Oke kita lanjut, maaf kalau gaje hahaha😭😭😭
---
"Kalau kamu mau bilang rindu jangan langsung tiba-tiba ya, takutnya aku pingsan karena terlalu bahagia."
-Alaya.
-The Knave Boy-
Jeje begitu pilu melihat anak lelakinya ini yang sedikit agak berubah. Sudah hampir seminggu lebih Dipta pulang dari Milan, dia banyak mengalami perubahan kecil, mulai dari tidak ingin banyak berbicara, selalu mengurung diri di kamar.
Bahkan wanita berparuh baya ini kelabakan harus memecahkan kebingungannya dengan kelakuan anaknya sekarang. Pendiam dan dingin, Jeje bertanya pun tidak dijawab. Jika ada yang penting baru dia jawab. Begitu dengan Sello yang terus mengkhawatirkan keadaan adiknya, dia tidak ingin menemui siapapun. Bahkan dirinya harus merahasiakan dari Alaya kalau Dipta sudah pulang ke Indonesia.
Suasana ruang makan ini menusuk kedinginan tidak ada satupun manusia yang membuka percakapan. Wanita berparuh baya ini melihat anaknya sibuk makan, mereka saling diam. Biasanya kalau makan pasti saja saling beradu omong. dari pandangannya juga kalau Dipta memang berubah, dia menjadi anak pendiam dan entah apa yang dipikirkannya.
"Mas Sello, Bisa antar gelato ke rumah Alaya?" tanya Jeje sembari membuka kulkasnya yang penuh dengan gelato, si kembaran eskrim.
Dia melihat isi kulkas menumpuk dengan gelato. Jeje sangat senang menyimpan hidangan manis itu, karena kedua anaknya sangatlah suka. Apalagi Dipta, anak terakhirnya sangat menyukai gelato rasa cokelat.
Dipta yang sedang menyantap makanan menjadi terdiam saat Mamanya menyuruh kakaknya untuk mengantarkan itu ke rumah Alaya. Berbeda dengan Sello yang merasa tidak enak dengan Dipta, sebelum menjawab pertanyaan Jeje. Dia menoleh ke arah Dipta yang tidak menolehnya lalu melanjutkan makannya.
"Jadi? Mau siapa yang antar?" Jeje merasakan dibuat tida enak suasananya.
"Dip, sana kasihin gelato ke Alaya."
"Lagian juga kasihan Alaya, lo belum ketemu-ketemu sama dia," ucap Sello
Tidak ada jawaban. Mereka masih menunggu jawaban dari Dipta.
"Aku ngantuk, mau tidur." Dipta beranjak dari tempat duduk. Malam ini akan ia habiskan oleh tidur.
Kedua manusia yang mematung ini menatap punggung Dipta dari belakang yang menaiki anak tangga, dia perlahan menghilang dari pandangan mata. Sello menatap sedih Jeje, dia merasakan perubahan sikap adiknya yang begitu drastis. Dia pecicilan, bahkan suka bicara kasar asal jeplak. Tapi sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Knave Boy
Teen Fiction[END] [BOOK 1 : Dipta dan Alaya] Si Dipta, bule Milan asli Jawa. Bukan badboy, tapi dia knave boy yang mengartikan bajingan. Dengan teori lima menit berpacaran kemudian putus dengan sosok gadis cantik untuk menghindari adik kelas yang terus mengej...