Ciko lega karena telah mengirim Devany pesan. Setelah tiga jam merendam diri,dua menit menahan nafas,dan tiga detik menutup mata, akhirnya dia mengubah rencananya.
"Persetan kalau gue tiba-tiba jadi gembel atau pengemis karena papa dipecat. Yang penting sekarang kerinduan gue sama Devany gak ada batasnya." Ciko membenarkan perbuatannya. Dia masih melihat hpnya. Udah ceklis dua dan beberapa menit kemudian berwarna biru.
Devany💕💕 : Iya Cik. Gue tau kalau gue juga salah. Gue sayang sama Lo. Jangan nakal lagi yah,jangan ngambek gak jelas. Gue gak mau jauh dari Lo. Kalau Lo mau ketemuan,jam berapa Lo bisa? Gue juga kangen banget sama Lo. Tertanda,si juara kelas yang selalu buat Lo sakit hati juga.
Devany,Jengjengjeng
Pernah lihat bom Hiroshima atau pelabuhan Pearl Harbour yang meledak beratus tahun lalu? Saat ini jantung Ciko juga tengah demikian. Ciko terdiam lalu seluruh urat dan pembuluh nadinya seakan berhenti. Untuk sesaat. Hingga Ciko membaca pesan itu berulang-ulang. Tak ada kata yang berubah. Setiap kata menghasilkan sensasi yang berbeda dihati Ciko.
"Devany i love you....." Ciko berteriak didalam kamarnya. Dia memeluk bantal gulingnya lalu berguling-guling sambil tertawa bahagia.
"Masih baru jam tujuh. Devany mau ketemuan dimana yah?" Ciko mengambil hpnya kembali. Dia mengetik beberapa kalimat lalu menunggu balasan dari gadis yang selalu membuatnya gagal mempertahankan prinsipnya.
💘💘💘
Devany dan Kevin sampai didepan rumahnya. Rumah masih sepi.
"Gue pulang gak ya?" Devany masih ragu-ragu untuk menginap dirumahnya itu. Takut Ningsih pulang dan melakukan sesuatu kepadanya.
"Kalau menurut gue jangan Dev,kita udah dapet sebuah bukti yang jelas. Tinggal mengambil berkas Lo aja dan semuanya akan berakhir." Kevin masih memegang stir mobil itu. Dia melihat Devany yang sangat ketakutan.
"Tapi Vin, gue masih belum siap buat balik kerumah." Devany masih linglung dengan ekspresi cemas.
"Gimana kalau kita panggil Ciko aja. Nemenin Lo masuk kesana,dan gue jagain disini siapa tau Ningsih dateng. Gue tinggal ngasih kode siapa tau kalian bisa sembunyi entah dimanapun. Gimana?" Kevin menawarkan ide yang bagus. Devany memikir-mikirkan kalimat yang diucapkan oleh Kevin.
"Tapi,apa Ciko mau?"
"Pasti kok. Coba hubungin aja." Kevin kembali mau mengambil hp Devany,tetapi gadis itu sigap menahannya.
"Gue aja." Devany melihat hpnya lalu tiba-tiba saja Ciko mengirim pesan.
Ciko : Makasih Dev. Gue bisa kapan aja buat nemuin Lo. Bahkan sampe bulan jadi merah,gue tetep nemenin Lo kok. Gue sayang sesayang sayangnya sama Lo. Lo udah makan? Kalau belum, biar gue sekalian bawain buat Lo. Udah lama kita gak berduaan. Motor gue udah kangen sama Lo .
Rasa itu selalu muncul kerap kali Devany membaca pesan dari Ciko. Seperti letupan jiwa yang membuatnya selalu ingin tersenyum. Hingga Devany sadar ada sepupu konyolnya disana.
"Ciee,dapet balesan? Baca dong balasan Lo tadi." Kevin mencolek hidung Devany lalu memasang ekspresi gila.
Devany menggeser pesan itu keatas. Dia membaca balasan pesan yang diketik oleh Kevin tadi . Dan seketika dia terbelalak kaget dengan bahasa Kevin yang diluar jangkauan.
"HAH! KEVIN!! KENAPA LO BALES PAKE BAHASA SAYANG-SAYANGAN!" Devany memekik kuat lalu memukul bahu Kevin. Cowok itu malah tertawa melihat Devany marah.
"Gue mau pulang aja. Lo jahil banget . Rencananya ditunda malam ini. Sana Lo pulang! Makasih." Hardik Devany melepas sabuk pengamannya. Masih Kevin tertawa,Devany udah keluar dari mobilnya cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juara Kelas VS Perusuh Kelas ( Tamat✓)
Teen FictionHighest rank #1 TeenlitIndonesia.. Devany, seorang gadis pendiam yang sangat pintar di kelasnya. Tidak banyak yang tahu bagaimana kehidupan nyatanya di luar sekolah. Gadis yang selalu membawa buku tebal kemanapun pergi, tak lupa memakai kacamata yan...