BAB 34 : Tuk Terakhir Kalinya

15.4K 920 53
                                    

-The Knave Boy-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-The Knave Boy-

"Dip," sahut Alaya.

Setelah mereka resmi saling mundur satu sama lain. Alaya mencoba membicarakan satu kali lagi bersama Dipta, hal ini hanya mencoba agar hubungan pertemanan mereka tidak menjauh.

Putus bukan berarti menjadi musuh. Banyak para manusia lainnya, sehabis berpacaran lalu putus hubungannya dan akan kandas tidak membaik. Alaya tidak mau seperti itu, jadilah sosok Dipta yang ceria walaupun dirinya tidak lagi di sampingnya.

Dipta memejamkan matanya, ketika pedih melanda hatinya. Sebenarnya ia tidak ingin berpisah dengan Alaya. Tapi dirinya harus melakukan itu, besok adalah harinya untuk menjawab semua permintaan Sheren.

Jika dirinya mempertahankan Alaya. Maka gadis itu akan menangis, akan merasa tersakiti olehnya. Sedangkan Sheren akan terus meminta jadi yang kedua, Dipta rasanya tidak ingin seperti ini. Dari lubuk hatinya yang paling dalam hanyalah ada Alaya.

"Aku udah tau kalau kamu punya hubungan sama Sheren," ucap Alaya sambil tertawa tidak jelas. Hanya ini yang bisa lakuin untuk tidak menahan tangisnya.

Suasana taman sekolah belakang ini membuat kesejukan tersendiri. Dipta yang bersedekap dada sambil bersandar di punggung kursi terus menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya. Alaya duduk tegang mencoba menormalkan detak jantungnya terus berpacu dengan cepat, karena hanya Dipta yang mampu membuatnya seperti ini.

"Terus?" Dipta melirik ke Alaya. "Karena itu lo mundur?"

"Nggak juga. Gue cuma pengin lihat lo bahagia," kata Alaya.

"Apa selama ini gue nggak bahagia sama lo?" Pertanyaan Dipta menusuk hati Alaya.

"Buat apa gue pilih lo?"

Alaya menutup telinganya dengan kedua tangannya, sesungguhnya dirinya tidak bisa menjawa pertanyaan Dipta. Sangatlah menjebak dirinya. Kalau boleh jujur Alaya kecewa, bukan karena ingin Dipta bahagia dengan gadis lain.

Tangan Dipta mengambil tangan mungil Alaya. "Apapun itu yang terjadi, lo harus kuat, Alaya."

"Walaupun lo putusin gue, tapi lebih baik kita seperti itu," ucap Dipta. Alaya terhanyut masuk ke pandangan Dipta.

"Bakal ada satu air mata pedih yang terjadi diantara kita."

"Terus janji sama gue. Tetap jadi Alaya yang seperti dulu," tutur Dipta membuat tangis Alaya pecah melintas di pipinya.

Tangan Dipta berpindah menangkup kedua pipi Alaya. Dengan lembut tatapan itu yang diberikan lelaki itu, mungkin ini adalah tuk terakhir kalinya diantara Dipta dan Alaya seperti ini.

The Knave BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang