BAB 28 : Kakak atau Adik? [Double Update]

16.6K 952 55
                                    

Part ini Lagi di revisi jadi di re-publis

Cek special part edisi Alaya dan Sello👆🏻👆🏻👆🏻

---

-The Knave Boy-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-The Knave Boy-

"Mau ke mana?" tanya Jeje sambil tersenyum manis melihat anaknya yang berdiri di depan kaca besar.

Anak pertamanya ini terlalu tampan. Bahkan dia hanya menggunakan celana pendek sedengkul, serta kaos polo polos berwarna maroon yang melekat di tubuhnya membuat ketampanannya tambah sempurna, serta sepatu boat yang membuat dirinya semakin gagah.

"Buat Alaya bahagia," jawab singkat Sello.

"Ma-maksud kamu?"

"Kasihan, Ma. Anak orang dibuat sedih mulu sama Dipta,"

"Kamu pacaran sama Alaya? Mas Dipta nggak marah ke kamu?"

  Sello menggeleng. Pacaran dengan Alaya? Bisa-bisa Dipta menghabisinya dan dijadikan tubuhnya seperti daging cingcang. "Iya kali. Di gorok, Ma."

  Kemudian Sello menghampiri Mamanya yang menunjukan wajah bingungnya. Pasti dia tidak akan mengerti akan hal ini. Alaya tetap milik Dipta, dan Sello tidak berniat untuk merebutnya.

"Kan dapat pahala buat anak orang bahagia."

Setelah itu Sello siap-siap ingin berangkat. Sebelumnya ia mengecup pipi Mamanya terlebih dahuli, dan Jeje masih tidak mengerti mengapa sekarang Alaya bersama Sello. Apa gara-gara semalam dirinya menyuruh Sello mengatar gelato ke rumah Alaya?

  Lalu bagaimana dengan Dipta?

Kepergian Sello. Rumah ini kembali menjadi hening, tidak lagi ada manusia yang beraktivitas kecuali dirinya. Sergio, Papa dari kedua anaknya itu akan pulang ketika tahun baru akan mendatang dan akan membuat pesta kecil-kecilan untuk menghabiskan waktunya bersama kedua anak-anaknya.

  Jeje fokus kembali fokus memasak nasi goreng untuk satu anaknya yang masih mengurung dirinya di kamar, pasti dia sedang tertidur pulas.

Tapi, ada suara kaki yang sedang berjalan. Benar saja ternyata Dipta sudah bangun, dengan segera Jeje menyambut ramah anaknya ini.

"Anak Mama, udah bangun. Sebentar nasi gorengnya belum jadi," ucap Jeje lalu di balas anggukan oleh Dipta.

"Sello, mau ke mana?" tanya Dipta pelan.

"Mas Sello, pakai Mas," bantah Jeje.

"Iya. Mas Sello, mau ke mana?" Dipta merasakam gelinya sampai ubun-ubun. Sejujurnya paling malas menyebut Sello dengan sebutan kakak, atau Mas dalam bahasa Jawa. Toh, mereka cuma beda satu tahun, bahkan Sello masih di sangka oleh orang kalau mereka sebaya.

The Knave BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang