"Akhirnya sampai juga." Kevin buru-buru keluar lalu mengambil nafas banyak-banyak. Dia mencari oksigen sebanyak mungkin. Dihimpit selama perjalanan rasanya seperti menjerumuskan diri kedalam lubang buaya yang sedang tidur. Gak nyambung tapi intinya sesak deh.
Sedangkan Ciko malah ketawa lepas. Lalu membayar ongkos mereka semua.
"Vin,Lo baik-baik aja?" Tanya Devany sedikit khawatir.
"Gu-e-gak-m-au- naik angkot lagi!" Pekik Kevin bergetar.
Devany tertawa melihat Kevin yang lagi kesal. Mereka sekarang sedang berada disekolah. Karena mereka tadi gak membawa mobil atau motornya masing-masing. Jadi sekarang mereka akan pulang kerumah.
"Yaudah,kita pulang dulu ya." Devany mendekati Ciko.
"Makasih ya Cik,buat hari ini." Ucap Devany serius. Ciko tersenyum,melihat wajah Devany yang penuh luka. Mata gadis itu yang tertutupi kacamata terlihat begitu hangat dan merindukan.
"Mmmmm,iya." Jawab Ciko singkat. Mata mereka masih belum lepas.
"Gue senang kalau Lo tersenyum kayak gini. Gue harap kalau Lo Lo itu terus seperti ini." Lanjut Ciko lagi.
Devany tersenyum senang. "Iya,makasih ya. Gak ikut sama kita?" Tanya Devany basa-basi.
"Gak usah. Lagipula gue ada kerja dirumah. Lo pulang aja ya. Hati-hati,jangan telat makan." Ciko mengacak rambut Devany lembut. Lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Devany. Menyatukan jidat mereka berdua.
"Karena gue sayang sama Lo. Jangan buat gue menderita lagi. Ngerti Lo?" Dan kini hidung mereka bersentuhan. Devany menahan nafas greget. Ini kali kedua mereka begitu dekat.
Nafas hangat Ciko terasa di pipinya. Ciko melepaskan tangannya sambil menjauhkan wajahnya.
"Yaudah,sana pulang! Nanti Kevin merengek!" Ledek Ciko sedikit kuat.
Yang merasa namanya baru disebutkan langsung menatap Ciko garang.
"Dasar ketek terasi!" Ledek Kevin balik.
"Kebo laut!" Balas Ciko.
"Otak udang."
"Gigi kuda!"
"Anemon Cikarang."
"Bika Ambon,"
Dari nama ejekan,ke hewan,dan sekarang ke makanan enak. Apa sih yang mereka inginkan sebenarnya?
"Hedehhh.. mulai lagi deh." Devany berjalan gontai sambil menarik Kevin yang masih bersikukuh membalas Ciko. Sampai sudah di dalam mobil saja Kevin rela keluar demi melontarkan kata ejekan kepada Ciko.
Devany berjalan kearah Chintya lalu menariknya masuk. Sebelum Kevin kambuh ayannya. Dan berkelahi dengan Ciko.
"Kita pergi dulu ya?" Ucap Devany buru-buru. Ciko mengangguk mantap. Lalu mobil itu melaju meninggalkan Ciko.
Tinggallah Ciko di parkiran itu. Memandangi mobil Kevin yang semakin menjauh.
"Semua akan baik-baik saja." Ucap Ciko senang. Lalu dia menuju motor dan menyalakannya.
"Saatnya pulang!"
👞👞👞
"Sudah sampai." Akhirnya penderitaan yang merusak telinga telah usai.
Sepanjang perjalanan Kevin asik mengomel tak jelas. Sedangkan Devany hanya diam saja.
"Kita sampai." Ucap Devany semangat. Dia dan Chintya keluar lalu diikuti Kevin. Mereka sampai di rumah Kevin.
Tak berapa lama kemudian mobil Agung datang. Agung keluar dari mobilnya lalu berdiri memandangi ketiga anak muda itu.
"Ayah,"
"Kalian sudah pulang? Ini siapa?" Tanya agung pada Chintya.
"Saya Chintya om," Jawab Chintya sambil menyalam tangan Agung.
"Chintya? Oh kamu ternyata. Padahal om berniat mencari kamu loh. Yaudah,kita masuk." Ajak Agung akrab.
