"Kayaknya yah,tiga besar kita bakalan berubah. Gue menerawang kalau si Ciko pasti dapet! Soalnya nilai dia semester ini ningkat banget si Reiza udah kalah jauh." Pagi ini siswa IPA dua udah membuat perkumpulan rahasia dengan membicarakan siapa yang akan juara. Geby sebagai anak kos yang lagi senang lantaran bakalan libur panjang dan dia balik ke kampung menjadi moderator bagi mereka.
Maya ikut menunduk. "Gue rasa cuma itu aja. Kan Devany sama Suji tetep teratas." Katanya pelan,takut ada yang mendengar karena Maya merupakan cewek yang gak suka sama Devany. Apalagi sampe nyebutin nama cewek itu disini.
"Kalau gue rasa sih iya,Devany mah gadak yang bisa lawan. Otak dia udah tercipta dengan banyak ruangan yang bisa menampung memori berjuta giga." Timpal Nessa.
Mereka semua mengiyakan perkataan Nessa. Mereka setuju bahwa Devany memang paling pintar di kelasnya.
"Kalau Devany juga gue rasa bisa dapet juara satu umum deh,soalnya gue kemaren lewat dari kantor guru,mereka pada bandingin nilai Devany sama Naomi,si juara umum dari IPA satu." Perbincangan makin panas karena topik makin meluas .
Semua orang sibuk mengungkapkan argumen masing-masing. Membuat kelas terasa ricuh.
***
"Dev,tau gak bedanya kamu sama hujan apa?" Ciko melirik Devany dari spion kirinya. Gadis yang sedang dia bonceng sedang menyandarkan kepalanya di bahu Ciko.
"Tau. Gue itu mahkluk hidup. Hujan benda mati." Jawabnya santai.
"Salah!"
"Lantas apa?"
Devany mengangkat kepalanya lalu mendekat kepada telinga Ciko,hendak mendengar jawaban yang sesungguhnya.
"Hujan itu teori. Kamu itu prakteknya." Sahut Ciko sambil menyeringai nakal.
Devany mengerutkan kening lalu bertanya kembali. "Maksudnya? Gue gak ngerti." Tanyanya sedikit kuat.
Ciko melihat lurus ke depan sambil tersenyum lebar.
"Hujan.
Hujan itu mengajarkan kepada kita,tentang pentingnya melakukan sebuah pengorbanan. Itulah hujan. Walau dia sudah jatuh berkali-kali,tapi tetap datang untuk memberitahu bumi betapa indahnya kebersamaan diiringi kedamaian jiwa yang menimbulkan kerinduan. Teori hujannya yaitu Bahwa hujan akan terus kembali meski dia tahu rasanya jatuh berkali-kali. Manusia akan tetap jatuh cinta meski telah merasakan perihnya jatuh cinta, berkali kali. Sedangkan prakteknya ada di elu. Walaupun gue tau penolakan sekaligus ketidaksukaan elu sama gue waktu itu,rasa gue gak pernah pudar. Gue tetep berjuang hingga akhirnya gue bisa rintuhin gunung es yang selama ini sudah di daki. Tamat. Hehe" Setelah ngomong panjang lebar ditambah pelantunan yang memaknai,Ciko tersenyum malu. Dia melirik Devany yang lagi tersenyum juga dibelakang."Ciko."
"Iya,"
"Lo tau apa yang lebih berkorban dari hujan?"
"Enggak. Emang apa?"
"Bumi."
"Loh,kenapa?"
"Hujan itu terkadang gak tau efek yang dia timbulkan ketika datang dan pergi sesuka hati. Hujan gatau rasanya ketika debu rindu sudah terlalu gersang akibat menunggu. Hujan tidak tau ketika menunggu itu adalah hal yang terberat. Tapi itulah,ketika hujan datang,bumi tetap menerimanya kembali. Menunjukkan bahwa rasa cinta yang besar ada pada pengorbanan yang besar. Bukankah suatu pengorbanan apabila sesuatu rela tersakiti demi menunggu?" Balas Devany yang sukses membuat Ciko bergeming.
Suasana hening. Mereka berdua hanyut dalam pikiran masing-masing. Hingga Ciko berdehem setelah memahami maksud dari Devany barusan.
"Bumi benar,bahwa menunggu hujan itu menyakitkan. Bahkan membuat debu rindu berterbangan. Namun,taukah bumi bahwa hujan itu pergi bukan karena inginnya,namun dia pergi karena terlalu cukup menghadirkan awan kelabu pada bumi? Hujan tak ingin bumi di selimuti oleh mendungnya awan hujan. Hujan tau,setelah dia pergi,akan ada pelangi yang indah yang akan bersinar melintang di atas bumi. Hujan tau,bumi juga perlu bahagia." Ciko tersenyum jahil menantang Devany melanjutkan cerita tentang hujannya. Devany yang gak mau kalah tersenyum lebar memikirkan jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juara Kelas VS Perusuh Kelas ( Tamat✓)
Teen FictionHighest rank #1 TeenlitIndonesia.. Devany, seorang gadis pendiam yang sangat pintar di kelasnya. Tidak banyak yang tahu bagaimana kehidupan nyatanya di luar sekolah. Gadis yang selalu membawa buku tebal kemanapun pergi, tak lupa memakai kacamata yan...