?
"Paling dipinjam sama orang lain." Ucap Devany menenangkan.
"Geb,Lo ada punya tipeks gak?" Tanya Devany kepada Geby yang sedang menghitung uangnya.
"Tipeks? Ada." Ucap Geby. Dia meraba-raba meja dan laci,tapi hal serupa dengan Suji. Keningnya mulai mengerut. Dia menggeledah tasnya dan tetap saja tak ada tipeks.
"Loh,kok gak ada?
CIKOOOOOOO...
LO ADA LIHAT TIPEKS GUE??"Suji dan Devany menutup telinga mereka. Geby kembali menarik nafas dalam-dalam lalu berteriak memanggil Ciko.
"WOI,istri simpanan Lo udah minta uang bulanan. Kasih gih,daripada asbes kelas pada roboh,sayang uang pemerintah." Ledek James kepada Ciko. Ciko melihat Geby kesal.
"Apa sih Tante girang? Tipeks? Ambil aja dimeja gue. Banyak pilihan warna." Ucap Ciko santai.
Geby kembali menarik nafas dalam-dalam. "SIALAN LO! BIADAB! BALIKIN SEKARANG!"
Yaelah,bilang gitu aja pake teriak Geby. Teman sekelas kalau Geby udah teriak kayak gini,pasti ada yang kebawah kursi,kolong meja,sumbat telinga pake kapas,tapi hidung enggak yah,belum waktunya. Trus ada yang sampe bawa headseat dari rumah. Termasuk Suji sendiri.
Ciko kembali mendengus kesal. "Ambil di meja gue,gue lagi nonton pilem seru nih tante girang. Lo pengertian dikit napa sih,gue mager. M-A-G-E-R malas gerak. Ambil sendiri atau gak bakalan balik lagi." Ucap Ciko kesal. Dia menutup telinganya langsung. Kali-kali Geby teriak lagi,dia gak bakalan denger.
"Di meja si sirip tikus got itu Dev. Ambil aja gue lagi ngitung uang kost gue." Ucap Geby lalu kembali menghitung.
"Sekalian punya gue juga yah," pinta Suji kepada Devany.
Devany memutar bola matanya malas. Dia membalikkan badannya dan melihat kearah sudut. Banyak cowok genit disana. Dan yang paling Devany benci,ada Ciko disana.
Si rentenir pembunga utang.
Dengan gontai Devany berjalan menuju meja Ciko. Dan tepat dugaan Devany! Semua pasang mata mengarah kepada Devany. Melihat Devany seakan bergairah dengan apa yang mereka lihat barusan. Dia merasa begitu risih dengan cara mereka melihatnya.
Devany mengambil tipeks itu. Ada lima tipeks disana. Dan untungnya,tipeks Geby dan Suji punya nama. Jadi gak perlu repot-repot untuk mencari.
"Gue ambil tipeks Suji sama Geby." Ucap Devany pelan. Kemudian dia berbalik hingga Ciko menghentikan langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juara Kelas VS Perusuh Kelas ( Tamat✓)
Teen FictionHighest rank #1 TeenlitIndonesia.. Devany, seorang gadis pendiam yang sangat pintar di kelasnya. Tidak banyak yang tahu bagaimana kehidupan nyatanya di luar sekolah. Gadis yang selalu membawa buku tebal kemanapun pergi, tak lupa memakai kacamata yan...