"Chintya!"
Semua pasang mata tertuju kepada seorang gadis yang tiba-tiba terjatuh lemas.
Sontak Kevin dan Devany bangkit berlari mendapati Chintya.
"Vin,gimana nih?"
"Gue angkat aja deh,"
Semua pasang mata masih heboh melihat ketiga anak itu. Hingga saat Kevin ingin mengangkat Chintya tiba-tiba gadis itu bangun lalu membuka matanya yang terlihat sayu.
"Loh,udah bangun ya. Niatnya tadi mau gue angkat sih,tapi gak jadi." Kevin merasa canggung sendiri. Hedehhh,udah niatnya baik,malah gak berjalan mulus lagi. Kasihan deh nasibmu, nak!
"Gue baik-baik aja kok," balas Chintya santai. Lalu bangkit berdiri dan berjalan duduk ke kursi dibelakang Agung dan Dina.
"Yaelah,udah gue tolongin malah belagu nih anak. Masih untung gue dermaga,kalau enggak, mungkin pelabuhan aja gak bakalan singgah." Ucap Kevin ngawur. Devany melihat sepupu gilanya itu dengan seksama. Memperhatikan setiap kedetailan dari sipemilik wajah konyol yang terkadang sama dengan Ciko.
"Lo ngomong apa sih? Kalau masih nge-fly,mending di toilet dulu ah. Ganggu konsentrasi gue aja." Bisik Devany seraya menyamankan langkahnya dengan Kevin.
Kevin meliriknya sekilas.
"Gue gak lagi begituan ah. Tapi begitulah hidup dev,belum tentu apa yang Lo lakuin bakalan diingat sama orang lain. Terkadang kita perlu belajar egois! Supaya kita tahu siapa saja orang yang benar-benar tulus menganggap keberadaan diri kita. Selain itu, terkadang kita perlu belajar untuk tidak peduli, supaya kita bisa melihat pasti,siapa saja orang yang sedang benar-benar membutuhkan pertolongan kita."
Prett
Mereka duduk di kursi yang semula. Sidang dimulai dengan tenang tanpa ada suatu masalah. Ningsih selalu memberontak tak mau berterus terang. Lah kalau Bayu, dia mengakui segala perbuatannya. Termasuk juga dengan Hendra,mantan pembantu mereka.
🍓🍓🍓
"Sidang ditutup!"
Tok Tok Tok
Tepat setelah sang hakim memukul palu ditangannya sebanyak tiga kali, orang-orang seisi ruangan bertepuk tangan. Entahlah mengapa, mungkin merasa senang dengan tuntutan yang diajukan sudah mendapat hasil yang memuaskan.
Bayu, Ningsih dan Hendra menerima hukuman penjara. Ketika Ningsih akan diboyong untuk masuk kedalam sel tahanan,dia sempat sih beradu pandang dengan keluarga Agung.
"Devany,om minta maaf ya sama kamu selama ini." Bayu memegang kedua pundak Devany dengan ekspresi menyesal.
"Iya om. Devany udah lama kok maafin om!" Jawab Devany parau.
"Kamu tolong jagain Chintya ya." Pintanya memohon.
Devany mengangguk mantap. Setelah itu Bayu beralih ke pada Chintya. Dia memeluk Chintya erat dan berbincang-bincang dengan gadis itu.
Chintya menangis.
Menangisi segala yang terjadi. Menangis untuk waktu singkat yang pernah dia rasakan bersama kedua orangtuanya. Menangis untuk Ningsih yang bertingkah tidak seperti mamanya yang dia kenal. Menangis untuk setiap rangkaian kata yang tersimpan dalam hati,kata yang pahit dan tak mampu terlontar dari bibirnya yang selalu membungkam.
Rasa pahit yang hanya dia sendiri yang tau bagaimana rasanya.
"Iya pa, Chintya janji akan jadi anak yang baik." Hanya itu jawaban gadis itu sampai Bayu dibaya oleh beberapa polisi untuk membawanya ketempat baru.
"Tya," Devany dan Kevin mendatangi gadis itu lalu merangkulnya menguatkan.
"Jangan cemas,ada gue disini!" Ucap Kevin santai.
"Ada kita," Ralat Devany sedikit menjewer telinga Kevin.
"Iya,ada kita. Makasih ya Dev,Vin!"
Lalu mereka berpelukan. Diantara kerumunan orang yang sibuk dengan pekerjaan mereka sendiri.
Chintya dan kita.
Begitulah hidup. Selalu berotasi seperti bumi. Tak pernah berhenti berputar dan menciptakan suatu hal yang baru setiap harinya. Takkan pernah terbayangkan sebelumnya kalau Devany bakalan mendapatkan kehidupan baru seperti ini.
Dan sekarang,masalah itu sudah selesai. Tergantung kepada sang waktu untuk memutar kembali skenario baru yang akan dilakoni oleh gadis itu. Satu yang perlu kita ingat,bahwa masalah yang kita hadapi saat ini adalah tantangan! Bukan beban yang membuat kita stres bahkan gila karenanya. Masalah itu seperti permainan di HP Android kita. Setiap kita bisa menyelesaikan satu level,kita akan ditantang kembali ke level selanjutnya. Maka dari itu,kunci dari segalanya adalah kesabaran. Walaupun sakit,tapi hasilnya pasti manis.
__________________________________
2 part lagi...
Nexttttt ......
KAMU SEDANG MEMBACA
Juara Kelas VS Perusuh Kelas ( Tamat✓)
Teen FictionHighest rank #1 TeenlitIndonesia.. Devany, seorang gadis pendiam yang sangat pintar di kelasnya. Tidak banyak yang tahu bagaimana kehidupan nyatanya di luar sekolah. Gadis yang selalu membawa buku tebal kemanapun pergi, tak lupa memakai kacamata yan...