BAB 22 : Pesan Aneh

23.1K 1.1K 131
                                    

Bagus yang no berapa untuk cover?

Bagus yang no berapa untuk cover?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____

Dua mata saya, hidung saya satu, satu hati saya hanya untuk kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua mata saya, hidung saya satu, satu hati saya hanya untuk kamu.

-Alaya, si manusia kurang setengah ons.

-The Knave Boy-

"Serangan pertama, jangan buat lecet dulu," ucap Dipta kepada kedua temannya yang sedang menjadi pendengar baik.

Dia sekarang sedang memerintah dan merencanakan sesuatu agar nanti berjalam lancar. Kedua temannya ini hanya mengikuti apa kata Dipta, dan ini semua ide lelaki itu. Dipta benar-benar tidak bercanda soal beradu otot dengan Arsen. Siapa takut, dia tidak takut.

Kegiatan belajar mengajar juga sebentar lagi akan selesai. Tapi ketiga lelaki ini sudah keluar terlebih dahulu karena pelajaran sedang kosong tidak ada guru, dan sesuai perintah Dipta mereke pergi ke kantin untuk merencanakan semua ini.

Suasana kantin pun masih terbilang sepi, belum ada murid lainnya yang berkeliaran karena bel belum berbunyi. Dan ini waktunya yang tepat. Dipta seperti bos yang sedang meeting, dia berdiri kokoh di depan kedua temannya yang sedanh duduk malas mendengarkan Dipta berbicara.

"Tapi, lo yakin?" tanya Simon yang masih ragu kalau Dipta akan melakukan semua ini.

Dipta mengangguk semangat, takut menandakan pengecut. Arsen sudah coba-coba bermain dan mendekati Alaya. "Yakinlah, gila."

"Mending langsung gelut aja, pusing kepala gue," Bimo berkata.

"Apaan coba pakek serangan-serangan tai,"

"Tai lo lemparin, Dip. Ke muka si Arsen. Kesel gue," kata Bimo yang berturut-turut disetujui oleh Simon.

Kedua manusia ini menertawakan Dipta. Menurut Dipta terlalu banci kalau main langsung serang lebih baik berbicara baik-baik lalu berikan sebuah hantaman yang mematikan. Sejujurnya Dipta paling malas untuk berantem seperti ini, tapi kalau dibiarkan Arsen akan terus mencari celah.

The Knave BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang