BAB 24 : Alaya dan Sheren

21.5K 1K 63
                                    


-The Knave Boy-
Happy Reading

Ujian akhir semester pertama telah berakhir. Semua murid merasa lega setelah melewati beberapa hari yang menegangkan, bukan karena soalnya yang susah melainkan mendapatkan pengawas killer itu lebih ekstrem. Tidak mengapa, karena sehabis ini liburan akan tiba depan mata, rasanya menyenangkan. Tidak lupa juga sebentar lagi tahun baru akan tiba.

Sama halnya dengan tiga gadis yang sedang berkumpul di kelas yang telah kosong karena semua murid hampir sudah bubar sambil merencanakan liburan entah kemana. Terutama Sasa yang paling bawel menguruskan ini, Rhena dan Alaya hanya diam berkutik dengan ponselnya.

"Gimana kalau kita liburan di rumah gue? Kan irit duit," ucap Sasa kepada kedua manusia yang tengah terdiam.

"Ke Bali mahal, ke Singapore mahal, mending di rumah gue bantu Mama nyuci piring,"

"Woy!"

Alaya menegakkan kepalanya. Dia tidak bisa liburan bersama mereka karena sudah berjanji dengan Dipta akan berlibur ke kota kelahirannya, Milan. Kalau Alaya batalkan tidak mungkin yang pasti lelaki itu akan merasa kecewa karena dia sudah membelikan tiket pesawat.

"Gimana setuju nggak?"

"Nggak bisa, punya janji," kata Alaya membuat Alis Sasa menyatu. "Sama cogan, jadi mubazir kalau gue batalin."

"Cih, najis. Maksud lo si Dipta?"

Alaya mengangguk malu-malu kucing. Jadi tidak sabar berlibur dan tahun baruan bersama lelaki itu, ah tidak bisa dipungkiri rasa bahagia Alaya disana nanti.

"Btw, emang lo mau liburan kemana?" Rhena bersuara bertanya kepada Alaya.

"Ke Milan," jawab Alaya.

Kedua manusia ini membulatkan matanya hingga lebar. Tidak salah dengar, Alaya benar-benar mengucapkan hal itu. Kalau dia akan berlibur bersama Dipta ke Milan, ini tidak mustahil dan pasti akan terjadi.

Sasa heboh tidak karuan, dia terus menggeleng tidak percaya. "Bohong, ah,"

"Yaudah, tungguin aja, bego," balas Alaya kasar, Sasa memang seperti itu dia selalu tidak percaya apa yang ia lakukan bersama Dipta. Entah sirik atau apa, sudah banyak teman seperti itu.

"Inget Alaya, jangan bawa badan dua dari Milan," ucap Sasa diikuti tertawanya yang puas membuat Alaya kesal dan berdecih najis.

"Lo tau nggak? Gue mau ngapain di Milan?"

"Ngapain?"

"Honeymoon sama Dipta," ucapnya bercanda, tidak ada keseriusan. Respon Sasa dan Rhena adalah menjitak kepala Alaya.

Sasa menggeleng. "Gue kenal lo, lo adalah cewek polos-polos dongo. Jadi hati-hati sama Dipta, siapa tau dia agresif di kasur,"

"Goblok, Sa!" pekik Rhena.

"Percaya sama gue, gue tau tipe-tipe cowok kayak Dipta."

"Pacar gue nggak selaknat itu, ish," ujar Alaya sambil mengerucutkan bibir mungilnya.

Sesaat mereka bertiga mengobrol. Suasana kelas menjadi hening dan celah beku masuk ke dalam ruangan ini, ketika satu gadis cantik berstyle modis berjalan menghampiri mereka. Mampu membuat sepasang mata terdiam dan terpaku tidak bisa teralihkan.

"Alaya," sahut lembutnya sambil tersenyum manis.

Alaya tidak percaya. Dia bikin kerja otaknya lebih cepat lagi, mengingat lagi apa ada latihan teater untuk hari ini? Tidak ada, Arsen pun kalau ada latihan mendadak akan memberitahu terlebih dahulu. Tapi mengapa gadis yang terkenal cantik dan jago dance itu menghampiri Alaya?

The Knave BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang