~Part 26~

3.7K 208 18
                                    

CIKO POV...

Aha,gue dapet ide.

Hari ini gue lagi duduk disampingnya Devany,dia lagi marah sama gue. Gue tau,dia marah karena gue dihukum berdiri di depan kelas. Gue tau kalau sebenernya dia itu peduli banget sama gue. Yah,tapi bagaimanapun juga gue memang begini orangnya. Pengen sih berubah,tapi tunggu si Devany mau jadi pacar gue.

Ini lah gue, Ciko. Sesosok manusia yang selalu ingin ngelakuin hal aneh yang terkadang membuat orang lain menganggap kalau gue itu gila. Tapi tenang aja,gue gak peduli kok. Oh iya,jujur yah gue udah lama mendem rasa sama si Devany. Cuma,dianya aja yang gak peka. Tapi jangan kasih tau ya sama dia,biar gue aja.

Setiap hari gue selalu berusaha supaya membuat Devany itu marah sama gue. Gak papa,gue seneng banget malah. Nah,pada saat inilah gue pengen merangkai kata buat dia. Gue gak rela kalau dia nanti pulangnya naik angkot,dia harus boncengan sama gue. Tunggu yah,gue lagi nulis sesuatu dibelakang buku gue.

Selamat pagi cantik.
Pagi tadi aku terbangun dari tidurku.
Eh tiba-tiba aku kepikiran sama kamu.
Dan mendadak pula aku merindukan dirimu.
Kau tau cantik,setiap malam aku selalu membayangkan dirimu ada di atap kamarku.
Kenapa?
Karena aku ingin sebelum aku menutup kedua mataku,biarlah aku memandangi wajah elokmu untuk sejenak saja.
Biarlah aku mengingat senyumanmu sebelum aku tak sadarkan diri.
Tak perlu lama-lama,sedetik saja melihatmu mampu membangkitkan semangatku dalam waktu yang lama.
Cantik,aku selalu ingin melihat dikau tersenyum manis..
Semanis kopi buatan ibuku yang selalu ku seruput setiap paginya.
Oh iya, satu lagi yang mau ku bilang...
Aku...
Cinta...
Indonesia.

Wokeh,siap juga. Sekarang gue tinggal ngasih nih buku sama Devany.

"Psstt!" Panggil gue sama dia. Dia menoleh,trus monyongnya maju banget,dan dia langsung buang muka. Gue tetap tersenyum,mau gimanapun juga,dia tetap cantik di mata gue.

Gue langsung aja ngasih tuh buku. Untung dia mau baca. Trus dia baca buku itu dan responnya?Ahhhh.. gue kecewa. Dia cuma masang wajah datarnya aja trus  balikin buku gue tanpa ngomong sepatah katapun.

Akhirnya gue berniat menulis untuk​ yang kedua kalinya.

Baiklah cantik. Jika dirimu masih belum bersedia membuka pintu maaf kepada diriku yang biasa ini. Biarlah lewat tulisan ini diriku bisa tetap berkomunikasi dengan mu..
Untuk saat ini aku sedang duduk.
Diatas sebuah kursi milik pemerintah, berwarna cokelat dan sedang menulis di atas sebuah meja yang berwarna coklat juga.
Dengan sebuah pena yang lagi asyik menari-nari,diatas sebuah kertas putih,aku mengeluarkan semua isi hatiku padanya. Kepada sebuah benda berbentuk persegi yang membuat diri ini selalu ingin menggoreskan tinta di setiap bagiannya.
Disinilah aku saat ini,
Disebuah kelas sebelas IPA dua,
Dengan keheningan yang mengisi seluruh ruangan, karena seorang perempuan dengan tatapan sadisnya membuat diriku tak mampu untuk berkata-kata.
Ya sudahlah,kalau kepanjangan nanti kamu mengantuk,
Aku gak kuat..
Karena aku lupa bawa selimut supaya aku bisa menjaga dirimu tetap hangat..
Aku lupa membawa kasur dari rumah supaya kamu tidur ditempat yang empuk.
Karena sebenarnya sekolah bukan tempat untuk tidur,tapi belajar.
Iyah,kecuali UKS maksudku.

Trus gue ngasih tuh tulisan abstrak sama si Devany. Memang sih, abstrak banget. Tapi setidaknya gue udah berjuang. Berjuang untuk membuat dia tersenyum dan berjuang juga untuk membuat dia peka.

"Dev,dibaca yah. Trus kasih komennya atau bintangnya juga. Hihihi" Bisik gue sambil memberikan buku itu. Kembali dia memutar bola matanya malas. Tapi entah kenapa gue gak pernah sakit hati loh,mau dia ngatain gue apa,atau memperlakukan gue kayak mana,gue tetap aja bahagia.

Juara Kelas VS Perusuh Kelas ( Tamat✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang