Alaya menghempaskan tubuhnya ke kasur yang berukuran single. Ia merasakan kesejukan dari kipas angin yang menempel lekat di dinding, sesekali napasnya ia hembuskan dengan kekesalannya jika mengingat satu cowok sialan itu.Apa mungkin ucapan Alaya itu akan menyadarkan Dipta? Apa dirinya terlalu bodoh berbicara seperti itu? Ah sial memang. Untuk apa ia berkata seperti itu jika tidak meluluhkan Dipta lagipula tidak ada untungnya Alaya berkata seperti itu juga, bahwa Alaya sekarang bukan siapa-siapa Dipta lagi.
Tangan Alaya meraih pelan bunga yang berada di sampingnya. Cukup aneh, bunga ini tidak ada nama pengirimnya dan hanya meninggalkan beberapa pesan. Menurut Alaya mungkin ini adalah kerjaan adik kelas.
"Lucu," ucap Alaya seraya merubah posisinya menjadi duduk di atas kasur miliknya.
Bunga itu kembali ia taruh di samping tubuhnya. Lalu ia bangun dari tidurnya matanya melirik ke arah satu bingkai foto di atas meja belajar.
Lagi-lagi napasnya berhembus berat. Di foto itu adalah kebahagiaan Alaya yang palsu.
Itu adalah foto keluarga kecil Alaya yang telihat bahagia.
Alaya terkadang sedih kedua orang tuanya terlalu sibuk bekerja demi mendapatkan uang. Mereka terlalu menelantarkan kedua anaknya sampai-sampai di urus oleh Tante Sheryl, adik kandung Ayahnya.
Memang Sheryl sudah menikah lama tapi belum dikaruniai anak hingga sekarang. Jadi Sheryl sangat senang mengurus Alaya dan Alya adik kandung dari gadis cantik itu.
Alya si kecil mungil, baru menginjak lima tahun yang akan masuk ke jenjang taman kanak-kanak. Bulan ini Alya masuk ke sekolah tapi gadis kecil berponi itu tidak mau. Jika tidak antar oleh sang Bunda. Dia memang memiliki sifat yang sangat manja.
Cklek. Disaat pikirannya sedang kusut , tiba-tiba Alaya melihat sosok wanita cantik yang belum terlalu tua, bahkan dia masih dibilang awet muda. Bukan hanya itu saja, wanita itu terlihat awet muda karena hobinya yang sering nonton drama korea bersama Alaya.
Entah Sheryl menjadi sosok Tante atau teman Alaya. Sheryl juga enak di ajak curhat kalau Alaya sedih.
"Dapat bunga dari pacar kamu yang hilang dua bulan?" tanya Sheryl yang duduk di tepi ranjang.
Sheryl tahu tentang Dipta yang menghilang. Alaya sering cerita namun masalah kiss dengan Dipta, ia tidak pernah menceritakan hal itu.
Alaya menggeleng. "Nggak tahu, nggak ada nama pengirimnya."
"Hari ini mau keluar?"
"Nggak,"
Sheryl tersenyum. "Yakin?"
"Iya."
"Oke, kalau gitu Tante suruh pulang pacar kamu yang hilang dua bulan itu sekarang," ucap Sheryl sambil terkekeh lalu ia berdiri dari ranjang milik Alaya.
Alaya mengangguk tidak sadar. "Suruh pulang aja, nggak berguna kesini."
"Oke, si bule Jawa itu tante suruh pulang."
Gadis cantik ini memejamkan matanya mencerna ucapan Sheryl lebih dalam lagi. Sejujurnya ia tidak tahu siapa yang dimaksud wanita itu. Mungkin Arsen yang datang? Tapi dia tidak bule.
"Tante!" teriak Alaya seraya mengejar Sheryl yang sudah berada di luar kamarnya.
Sheryl menengok. "Ada apa?"
"Orangnya Putih?" tanya Alaya
"Iya."
"Tingginya lebih dari aku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Knave Boy
Teen Fiction[END] [BOOK 1 : Dipta dan Alaya] Si Dipta, bule Milan asli Jawa. Bukan badboy, tapi dia knave boy yang mengartikan bajingan. Dengan teori lima menit berpacaran kemudian putus dengan sosok gadis cantik untuk menghindari adik kelas yang terus mengej...