Pagi ini si Ciko udah rapi nih. Dia memakai parfum maskulin serta minyak rambut kesukaannya. Wangi banget sampe-sampe istri tetangga pada kepo sama dia.
"Widihh,wangi bener anak ayah. Tumben? Ada angin apa Ciko kayak gini?" Ucap Tresno ketika melihat Ciko menuruni tangga sambil membawa helmnya.
"Pagi yah.." sapa Ciko hangat. Dia berjalan menuju meja makan tempat Tresno membaca koran sambil menikmati kopi buatan Ayu.
"Pagi.. kok kamu tumben banget serapi ini? Mau kemana? Nembak cewek?" Tanya Tresno sambil menyeruput kopinya.
Ciko masih tersenyum. Dia memandangi wajah ayahnya itu dengan ekspresi bahagia seperti anak kecil dibelikan mobil-mobilan.
"Hari ini Ciko mau menjemput seorang gadis yah. Jadi Ciko harus ganteng dulu." Jawab Ciko.
"Seorang gadis? Siapa?"
"Devany yah."
Tresno langsung menghentikan minumnya. Dia melihat Ciko sangsi lalu meletakkan gelas kopi itu.
"Devany?"
"Iya yah. Ayah masih ingatkan? Anaknya Om Bayu." Balas Ciko. Kali ini senyumnya Ciko berubah menjadi wajah penuh selidik.
"Kenapa yah? Ada masalah?" Tanya Ciko memastikan.
Tresno melipat korannya lalu mendekatkan wajahnya ke arah Ciko.
"Semalam papa sama mama ada tugas keluar kota. Papa nemani Om Bayu rapat besar. Setelah pulang rapat,papa sempat cerita sedikit dengan dia. Eh ternyata om bayu menceritakan, kalau Devany itu bukan anak kandungnya. Dia adalah anak abangnya Om Bayu. Pemilik perusahaan itu dulu. Tapi sewaktu Devany masih kecil,ayah sama ibunya mengalami kecelakaan dan meninggal. Jadi,dia dibesarkan oleh Om Bayu bersama Chintya. Umur mereka juga sama. Tapi begitulah,perusahaan itu berpindah tangan kepada om Bayu." Jelas Tresno panjang lebar. Awalnya Ciko yang penasaran masih mendengarkan cerita ayahnya dengan seksama. Tetapi tiba-tiba dia berteriak gak percaya.
"Apa? Kok mungkin sih yah?" Tanyanya masih gak percaya.
Tresno mengangguk pelan. Dia masih menatap lekat-lekat mata putranya itu.
"Jadi,Devany bukan anaknya Om Bayu? Pantesan aja kemaren dia selalu direndahin sama om Bayu. Kasihan Devany." Ucap Ciko cemas.
"Jadi gimana? Kapan kalian ujian?" Tanya Tresno melarikan pembicaraan. Ciko menatapnya kosong. Kemudian Ciko berjalan mendekati kursi Tresno.
"Kenapa? Kamu bingung sama cerita ayah?" Tanya Tresno ketika Ciko sudah berdiri didepannya.
"Enggak yah,Ciko cuma mau.." Ucapnya pelan. Matanya bergerak kesebuah benda diatas meja. Kopi ayahnya. Tanpa komando,Ciko menyeruput kopi Tresno.
"Enak.." ucap Ciko sambil tersenyum lebar. Sangking geremnya, Tresno memukul bahu Ciko dengan koran yang dia gulung-gulung.
"Dasar anak nakal!"
"Ciko pergi dulu yah. Dadahh.." Ucap Ciko sambil berlari.
Memang mereka dari dulu seperti itu. Ciko yang suka meminum kopi ayahnya,dan Tresno yang suka menggosip dengan Ciko dipagi hari. Mereka selalu kompak,bak Abang adik yang selalu bersama dan bahagia.
"Dasar,Ciko..Ciko.."
Tiba-tiba Tresno teringat lagi dengan Devany. Dia hanya menghela nafas panjang lalu kembali membaca korannya.
☕☕☕
"Pagi Dev..""Ahhhhhh ya ampun."
Devany terkejut bukan main. Masih saja baru membuka gerbangnya,eh tiba-tiba mahkluk kasat mata nongol didepannya. Lagi cengingisan pulak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juara Kelas VS Perusuh Kelas ( Tamat✓)
Teen FictionHighest rank #1 TeenlitIndonesia.. Devany, seorang gadis pendiam yang sangat pintar di kelasnya. Tidak banyak yang tahu bagaimana kehidupan nyatanya di luar sekolah. Gadis yang selalu membawa buku tebal kemanapun pergi, tak lupa memakai kacamata yan...