Mereka masuk kedalam rumah. Disambut oleh Dina dengan ramah. Saat memperkenalkan diri kepada Dina, Chintya dipeluk dengan hangat oleh wanita itu.
Sungguh,keluarga yang hangat. Dan setelah itu,mereka makan bersama. Seperti kebiasaan Dina yang tak pernah pudar,mengajak setiap orang yang datang dengan makanan yang dia masak.
👝👝👝
Hari ini Devany,Kevin dan Chintya tidak sekolah. Mereka berangkat lebih cepat ke pengadilan. Bahkan Chintya sempat bercakap-cakap dengan Bayu dan Ningsih.
"Mereka orang yang baik ma." Ucap Chintya kepada Ningsih.
"Mereka bukan orang baik sayang. Buktinya mereka tega memasukkan mama ke penjara. Sadar Tya,sadar!" Ningsih mengguncang pundak Chintya kuat.
"Apa sih kamu ini?" Bayu menarik Chintya dan melindungi putrinya itu dari Ningsih yang selalu merasa tak puas.
"Dia sudah di doktrin oleh mereka Bayu. Dia menjadi sama seperti mereka." Ucap Ningsih tergesa-gesa.
"Mama.." Chintya meneteskan air matanya. Baru dia melihat kelakuan Ningsih yang seperti orang sakit jiwa.
"Kamu! Kamu sudah tidak sayang lagi sama mama!" Pekik Ningsih berusaha menangkap Chintya dari lindungan Bayu.
"Mama.." Chintya masih gak nyangka dengan Ningsih sekarang. Dia begitu gila.
"Bu,sidang akan kita mulai." Tiba-tiba beberapa petugas datang dan membawa mereka keluar. Bayu menenangkan Chintya yang masih syok dengan Ningsih .
Ningsih berteriak-teriak meronta ingin lepas. Petugas disitu sampai kewalahan. Untung Ningsih langsung diborgol dan diboyong ke ruang pengadilan.
"Ma,itu tante Ningsih udah datang." Bisik Kevin ketika Ningsih dan Bayu serta Chintya berjalan menuju ruang pengadilan.
Devany dan keluarga Kevin menoleh kearah Ningsih yang berteriak-teriak memanggil Devany.
"DEVANY! KAMU PIKIR SAYA AKAN DIPENJARA? SAYA YANG AKAN MEMENJARAKAN KAMU! HAHAHHA, LIHAT SAJA."
"Mama.."
Chintya benar-benar merasa terpukul dengan perilaku Ningsih. Bahkan diruangan sidang saja Ningsih tetap bersikeras untuk melawan Devany.
Mama... Chintya rindu sama mama yang dulu.. kenapa mama jadi begini?
Dan akhirnya gadis itu mengeluarkan air mata yang sudah lama ia bendung. Mencurahkan isi hati yang menghujam jantung. Setelah sekian lama dia tak bertemu dengan Ningsih,baru kali ini dia melihat Ningsih yang seperti orang sakit jiwa.
Chintya melihat kesekeliling ruangan. Semua pasang mata melihat Ningsih yang meronta-ronta ingin berlari. Chintya begitu sesak,bahkan bayangan semua orang serasa tak jelas.
Lama kelamaan bayangan hitam mulai menutup matanya,dan semua suara seakan mengecil. Lambat laun kakinya seakan rapuh dan tangannya tak berdaya.Akhirnya dia benar-benar tertidur.
"Chintya!"
__________________________________
Hay guys 😘..
Maaf ya telat..
Soalnya tugas kelas dua belas membuat daku tak bisa bergerak...
Semua pr menumpuk..
Apalagi bukunya udah revisi lagi...
Kepala suntuk,mata mengantuk,badan membungkuk,dan hati membatu...
Gak nyambung...
Ini dulu yah...
Oke???
Salam perdamaian😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Juara Kelas VS Perusuh Kelas ( Tamat✓)
Novela JuvenilHighest rank #1 TeenlitIndonesia.. Devany, seorang gadis pendiam yang sangat pintar di kelasnya. Tidak banyak yang tahu bagaimana kehidupan nyatanya di luar sekolah. Gadis yang selalu membawa buku tebal kemanapun pergi, tak lupa memakai kacamata yan...