"hmmmm.."
Devany masih berpikir keras. Dia pengen curhat sama seseorang. Tapi,apa mungkin Ciko? Ah,memang Devany merasa nyaman kalau cerita sama dia. Tapi,kalau masalah keluarga? Oke fix. Devany meralat rencananya.
"Lo udah makan?" Tanya Devany canggung. Dan...
Kedebuk...
Ciko yang posisinya lagi golek-golek sambil ngeletakin handphonenya disamping telinga spontan mendongak gak percaya. Dia terguling kelantai. Apa? Devany nanya Ciko udah makan? Sungguh hal sederhana tapi berkesan istimewa bagi seorang Ciko. Sekali lagi. Devany nanya Ciko udah makan? ARGGHHHHH..Ciko mendadak syok dan telinga nya memanas. Dia lompat kegirangan lalu tersenyum puas.
Sedangkan Devany yang mendengar keributan dari sumber Ciko hanya terdiam lalu menyerngitkan dahinya. "Halo. .. Ciko? Lo masih disitu?"
"Yahhh..Iya . Gue masih disini dan tetap disini. Apa Dev?"
Devany tampak canggung. Bayangkanlah! Hanya lewat via telepon aja Devany agak canggung nanyain Ciko udah makan.
"Gak papa."
"Gue belum makan. Masih kepikiran sama Lo. Gimana caranya gue makan kalau yang ada di otak gue itu cuma Lo. Asek.. oh iya Dev,Lo lagi dimana? Sendiri?"
Devany cuma tersenyum tipis. Dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Pertanyaan Ciko tumben aja buat Devany salting. Padahal,selama ini Ciko udah gombalin Devany,tapi gak berasa apa-apa. Sekarang,cuma dibilang gitu aja,Devany udah sesak nafas . Apa jangan-jangan?
"Di..Dirum..Kam..Eh dirumah maksud gue. Iya. Gue sendiri." Jawab Devany berserak.
Ciko menyerngitkan dahinya. "Ohhhh.. Lo lagi sakit? Kok kayak ngeblang gitu Dev? Oh iya makan bareng yuk."
"Apa? Makan bareng? Gimana caranya?"
"Hahahha.. gampang. Sekarang Lo tinggal jalan kedapur lalu mencari makanan. Gue juga disini. Siap itu,kita makan makanan kita sama-sama. Setuju?"
"Ah.. gue males makan. Gak selera." Jawab Devany,tapi dia spontan berjalan menuju dapur.
"Dev,apa alasan logaj selera? Percaya deh. Waktu Lo makan nanti,Lo bayangin muka gue. Pasti makanannya enak banget."
Devany cuma diam aja. Dia mengambil beberapa sendok nasi lalu lauk juga. Tak lupa segelas air putih lalu duduk ke meja makan.
"Udah."
"Loh,udah Lo ambil makannya? Tunggu gue. Sebentar aja..."
Devany gak menjawab. Tak berapa lama Ciko manggil-manggil.
"Udah. Makan bareng yuk. Satu,dua..Tiga.. appp"
Devany juga ikut makan. Benar kata Ciko. Rasanya jauh lebih enak. Tapi tunggu dulu. Seorang Devany ngikutin perintah seorang Ciko? Oh Tuhan. Devany spontan memutuskan telponan itu. Tak berapa lama Ciko kembali memanggil,cuma gak dijawab. Jantung Devany berdegup kencang. Jangan bilang dia udah kadung nyaman sama Ciko. Jangan!
"Kok gue gak sadar yah? Gue udah disini? Bahkan makan? Ahhhh.. kok gue jadi terlalu mudah banget sih, disuruh sama Ciko." Ucap Devany kesel . Dia cuma mandangin hpnya yang memperlihatkan bahwa Ciko terus memanggilnya.
Tak ambil pusing,Devany melahap makanannya aja. Hingga satu hak timbul di benaknya. Dan dia tersenyum lebar.
Gimana caranya gue makan kalau yang ada di otak gue itu cuma Lo.
" Oh Tuhan.."
🍛🍛🍛
"Pagi Dev.. kok tadi gue kerumah Lo,Lo udah pergi sih? Kenapa gak bareng gue aja " ucap Ciko saat mendapati Devany di kursinya. Gadis itu yang awalnya menelungkupkan kepalanya di atas meja langsung mendongakkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juara Kelas VS Perusuh Kelas ( Tamat✓)
Teen FictionHighest rank #1 TeenlitIndonesia.. Devany, seorang gadis pendiam yang sangat pintar di kelasnya. Tidak banyak yang tahu bagaimana kehidupan nyatanya di luar sekolah. Gadis yang selalu membawa buku tebal kemanapun pergi, tak lupa memakai kacamata yan...