YANG DI MULMED MBAK AYA☝🏻☝🏻☝🏻☝🏻
"Jadi lo kemarin beneran jalan sama Dipta?""Aaa, emang Aya paling jago ambil hati cogan!"
Alaya menggeleng lalu menyipitkan matanya melihat satu gadis pendek dan memiliki suara yang sangat nyaring alias cempreng, yaitu Sasa. "Gue nggak jalan sama dia,"
"Eh kutil, pakai telepati gue kemarin lo lagi pegang-pegang tangan Dipta di pinggir jalan!" pekik nyaring Sasa membuat Alaya tersedak.
Padahal ia sedang menikmati susu Mbok Darmi sambil jalan di pinggir lapangan tiba-tiba tersedak. Susu ini jajanan paling favorit di sekolah SMAN 27 Jakarta ini, bahkan Alaya wajib membelinya setiap hari bukannhanya sehat tapi ia ingin bertemu dengan Mbok Darmi yang sangat lucu dan menggemaskan. Terlihat konyol memang.
"Jadi? Yang teriak kemarin itu lo?!"
"Kok geblek ya?"
Sasa menyengir kuda. "Lagian so manis sih,lo! Pegang-pegang tangan cogan yang tak bisa dipungkiri isi dompetnya,"
"Gue ramal kalau lo nerima cinta Dipta, lo bakal dibeliin bunga satu kebun,"
"Ah, so sweet banget Dipta!" Sasa memeluk centil tubuh Alaya. Sasa memang cewek yang bertipikal genit, bahkan cowok-cowok yang mendekatinya sudah merasakan ilfeel duluan. Nasib Alaya memang seperti ini.
Alaya tertawa paksa lalu mendorong tubuh Sasa yang menempel di tubuhnya. "Eh kembaran Royco, gue nggak matre kayak lo,"
"Ah, lo payah. Zaman sekarang tuh berbeda,"
"Cewek mana yang nggak suka kalau lihat dompet cowoknya tebal?"
"Kalau gue jadi lo, gue minta beliin handphone yang buahnya kegigit, terus yang paling wajib dia mau nemanin gue manjain diri," kata Sasa yang sedang menghayal jauh ke surga sana.
"Di kasur?"
Alaya tertawa dan respon Sasa hanya memelas. "Kalau sama Dipta ikhlas gue mah," jawab Sasa lalu memeluk kembali tubuh Alaya.
"Gue sebagai pacarnya aja, nggak minta dimanjain Dipta di kasur, toh," ucap Alaya polos.
"Lo bilang apa tadi? Gue nggak denger." Sasa mendekatkan telinganya ke dekat bibirnya.
"Ralat!"
Sasa tertawa sambil loncat-loncat.
Banyak murid-murid yang melihat kelakuan Sasa dan Alaya. Sasa yang setia dengan loncatannya karena begitu hiteris mendengar gadis cantik itu berbicara hal tadi. Sedangkan Alaya yang sedang mencoba menutup mulut cempreng Sasa."Dip! Ada berita hmmpfft bahagia hmppftt..."
Alaya melotot sejak kapan ada Dipta di tengah lapangan yang sedang asyik dribble bola basket. Perasaanya tadi tidak ada siapapun di tengah lapangan, tapi sekarang ada penampakan Dipta.
Begitu sialkah hari ini? Apa Dipta mendengar ucapan Alaya tadi? Alaya berharap tidak. Dipta yang sekarang sedang bermain bola basket sendirian di lapangan dengan wajahnya yang tampan terkena sinar matahari, lalu sweater polos berwarna maroon yang melekat di tubuhnya.
Banyak murid-murid berlalu lalang melihat Alaya dan Sasa dan melihatnya sangat menjijikan.
"Itu kakak kelas kita?"
"Bukan, gue nggak punya kakak kelas kek gitu."
"Bukannya pacar kak Dipta? Centil banget sih,"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Knave Boy
Teen Fiction[END] [BOOK 1 : Dipta dan Alaya] Si Dipta, bule Milan asli Jawa. Bukan badboy, tapi dia knave boy yang mengartikan bajingan. Dengan teori lima menit berpacaran kemudian putus dengan sosok gadis cantik untuk menghindari adik kelas yang terus mengej...